Tari Kecak

Source: https://1.bp.blogspot.com/-9GX62NvgFeU/US1r-W8mLoI/AAAAAAAAAFc/SliUQdwCu7w/s1600/tari+kecak.jpg

Indonesia dikenal memiliki beragam tradisi dan adat istiadat di dalam masyarakatnya. Sudah tidak asing pula kita mendengar bahwa banyak orang luar negeri sangat tertarik dengan keunikan Indonesia. Mungkin dari kalian beberapa sudah mengetahui tentang tradisi yang ada di Indonesia. Membahas tentang tradisi Indonesia, ini adalah salah satu daerah yang mayoritas orang ingin mengunjungi tempat tersebut, yaitu Bali. Bali ini salah satu daerah yang tidak kalah menarik karena memiliki tradisi yang biasanya dijadikan hiburan setiap wisatawan atau turis ke Bali.

Tari kecak ini biasa disebut tari cak atau tari api. Tarian ini merupakan tarian pertunjukan yang sama sekali tidak diiringi dengan alat musik atau apapun. Namun, hanya diiringi dengan paduan suara sekelompok penari laki-laki sekitar berjumlah 70 orang yang berbaris rapih melingkar dengan memakai atribut kain yang bercorak kotak-kotak. Tarian ini termasuk tarian sakral yang didalamnya seoarang penarinya terbakar api. Namun memiliki kekebalan dan tidak akan menimbulkan bahaya.

Tari kecak juga sering disebut Tari Sanghyang, dan Tari kecak ini tidak hanya ditampilkan untuk hiburan saja melainkan untuk upacara keagamaan. Biasanya ada bagian dimana penari kemasukan roh untuk bisa berkomunikasi dengan para dewa atau para leluhur yang telah disucikan. Saat kerasukan, mereka juga akan melakukan tindakan yang diluar dugaan, seperti melakukan gerakan yang berbahaya atau mengeluarkan suara yang mereka tidak pernah keluarkan sebelumnya.

Tari kecak awal mula tercipta atas inisiasi dua tokoh, yaitu satu penari dari Bali, Wayan Limbak, dan seorang pelukis dari Jerman, Walter Spies. Tahun 1930-an mereka menciptakan Tari kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan juga bagian-bagian dari kisah Ramayana. Dan dipopulerkan oleh Wayan Limbak saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali dari sanggarnya. Para penari laki-laki yang menari kecak akan meneriakkan kata ‘cak cak cak. Dari situlah nama kecak tercipta. Selain suara teriakan alunan musik Tari kecak juga berasal dari suara krincingang yang dikenakan pada kaki penari pemeran tokoh-tokoh Ramayana. Mereka memainkan tarian yang diambil dari episode cerita Ramayana yang berusaha menyelamatkan Shinta dari tangan jahat Rahwana. Tidak terlalu sering, Tari Kecak ini melibatkan pengunjung yang tengah menonton aksi tarian tersebut. Hal ini adalah salah satu alasan mengapa Bali sangat berkesan sebagai wilayah tujuan wisata bagi pelancong dari luar negri. Kepopuleran tarian Kecak Bali di ranah kesenian dunia membawa tarian tersebut menjadi inspirasi di beberapa media, seperti sinema, musik, hingga video game.

Secara garis besar,Tari Kecak ini memiliki berbagai macam makna dan filosofi di antara lain :

  • Makna dan Filosofi

Tari Kecak adalah salah satu kesenian tradisional yang berguna untuk melestarikan kebudayaan Bali. Jalannya cerita di dalam tarian ini pada umumnya berupa tentang penculikan Dewi Sinta oleh Rahwan. Lalu dilanjutkan dengan Rama yang melakukan  berbagai cara untuk membebaskan Dewi Sinta dari cengkraman Rahwana. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meminta bantuan dari Dewa Hanuman.

 

  • Nilai Seni Tinggi

Walaupun tarian ini tidak diiringi oleh musik atau gamelan, akan tetapi Tari Kecak masih Nampak indah dengan penampilannya yang sangat kompak dan enerjik. Karena setiap gerakan yang dilakukan oleh para penari, akan selalu seirama serta mempunyai nilai seni tinggi. Walupun yang menontok tidak semua beragama Hindu dan tidak memahami tentang cerita apa yang diangkat di dalamnya namun, dapat dipastikan semua penonton akan menikmatinya.

 

  • Makna Pesan Moral

Tarian Kecak menghadirkan kiasan cerita yang mendalam dan mengandung pesan moral bagi setiap orang yang melihatnya. Misalnya kisah seorang Dewi Shinta yang sangat setia terhadap suami tercintanya. Selain itu kisah tentang burung garuda yang rela mengorbankan sayapnya demi menolong Shinta dari tangan Rahwana. Dari beberapa kisah yang diangkat inilah di dalam Tari Kecak memiliki penggambaran sifat buruk yang dimiliki Rahwana, yakni serakah dan megambil hak orang lain secara paksa.

 

Tari Kecak yang diadopsi dari Tari Sanghyang berubah dari tarian yang sifatnya spiritual (keagamaan) menjadi tarian yang bersifat menghibur dan juga memperkaya budaya tradisional Bali. Sebagai efek dari globalisasi Tari Kecak bisa diperkenalkan ke dunia internasional, dan dengan memperkanalkan Tari Kecak di dunia internasional membuat Bali sebagai daerah asal tari ini menjadi lebih dikenal yang pada akhirnya menarik. Tari Kecak secara tidak langsung juga menjadi pendongkrak ekonomi masyarakat dengan munculnya sanggar-sanggar penyedia Tari Kecak yang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Masih banyak lagi tradisi-tradisi yang perlu kalian ketahui di Indonesia, mungkin ada banyak pembelajaran yang kita dapat dari Tari Kecak ini. Semoga yang membaca bisa menambah pengetahuan lebih dalam lagi dari dari tradisi tersebut.

 

References

https://www.pegipegi.com/travel/sejarah-dan-asal-usul-tari-kecak-bali-yang-penuh-pesan-moral/

https://amp.kompas.com/regional/read/2021/12/22/215420778/tari-kecak-asal-usul-sejarah-pencipta-dan-makna

https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/foto/kecak-tarian-spiritual-khas-pulau-dewata

https://riverspace.org/tari-kecak/

Siti Fatimah Azzahra