Pemberontakan Antar Etnis di Ethiopia menjadi Mimpi Buruk bagi Jutaan Warga

Sumber: DW.com

 Pemberontakan diawali dengan adanya protes terhadap kepimpinan etnis Tigray yang mendominasi di politik nasional Ethiopia selama kurun waktu tiga puluh tahun terakhir hingga pada akhirnya seorang dari etnis Oromo, Abiy Ahmed, terpilih menjadi perdana menteri Ethiopia pada tahun 2018. Sebelumnya, etnis Oromo yang merupakan etnis terbesar di Ethiopia ini merasa terpinggirkan oleh kekuasaan etnis Tigray. Namun, setelah Abiy Ahmed mengambil alih, keadaan menjadi berputar arah dan etnis Tigray harus kehilangan sebagian dari pos militer milik mereka. Perasaan terpinggirkan pun dialami oleh etnis Tigray khususnya para Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). Pada saat itu, mereka mewakili rakyat Tigray untuk menyatakan mereka tidak lagi berasosiasi dengan pemerintahan Abiy Ahmed. Lalu, para pemimpin front pembebasan ini pun kembali ke daerah mereka dan hal ini dilihat oleh pemerintahan Abiy sebagai masalah bagi kestabilan negara Ethiopia. Kemudian, pada bulan Agustus 2020 telah dijadwalkan untuk pelaksanaan pemilihan umum, tetapi kegiatan tersebut terhenti karena adanya pandemi Corona. Namun disisi lain, tepatnya pada bulan September, etnis Tigray justru melakukan pemilunya sendiri dan tidak menganggap kedaulatan pemerintahan Abiy. Perdana Menteri Ethiopia itu pun menganggap hal tersebut sebagai suatu bentuk pengkhianatan dan pada akhirnya melakukan serangan militer ke kamp-kamp militer milik TPLF.

 

(AFP/Yasuyoshi Chiba)

Terjadi isu saling tuding dan saling klaim atas pihak mana yang bertanggung jawab terhadap serangan yang dilakukan. Terlepas dari hal tersebut, pemberontakan antar etnis Ethiopia ini menimbulkan dampak negatif bagi para warga sipil. Tercatat pada tanggal 12 November 2020, melalui laporan Amnesty International, jumlah pengungsi dari negara Ethiopia mencapai 25 ribu orang yang kebanyakan dari mereka mengungsi ke negara Sudan. Konflik pun terus terjadi hingga tahun 2021 ini. Melalui laporan dari The New York Times, terdapat sekitar 1,7 juta orang telah kehilangan rumah mereka akibat dilakukannya pengusiran dan terdapat puluhan ribu orang tewas akibat konflik ini. Pada bulan Juni ini telah dilaporkan setidaknya 350.000 orang Tigray dilanda kelaparan yang hebat melebihi kejadian di Somalia pada tahun 2011. Selain korban jiwa, terdapat serangkaian pelanggaran HAM terhadap etnis Tigray seperti pembersihan etnis, pelecehan seksual, pembunuhan, dan lain sebagainya.

Menurut berita terbaru, telah terjadi serangan di pasar Tigray yang dilakukan oleh militer Ethiopia pada tanggal 24 Juni 2021. Serangan tersebut melukai 180 orang dan menewaskan 64 orang. Tentara Ethiopia melalui Getnet Adane bertanggung jawab atas serangan ini, tetapi mereka membantah bahwa serangan mereka di tujukan kepada warga sipil. Mereka melancarkan serangan untuk menumpas para pemberontak dan menurut mereka warga yang tewas tersebut bukannya warga sipil, melainkan para pemberontakan (etnis Tigray) yang menyamar sebagai warga sipil. Banyak yang menentang militer Ethiopia karena serangan ini turut menewaskan anak-anak dan sangat tidak masuk akal apabila anak-anak tersebut merupakan pasukan pemberontak yang tengah menyamar.

Hingga saat ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa terus melakukan upaya penghentian untuk konflik ini, tetapi di sisi lain pemerintah wilayah Ethiopia berniat untuk memperpanjang serangan hingga September 2021.

 

 

Referensi:

Gedamu, Y. (2021, June 18). Amid war and instability, why the Ethiopian election matters. The Conversation. https://theconversation.com/amid-war-and-instability-why-the-ethiopian-election-matters-162939

Girma, M. (2021, June 16). Ethiopia’s election: the stakes are high amid fear, mistrust and violence. The Conversation. https://theconversation.com/ethiopias-election-the-stakes-are-high-amid-fear-mistrust-and-violence-162873

BBC News Indonesia. (2020, November 20). Krisis Tigray di Ethiopia: Apa yang terjadi? – penjelasan dalam versi pendek, sedang, dan panjang. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-54996885

Deutsche Welle (www.dw.com). (2021). Kronologi Eskalasi Konflik Tigray-Ethiopia. DW.COM. https://www.dw.com/id/kronologi-eskalasi-konflik-tigray-ethiopia/a-55617575

Dahir, A. L., & Marks, S. (2021, July 2). Tigray Rebels in Ethiopia Celebrate a Victory. The New York Times. https://www.nytimes.com/live/2021/06/29/world/tigray-ethiopia

Indonesia, C. (2021, June 24). Serangan Udara Ethiopia di Pasar Tigray, 64 Orang Tewas. internasional. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210624204626-127-659119/serangan-udara-ethiopia-di-pasar-tigray-64-orang-tewas

Iswara, A. J. (2021, June 25). Serangan Udara Etiopia di Pasar Tigray: 64 Orang Tewas, 180 Luka-luka. KOMPAS.Com. https://www.kompas.com/global/read/2021/06/25/103319070/serangan-udara-etiopia-di-pasar-tigray-64-orang-tewas-180-luka-luka

 

Author: Preity Uma | IRB News

Editor: Uttari Kandha Ariwangsa | IRB News

Preity Uma