Malam Bainai
Walaupun jodoh adalah takdir tetapi kita sebagai manusia harus berusaha mencari jodoh kita itu hingga nanti kita menjadi manusia yang pada hakikatnya berpasang-pasangan. Khususnya di Indonesia, untuk mencapai tahap menikahharus melewati banyak tahap seperti perkenalan orang tua, lamaran, lalu menikah, bahkan di beberapa daerah memiliki tradisi tersendiri sebelum hari pernikahan berlangsung, seperti di daerah Sumatera Barat yang memiliki tradisi Malam Bainai.
Malam Bainai adalah adat istiadat dari daerah Sumatera Barat atau Minangkabau yang berarti malam terakhir untuk calon pengantin wanita merasakan kebebasan sebagai wanita lajang sebelum pernikahan dan tujuan dari diadakan malam bainai ini adalah untuk menghindari calon pengantin wanita dari hal-hal buruk dan agar keluarga besar juga dapat berkumpul pada saat acara malam bainai (Azzura, 2021).
Pada acara malam bainai ini, calon pengantin wanita menggunakan pakaian adat yaitu selendang yang menyilang dibagian dada dan bagian bahu dan lengannya dibiarkan terbuka, lalu menggunakan hiasan kepala yang disebut Suntiang, tetapi Suntiangnya harus lebih rendah dan tidak serumit Suntiang yang digunakan ketika hari pernikahan. Acara dimulai dengan mandi-mandi, yaitu calon pengantin disiram dengan air yang dicampur dengan daun sitawa sidingin, yang menyirami calon pengantin adalah sesepuh dengan jumlah yang ganjil dan siraman terakhir dilakukan oleh orangtua calon pengantin. Setelah itu, calon pengantin dituntun orangtuanya menuju pelaminan dengan pijakan kain berwarna kuning,dankerabat lelaki dari calon pengantin harus menggulung kain pijakan tersebut setelah calon pengantin melewatinya.
Sampailah di proses terakhir, dimana calon pengantin wanita dipakaikan inai atau henna di 9 jarinya dan daun sirih untuk menutupi ibu jarinya yang dilakukan oleh keluarga calon pengantin.Keluarga akan membisikkan nasihat dan doa kapada calon pengantin ketika memakaikan inai atau henna di jari calon pengantin.
Seperti itulah proses malam bainai yang dilakukan calon pengantin wanita di Sumatera Barat. Tidak hanya di Indonesia, negara lain juga memiliki tradisi tersendiri sebelum upacara pernikahan berlangsung, seperti di Italy, ada tradisi bernama la serenata dimana calon pengantin pria bernyanyi diluar jendela kamar calon pengantin wanita di malam sebelum hari pernikahan, atau di Russia ada tradisi dimana calon pengantin pria datang kerumah calon pengantin wanita dan bertemu orangtuanya untuk membayar semacam mahar atau melakukan hal apapun sampai orangtua calon pengantin wanita puas. Dan yang terakhir ada tradisi dari india, tradisi Bernama upacara Mehndi ini mirip seperti malam bainai, yaitu di malam sebelum upacara pernikahan tangan dan kaki calon pengantin wanita dilukis dengan henna dengan tujuan menenangkan badan agar tidak panik ketika hari pernikahannya (Mattia & Park, 2020).
Masih banyak lagi tradisi-tradisi sebelum upacara pernikahan berlangsung di seluruh dunia, semua tradisi yang ada memiliki tujuan yang sama yaitu menjadikan 2 manusia menjadi berpasangan. Jadi bagaimana untuk pembaca khususnya yang dari Sumatera Barat, apakah akan melakukan malam bainai atau ada tradisi tersendiri yang dilakukan di keluarga kalian?
Bibliography
Azzura, D. (2021, Maret 12). Ilmu Sosbud & Agama. Retrieved from Kompasiana: https://www.kompasiana.com/danisyaazzura9789/604b7ec88ede481bd71cbc62/tradisi-malam-bainai-dari-adat-minangkabau
Mattia, N., & Park, A. (2020, Juni 11). Wedding Ceremony Ideas. Retrieved from Brides: https://www.brides.com/gallery/wedding-traditions-around-the-world
Rahmawati, F. (2020, Oktober 15). Sumut. Retrieved from Merdeka: https://www.merdeka.com/sumut/mengenal-tradisi-malam-bainai-upacara-jelang-pernikahan-yang-dilakukan-nikita-willy.html?page=all