Gencatan Senjata dalam Perang Sipil Yaman

Potret tentara Yaman yang sedang Berpatroli (Sumber: Anadolu Agency)

Pertikaian antara pemerintah Yaman dan pemberontak Houthi telah berlangsung sangat lama dan memakan korban yang banyak. Pemerintah Yaman mendapat dukungan dari Saudi, sementara pihak pemberontak mendapat dukungan dari Iran. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya resmi menyatakan bahwa kedua belah pihak telah menyetujui gencatan senjata. Gencatan senjata ini resmi berlangsung selama dua bulan penuh dan dimulai pada hari Sabtu (2/4/2022) pukul 19.00 waktu setempat bertepatan dengan dimulainya puasa bulan suci Ramadan di negara-negara Arab.

Para pihak telah sepakat untuk menghentikan semua operasi serangan militer, baik di darat, laut, maupun udara lintas perbatasan Yaman. Pemerintah Yaman juga mengizinkan 18 kapal bahan bakar untuk masuk ke pelabuhan Hodeida serta menyetujui adanya penerbangan komersial seminggu menuju Yordania dan Mesir agar tetap beroperasi dari bandara Sana’a (Yolandha, 2022). Gencatan senjata ini dibuat dengan harapan agar perdamaian yang lebih luas dapat terwujud. 

 

Asal mula Perang Sipil

Yaman merupakan negara termiskin di Jazirah Arab, negara ini terjerat oleh perang sipil yang terjadi selama tujuh tahun. Awal mula terjadinya perang tersebut, diawali dengan masyarakat Yaman pro-demokrasi yang melakukan demonstrasi untuk menggulingkan pemerintahan Ali Abdullah Saleh. Pada saat itu, Ali Abdullah Saleh sudah menduduki jabatannya selama 33 tahun, tetapi Saleh hanya menanggapi para pengunjuk rasa dengan konsesi ekonomi dan menolak untuk turun dari kursi jabatannya (Wintour, 2019). Saat aksi pengunjuk rasa memanas tepatnya pada tahun 2011 di jalan ibu kota Sana’a, dibuatlah kesepakatan yang dimediasi secara internasional. Sesudah itu, ada transformasi kekuasaan kepada Abdrabbuh Mansour Hadi dan reformasi konstitusi. Sayangnya hal tersebut ditolak oleh pemberontak Houthi Utara. Houthi merupakan gerakan Syiah Zaidi. Pertempuran antara pemerintah Yaman dan Houthi awalnya hanya terjadi di kawasan pegunungan Saada. Setelah itu, perang meluas hingga ke wilayah utara. Efek domino dari peristiwa Arab Spring menyebabkan adanya desakan bagi Presiden Hadi untuk mundur. Hal tersebut juga menyebabkan Houthi berhasil menyerang Yaman selatan dengan mengambil alih wilayah Abyan, Aden, dan Lahj (Tempo, 2018). 

Pada tahun 2015 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mensponsori pertemuan antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Houthi pada akhir bulan Oktober di Jenewa. Dengan tujuan menjalankan resolusi PBB dalam mengakhiri pertempuran, Houthi diminta untuk mundur dari kota-kota Yaman yang mereka rebut sejak tahun 2015. Resolusi tersebut disetujui oleh Dewan Keamanan. Sebelumnya, pada bulan Juni telah dilaksanakan pertemuan serupa, tetapi pertemuan tersebut gagal karena Houthi menolak penarikan pasukannya dari semua kota tanpa syarat (VOA Indonesia, 2015). Sampai hari ini, hubungan antara pemerintah Yaman dan Houthi masih bersitegang dan bahkan pada awal tahun 2022, koalisi Saudi melakukan penyerangan udara ke Yaman Utara yang merupakan markas besar Houthi (CNN Indonesia, 2022). Menurut data PBB pada akhir 2021, tercatat sebanyak 377.000 orang tewas karena perang dan pada awal 2022 tercatat sebanyak 17 anak tewas. 

 

Pelanggaran kemanusiaan di Yaman

Kondisi Yaman akibat konflik (sumber: The World Forum on Peace and Security)

 

Dengan konflik saudara yang terjadi di Yaman selama 2021, isu akan konflik bersenjata antara kelompok Houthi dan pemerintah menyebabkan berbagai pelanggaran HAM terjadi. Pada akhir tahun 2021, International Organization for Migration mencatat adanya sekitar 573,362 orang yang harus berpindah meninggalkan wilayah Ma’arib akibat perseteruan tersebut. Salah satu pelanggaran HAM yang terjadi di Yaman adalah upaya/aksi pembunuhan  terhadap 38 penduduk di Aden (daerah yang dikuasai oleh Southern Transitional Council) pada tahun 2021. Tidak hanya itu, masyarakat Yaman juga dilanda bencana kelaparan akibat hancurnya ekonomi. WFP (World Food Programme) memperkirakan terdapat sekitar 16,2 juta penduduk Yaman yang mengalami kerawanan pangan. Di tengah konflik bersenjata tersebut, masyarakat Yaman terus mengalami masalah kemanusiaan terkait dengan kerawanan pangan, kesehatan, serta keselamatan mereka. Dalam aspek kesehatan, UN Population Fund menyatakan bahwa hanya terdapat 20% layanan kesehatan bagi ibu dan anak yang beroperasi. Hal ini menyebabkan sekitar 48 ribu perempuan  di Yaman berisiko mengalami komplikasi kesehatan yang fatal saat tengah atau menjelang melahirkan (Amnesty International, n.d).    

 

Hubungan Arab Saudi & Iran terkait kasus di Yaman

Dengan banyaknya konflik ataupun krisis yang terjadi di Yaman, tidak lepas dari peranan kedua negara yang saling bermusuhan, yaitu Arab Saudi dan Iran. Di satu sisi, Arab Saudi ingin membantu Yaman karena banyaknya krisis kemanusiaan yang selalu bertambah. Di sisi lainnya, Arab Saudi juga bermusuhan dengan Iran karena mendukung Al-Houthi yang selalu menjadi penyebab tewasnya warga sipil yang bukan kelompoknya. Maka dari itu, Arab Saudi melakukan intervensi militer yang sebenarnya bertujuan untuk menumpas kelompok Al-Houthi. Tetapi warga sipil yang sering terkena dampaknya, sehingga Iran sempat menyindir Arab Saudi untuk menghentikan invasinya yang telah dilakukan selama tujuh tahun berturut-turut (Damhuri, 2021). 

Arab Saudi yang sudah memaksimalkan peranannya dengan murni untuk menjaga perdamaian bersama dengan Uni Emirat Arab, tetap tidak lepas dari gangguan kelompok Houthi yang selalu mampu mengusik dengan menyebarkan berita palsu yang menggiring opini publik. Salah satunya adalah berita tentang penyitaan kapal militer milik Uni Emirat Arab oleh Houthi di Laut Merah (Christiastuti, 2022). Arab Saudi yang secara tunggal selalu mengirimkan bantuan kepada Yaman bersikeras tidak menyerah karena yakin bahwa Yaman mampu lepas dari pemberontak dalam negerinya walaupun harus banyak pertumpahan darah. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya koalisi yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi untuk membumihanguskan sembilan gudang senjata milik Houthi di Yaman (Detik News, 2021). Arab Saudi menganggap invasi militer ke Yaman dengan menyerang pemberontak Houthi merupakan salah satu cara terbaik untuk menuntaskan penyebaran pengaruh Iran yang semakin meluas sampai ke kawasan Teluk Aden. Mengenai hal ini, Kedutaan Besar Arab Saudi menyampaikan fakta bahwa krisis di Yaman dapat terjadi sepanjang waktu dikarenakan adanya campur tangan dengan wujud alibi yang dilakukan oleh Iran terkait urusan internal Yaman, yang sejatinya ingin menghancurkan pertahanan dan keamanan pemerintahan Yaman (Clausen ML, 2015). 

 

Author: Tim Politics IRB News

Editor: Dustin Rashidi Hasan, Hafsyah Azzahra, Jennifer Clara Aprilia & Viranty Yulia Putri

 

Daftar Pustaka

Al Jazeera. (2022, April 2). Yemen’s warring parties agree to two-month truce, UN says. Conflict News | Al Jazeera. Diakses pada 18 Juni 2022, dari https://www.aljazeera.com/news/2022/4/1/yemens-warring-parties-agree-to-two-month-truce-un-says

Christiastuti, N. (2020, April 17). YouTube. Retrieved June 20, 2022, from https://news.detik.com/internasional/d-5883311/pemberontak-houthi-sita-kapal-militer-berbendera-uea-di-laut-merah?_ga=2.86073950.716425017.1655738951-741481427.1655738951

Clausen, M. (2015, September 11). Understanding the Crisis in Yemen: Evaluating Competing Narratives. Taylor & Francis Online. Retrieved June 20, 2022, from https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/03932729.2015.1053707

Damhuri, E. (2021, March 24). Sindir Arab Saudi, Iran: Bebaskan Rakyat Yaman! Republika. Retrieved June 20, 2022, from https://www.republika.co.id/berita/qqfj8h440/sindir-arab-saudi-iran-bebaskan-rakyat-yaman

Detik News. (2021, December 24). Gempuran Koalisi Arab Saudi Hancurkan 9 Gudang Senjata Houthi di Yaman. detikNews. Retrieved June 20, 2022, from https://news.detik.com/internasional/d-5869065/gempuran-koalisi-arab-saudi-hancurkan-9-gudang-senjata-houthi-di-yaman

Yemen Archives. Amnesty International. (n.d.). Retrieved June 19, 2022, from https://www.amnesty.org/en/location/middle-east-and-north-africa/yemen/report-yemen/

Yolandha, F. (2022, Juni 3). Gencatan Senjata Yaman Diperpanjang Dua Bulan. Republika Online. Diakses pada 18 Juni 2022, dari https://www.republika.co.id/berita/rcw5c0370/gencatan-senjata-yaman-diperpanjang-dua-bulan 

IRB News - Politics