IMBAUAN WHO UNTUK MENANGGUHKAN RENCANA BOOSTER VAKSIN? EMPAT NEGARA AKAN MENGABAIKANNYA
Sumber: CNN Indonesia
Dalam era pandemi COVID-19, imunitas tubuh adalah faktor utama yang harus dijaga dan diperkuat oleh setiap individu. Dapat dikatakan bahwa vaksin COVID-19 memegang peran yang penting karena vaksin dapat memperkuat imunitas tubuh. Namun, mendapatkan vaksin tidak menjamin seseorang akan kebal dari virus COVID-19. Walaupun telah mendapat suntikan dua dosis vaksin, semua orang harus tetap menjalankan prosedur kesehatan. Jika kita melihat situasi saat ini, walaupun ada vaksin, kasus COVID-19 masih meningkat di banyak wilayah di seluruh dunia bahkan terdapat varian baru dari virus COVID-19, seperti Varian Delta. Lebih parahnya lagi, banyak tenaga kesehatan yang terkena virus COVID-19. Melihat hal tersebut, muncul rencana untuk menerapkan vaccine booster atau dapat disebut dosis ketiga. Saat ini, terdapat 4 negara yang telah mempersiapkan rencana untuk menerapkan booster vaksin bagi warga negaranya. Keempat negara tersebut adalah Amerika Serikat, Israel, Perancis, dan Jerman. Rencana tersebut dibentuk agar dapat mencapai tujuan yang baik yaitu untuk menambah dan memperkuat imunitas warga negara mereka karena angka COVID-19 yang masih tinggi serta terdapat lonjakan kasus COVID-19. Akan tetapi, rencana ini dianggap dapat merugikan negara – negara yang berpenghasilan rendah.
Dapat dilihat bahwa untuk negara berpenghasilan tinggi, mereka dapat menyediakan 50 dosis untuk setiap 100 orang. Bahkan, di bulan Mei, jumlah dosis tersebut mengalami peningkatan hingga 2 kali lipat. Sedangkan di negara berpenghasilan rendah, untuk setiap 100 orang, mereka hanya dapat menyediakan 1.5 dosis. Hal tersebut dapat terjadi di negara berpenghasilan rendah dikarenakan kurangnya persediaan vaksin. Terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam persediaan vaksin antara negara yang berpenghasilan tinggi dan negara yang berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, alasan WHO memberikan imbauan untuk menangguhkan sementara rencana pemberian booster vaksin atau dosis ketiga adalah agar persediaan vaksin yang ada diarahkan terlebih dahulu ke negara – negara berpenghasilan rendah dimana memiliki tingkat vaksinasi yang tergolong rendah apabila dibandingkan dengan negara – negara berpenghasilan tinggi yang telah menggunakan persediaan vaksin dalam jumlah besar.
Walaupun pihak WHO telah memberikan peringatan dan penjelasan, empat negara tersebut masih bertekad untuk melakukan booster vaksin dimana mereka tidak mengikuti imbauan dari WHO. Keempat negara tersebut lebih berfokus untuk meningkatkan proteksi imunitas warga mereka masing – masing. Amerika Serikat berencana untuk memberikan dosis ketiga untuk warga yang memiliki gangguan pada sistem imunitas tubuhnya. Regulator kesehatan di Amerika Serikat telah menunjukan sikap dimana mereka percaya bahwa dosis ketiga diperlukan untuk warga yang imunitasnya terganggu. Berikutnya, Israel akan memberikan dosis ketiga untuk penduduk yang tua. Perdana Menteri Israel yaitu Naftali Bennett mengatakan bahwa warga yang memiliki usia diatas 60 tahun yang belum mendapatkan dosis ketiga akan 6 kali lebih rentan. Naftali Bennett pun berkata Israel tidak memiliki dampak yang besar pada persediaan vaksin di dunia karena negara Israel adalah negara yang kecil. Selanjutnya, Perancis akan memberikan dosis ketiga untuk warga yang imunitas tubuhnya lemah atau rentan serta pada orang tua dan rencana ini akan dilaksanakan saat bulan September.
Perancis menerapkan rencana ini karena sedang menghadapi gelombang keempat dari virus COVID-19 sehingga harus meningkatkan tingkat vaksinasi dan di sisi lain, sedang ada demonstrasi yang memprotes kebijakan pemerintah dalam menghadapi COVID-19. Lalu, Jerman pun akan memberikan dosis ketiga untuk warga yang tinggal di panti jompo, orang yang berusia sangat tua, dan warga yang menderita immunocompromised. Melihat penjelasan WHO mengenai ketimpangan vaksin, Jerman merespons bahwa disaat mereka menerapkan rencana pemberian dosis ketiga, mereka akan memberikan minimal 30 juta dosis vaksin ke negara – negara berpenghasilan rendah. Melihat hal ini, salah satu pejabat WHO bernama Dr. Bruce Aylward berkata bahwa apabila booster vaksin ditunda untuk sementara, maka akan sangat membantu WHO dalam meraih targetnya dimana 40% dari total seluruh penduduk dunia akan tervaksinasi pada bulan Desember mendatang. Para ahli pun telah berkata bahwa seluruh penduduk di dunia harus mendapatkan vaksin agar dapat mengakhiri pandemi COVID-19 sehingga dapat mencegah COVID-19 untuk bermutasi lagi seperti Varian Delta.
References:
BBC. (2021, August 5). Vaksin: WHO serukan penangguhan vaksin booster di negara maju agar negara seperti Indonesia tambah pasokan. Retrieved from BBC News Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58082028
CNN Indonesia. (2021a, July 1). Mengenal Booster Vaksin Covid dan Debat Ahli di Dosis Ketiga. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210701190803-199-662028/mengenal-booster-vaksin-covid-dan-debat-ahli-di-dosis-ketiga
CNN Indonesia. (2021b, August 6). Empat Negara Siap Booster Vaksin Covid, Abaikan Imbauan WHO. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210806175806-134-677486/empat-negara-siap-booster-vaksin-covid-abaikan-imbauan-who
Kar-gupta, S., & Copley, C. (2021, August 6). Ignoring WHO call, major nations stick to vaccine booster plans. Retrieved from Reuters: https://www.reuters.com/world/europe/french-president-macron-third-covid-vaccine-doses-likely-elderly-vulnerable-2021-08-05/
Mishra, M., & Nadeem, D. (2021, August 5). WHO calls for halting COVID-19 vaccine boosters in favor of unvaccinated. Retrieved from Reuters: https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/who-calls-moratorium-covid-19-vaccine-booster-doses-until-september-end-2021-08-04/
Sorongan, T. P. (2021, August 6). Abaikan WHO, Negara-negara Ini Nekad Suntik Booster Vaksin. Retrieved from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210806071844-4-266520/abaikan-who-negara-negara-ini-nekad-suntik-booster-vaksin
Author: Rafael Anggara Putra | IRB News
Editor: Uttari Kandha Ariwangsa | IRB News