Pilu di Balik Kemenangan Ferdinand Marcos Junior

Pidato Ferdinand Marcos Jr. setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden Filipina. (Sumber: Paudal)

Ferdinand Marcos Junior, akrab dikenal sebagai Bongbong Marcos, unggul dalam pemilihan umum Presiden di Filipina pada Senin (9/5/2022). Bongbong mendapat kemenangan yang telak dalam pemilihan tersebut. 

Dengan mengantongi lebih dari dua pertiga suara pemilih Filipina, Bongbong dan wakilnya, Sara Duterte, dipastikan berhasil menduduki kursi kepemimpinan dan menggantikan Presiden Rodrigo Duterte. Kemenangan Bongbong dianggap sebagai suatu kesuksesan untuk membawa dinasti Marcos kembali berkuasa setelah kepemimpinan ayahnya, Ferdinand Marcos Senior, yang tumbang sekitar 36 tahun silam. 

Akan tetapi, kemenangan telak Bongbong membuat sejumlah pihak mengernyitkan dahi. Sekitar 400 orang, yang sebagian besar adalah mahasiswa, melakukan protes di luar gedung KPU Filipina (Michaella, 2022). Mereka mencurigai adanya penyelewengan yang dilakukan pada pemilihan ini. Para aktivis demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) juga meminta rakyat Filipina agar menolak jika Bongbong memang benar menang dalam pemilihan tahun ini. 

Lantas, apa yang menjadi alasan kemenangan ini begitu kontroversial?

 

Filipina dalam Cengkraman Dinasti Marcos

Potret keluarga Marcos. (Sumber: BBC)

 

Ferdinand Marcos Senior merupakan presiden Filipina pertama yang terpilih untuk menjabat selama dua periode berturut-turut secara penuh dari tahun 1965 hingga 1986. Periode kediktatoran Marcos Senior ditandai sebagai salah satu periode tergelap dalam sejarah, dengan kebrutalan yang radikal, kemiskinan, meluasnya pelanggaran hak asasi manusia, dan korupsi yang mewabah. 

Di tahun 1972, ia mendirikan rezim otoriter yang memperbolehkannya tetap berkuasa dan menggunakan deklarasi Darurat Militer Marcos sebagai alat untuk menekan kelompok oposisi. Marcos juga mengendalikan militer dan kepolisian untuk menyiksa dan membunuh lawan-lawan politiknya.

Selama masa kepemimpinannya, lebih dari 60.000 orang ditahan, lebih dari 30.000 disiksa, dan diperkirakan sekitar 3.000 dibunuh (Susanto, 2022). Ribuan aktivis, jurnalis, dan tersangka pembangkang Filipina disiksa, serta banyak outlet media independen ditutup. 

Nama keluarga Marcos juga identik dengan penjarahan kekayaan negara dan kehidupan yang glamor. Keluarga ini diperkirakan telah menjarah uang negara sekitar 10 miliar dolar Amerika Serikat saat masih berkuasa. Dengan gaya hidup yang demikian mewahnya, keluarga Marcos acap kali menjadi sorotan publik, baik di dalam negeri maupun kawasan regional Asia Tenggara.

 

Berakhirnya Masa Keemasan Dinasti Marcos

Ada satu insiden yang akhirnya menjadi alasan terbesar kejatuhan Marcos. Korbannya adalah  Benigno Aquino, pemimpin politik oposisi, yang sebelumnya mengasingkan diri ke Amerika Serikat untuk menghindari kepemimpinan Marcos.

Ia memutuskan kembali ke Filipina dengan tekad memulihkan demokrasi di negaranya. Akan tetapi, sesaat setelah pesawatnya mendarat di Bandara Internasional Ninoy Aquino, dia ditembak mati. Pembunuhan tersebut mengejutkan seluruh Filipina sekaligus memicu amarah dan duka banyak orang. 

Pemerintahan Marcos Senior kemudian digulingkan dalam peristiwa Revolusi Kekuatan Rakyat (People Power) dan meninggal dalam pengasingan di Hawaii di tahun 1989. Keluarga Marcos pun dipaksa keluar dari Filipina. Setelah lima tahun dalam pengasingan, keluarga Marcos pulang ke Filipina dan mulai merintis jalan kembali menuju kancah politik.

 

Author: Anastazia Ivana

Editor: Dustin Rashidi Hasan, Hafsyah Azzahra, Jennifer Clara Aprilia & Viranty Yulia Putri

 

Referensi

Evans, B. G. (2022, May 10). Why the Marcos family is so infamous in the Philippines? BBC News. Diakses pada 19 Mei 2022, dari https://www.bbc.com/news/world-asia-61379915 

Heydarian, R. J. (2021, December 14). What is behind the resurgence of the Marcos dynasty? Elections | Al Jazeera. Diakses pada 19 Mei 2022, dari https://www.aljazeera.com/opinions/2021/12/14/what-is-behind-the-resurgence-of-the-marcos-dynasty 

Michaella, S. (2022, May 11). Tolak Marcos, 400 Orang Demo Quick Count Pilpres Filipina. IDN Times. Diakses pada 19 Mei 2022, dari https://www.idntimes.com/news/world/sonya-michaella/tolak-marcos-400-orang-demo-quick-count-pilpres-filipina/3 

Susanto, R. (2022, May 14). Kemenangan Marcos Jr. dan Pengaruh Disinformasi di Medsos. Kompas.com. Diakses pada 19 Mei 2022, dari https://www.dw.com/id/kemenangan-marcos-jr-dan-pengaruh-disinformasi-di-medsos/a-61783264 

Zhan, E. (2022, May 11). Mengapa Warga Filipina Khawatir Jika Ferdinand Marcos Junior Menangkan Pilpres? KOMPAS.Tv. Diakses pada 19 Mei 2022, dari https://www.kompas.tv/article/287464/mengapa-warga-filipina-khawatir-jika-ferdinand-marcos-junior-menangkan-pilpres 

Anastazia Ivana (IRB News - Politics)