Build Back Better World vs Belt and Road Initiative

(Source: CGTN)

Sebagai negara dengan ekonomi kedua terbesar di dunia, sudah sepantasny China dilibatkan dalam membangun dunia yang lebih baik. Namun, pada pertemuan negara anggota G7, tujuh negara industrial bekerja sama untuk merencanakan rencana pembangunan negara berkembang yang dinamakan Build Back Better World Initiative (B3W). Banyak yang berpendapat ini merupakan rencana dari AS untuk menyaingi mega proyek Belt and Road Initiative yang sudah dijalankan selama kurang lebih 8 tahun. Namun pada kenyataannya, dua proyek dari masing-masing kubu ini secara inheren saling melengkapi satu sama lain untuk pembangunan negara-negara di dunia.

Ketika melihat atau mendengar Amerika Serikat, seseorang mungkin langsung mengarahkan pikirannya ke power dari negara tersebut. Sudah sejak lama AS menyandang gelar sebagai negara superpower dan mampu memberikan pengaruh yang sangat signifikan kepada negara lain. Kekuatannya mungkin tersaingi oleh Uni Soviet pada era perang dingin. Namun sejak itu, belum ada cobaan berarti yang menganggu kekuatan Amerika Serikat, hingga datang China yang mengalami perkembangan yang sangat pesat jika dibandingkan dengan satu abad kebelakang.

China telah menjelma menjadi negara dengan kemajuan paling pesat dalam beberapa periode terakhir. Banyaknya pengaruh Beijing di negara-negara berkembang dan negara miskin berhasil membuat persaingan baru dalam hal power bagi Amerika Serikat. Pengaruh China sangat tersebar secara luas, mulai dari Asia Tenggara, sedikit negara Eropa, dan bahkan pengaruhnya hampir untuk semua negara di Afrika. Salah satu motivasi China dalam perkembangan pesat ini adalah momen kejayaan China di masa lampau yang berhasil membuat jalur penghubung antar negara. Silk Road yang mungkin merupakan dasar atau inspirasi pemerintah China saat ini untuk membuat projek besar-besaran yang dinamakan Belt and Road Initiative.

 

Belt and Road Initiative (BRI)

(Source: Ourpolitics.net)

Motivasi China untuk mengembangkan jalur perdagangan Silk Road di masa modern kini berhasil membuat China mampu menyaingi ekonomi Amerika Serikat yang sudah berada di puncak setelah lama. Bahkan, ada banyak prediksi yang menyatakan bahwa China akan menjadi negara dengan ekonomi tertinggi di dunia. Salah satu hal yang paling berpengaruh adalah proyek pembangunan dan investasi yang telah dilakukan China selama 8 tahun terakhir.

Hingga sekarang, proyek ini telah melibatkan sebanyak 140 negara, termasuk salah satu negara G7 yaitu Italia, dan puluhan organisasi internasional. Perjanjian kerjasama ini diperkirakan telah mengeluarkan dana sebanyak 3,7 Triliun Dolar AS untuk membangun sebanyak 2600 projek strategis. Hasilnya, berkat Belt and Road Initiative ini sistem transportasi di negara yang terlibat telah berkembang pesat dan telah menghubungkan lebih dari 100 negara baik dari darat dan laut.

Pada awalnya, proyek dari China ini menemui tantangan yang begitu besar, mulai dari kurangnya pengalaman dalam hal investasi, lalu kurangnya diterima dalam negara lain, hingga ketidakpercayaan pada saat pembangunan. Ini mungkin menjadi alasan negara G7, terutama Amerika Serikat belum memberikan perhatian khusus untuk proyek infrastruktur besar ini. Namun sekarang, perkembangan signifikan China berhasil membuat Amerika Serikat ketar-ketir untuk membuat hal yang serupa.

Proyek ini pada dasarnya fokus terhadap infrastruktur dasar dan tradisional. Pelabuhan, jalan raya, bendungan, jalur kereta api, pembangkit listrik dan fasilitas telekomunikasi. Sehingga untuk membangun proyek ini, biasanya akan diberikan dana investasi yang besar-besaran. Adapun dalam hal finansial, China akan lebih banyak bekerja sama dengan bank dan dana negara yang bersangkutan daripada memanfaatkan modal dari swasta, untuk menyokong konstruksi proyek di negara berkembang. Ini dilakukan untuk mendapat keuntungan dalam jangka menengah maupun panjang.

Build Back Better World (B3W)

(Source: Geopoliticalmonitor.com)

Menghadapi derasnya pengaruh China di negara-negara dari berbagai belahan dunia saat ini, 7 negara yang tergabung kedalam organisasi G7 menawarkan rival yang mereka anggap sepadan dengan Belt and Road Initiative. Inisiatif ini diperkenalkan pada saat pertemuan G7 pada tanggal 12 Juni 2021 kemarin. Menurut mereka, Proyek B3W merupakan kemitraan yang didorong oleh nilai dan transparan untuk menyediakan infrastruktur bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang mana ini sama saja dengan BLI milik China.

Maka dari itu, banyak yang menganggap B3W merupakan akal-akalan Amerika Serikat untuk melawan pengaruh kuat dari China. Dalam kata lain ini merupakan proyek kompetisi AS dalam melawan China. Namun, karena AS masih memikirkan risiko yang timbul karena biaya yang akan digelontorkan untuk ribuan proyek nanti sangat besar, maka AS mengajak negara G7 untuk bergabung. Berbeda dengan China yang berani untuk melakukan proyek ini sendirian karena mengincar keuntungan jangka panjang.

Di lain sisi, ada beberapa perbedaan antara B3W dengan BLI terutama dalam eksekusi proyek ini. Jika China sangat berfokus pada infrastruktur, B3W cenderung menggunakan hal-hal yang bersifat lebih verbal. B2W ingin agar adanya peninkatan dalam hal teknologi digital, kesetaraan dan keadilan gender, peningkatan sektor-sektor strategis seperti kesehatan hingga meningkatkan kepeduluan kepada anak-anak dan orang tua.

Terlebih lagi negara G7 sering melihat negara yang berpenghasilan menengah kebawah memiliki lapangan pekerjaan yang kurang bagus. Lowongan pekerjaan yang tidak banyak serta upah pekerja yang cukup rendah menjadi perhatian utama yang akan diperbaiki melalui proyek B3W nanti. Tetapi di lain sisi, karena ini pada dasarnya merupakan upaya AS untuk menentang Belt and Road Initiative, maka banyak yang menganggap proyek G7 ini tidak akan diimplementasikan, setidaknya dalam waktu dekat.

Negara Asia dan Afrika mungkin sangat merasakan dampak dari kemajuan China. Inisiatif China untuk menjalankan dan mengimprovisasikan kembali proyek Silk Road menjadi titik balik China menjadi negara raksasa seperti sekarang. Hal ini yang menjadi alasan dibalik AS bersama 6 negara besar lainnya melakukan kesepakatan untuk menghambat laju ekonomi China. Sehingga mereka membuat proyek tandingan dari Belt and Road Initiative milik China dengan merencanakan Build Back Better World. Namun, membangun kembali dunia tanpa China tampaknya akan susah. Apalagi dua proyek masing-masing kubu ini memiliki perbedaan sedikit sehingga jika disatukan akan menjadi perpaduan yang pas untuk membangun kembali dunia.

 

Daftar Pustaka

Al Jazeera English. (2021, July 7). What is China’s Belt and Road Initiative? | Start Here. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=j8zzL2aBo2M

DW News. (2021, June 13). G7 confronts authoritarian threats from China and Russia YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=YB10lpxj_Ng

Zhu, K. (2021, June 28). ‘Build Back Better World’ and the Belt and Road Are Not Necessarily at Odds. The Diplomat. https://thediplomat.com/2021/06/build-back-better-world-and-the-belt-and-road-are-not-necessarily-at-odds/

 

Author: Vincent Govandhi | IRB News

Editor: Uttari Kandha Ariwangsa | IRB News

Vincent Govandhi