Aksi Demonstrasi di Myanmar: Terbunuhnya Sejumlah Demonstran di Tangan Aparat Militer

Aksi kudeta yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap negaranya menyulut kemarahan secara global. Pasalnya, aksi ini dilakukan karena militer Myanmar tidak menyetujui hasil pemilu November 2020 silam terhadap lawannya yang menjalankan pemerintahan demokrasi, Aung San Suu Kyi. Pihak militer menuntut atas hadirnya 8 juta pemilih palsu kala pemilu 2020 silam. Buntut dari balas dendam militer ini adalah penahanan Aung San Suu Kyi dan sejumlah pejabat lainnya serta pengambilalihan kekuasaan pemerintahan kepada militer. Hal ini tentunya menodai Langkah demokrasi yang hendak dicapai oleh Myanmar. Namun, pemerintah dunia tidak hanya mengecam aksi kudeta tersebut karena merenggut hak berdemokrasi, tetapi juga mengecam adanya tindakan yang melanggar Hak Asasi Manusia, yaitu pembunuhan terhadap puluhan demonstran.

 

Sumber: Al-Jazeera

Sebelumnya, dilansir melalui BBC Indonesia, aksi protes berlangsung cukup damai sejak 1 Februari silam, tetapi menjadi memanas tatkala demonstran yang hadir semakin masif. Aksi demonstrasi yang cukup besar terjadi pada hari Minggu, 28 Februari 2021 di kota-kota besar seperti Yangon, Dawei, dan Mandalay di mana telah menewaskan kurang lebih 18 orang dan puluhan lainnya terluka serta terdapat 1.200 orang, termasuk jurnalis, yang ditahan. Aparat keamanan tersebut menggunakan cara kekerasan serta melakukan penembakan kepada sejumlah demonstran.

Sumber: [Stringer/ AFP]

Kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan ini turut dikecam oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, seperti dilansir melalui laman Twitter PBB. Lebih lanjut, beberapa aktor internasional pun mulai menyiapkan rencana mereka untuk pemulihan masalah Myanmar ini. Seperti ASEAN yang berencana untuk membantu untuk memberikan jalan keluar di antara rakyat sipil Myanmar dan pasukan militer mereka. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga ikut menyuarakan pendapatnya atas aksi di Myanmar tersebut. Ia mengajak negara lainnya untuk ikut mendukung rakyat Myanmar yang sedang berjuang untuk mengembalikan hak berdemokrasi mereka. 

 

Sumber:

Al Jazeera. (2021, March 2). ASEAN set for talks with Myanmar military as crisis escalates. Myanmar News | Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2021/3/2/asean-set-for-talks-with-myanmar-military-as-crisis-escalates

Al Jazeera. (2021a, March 1). World condemns Myanmar crackdown as 18 peaceful protesters killed. Myanmar News | Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2021/2/28/world-condemns-violent-crackdown-in-myanmar

BBC News Indonesia. (2021, March 5). Kudeta Myanmar: “Everything will be OK” – Duka untuk Kyal Sin, remaja perempuan yang ditembak mati aparat. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-56228503

JPNN.com. (2021, February 21). Dua Demonstran Tewas Dibunuh Polisi, Facebook Hukum Militer Myanmar. Www.Jpnn.Com. https://www.jpnn.com/news/dua-demonstran-tewas-dibunuh-polisi-facebook-hukum-militer-myanmar

Paddock, R. C., & Times, T. N. Y. (2021, March 4). Military Crackdown in Myanmar Escalates With Killing of Protesters. The New York Times. https://www.nytimes.com/2021/02/28/world/asia/myanmar-protests.html

Ratcliffe, R. (2021, March 1). “Myanmar is like a battlefield”: UN says at least 18 dead as security forces fire on protesters. The Guardian. https://www.theguardian.com/world/2021/feb/28/myanmar-protesters-clash-police-grenades-democracy-junta-fires-outspoken-un-envoy

Author: Preity Uma | IRB News

Editor: Uttari Kandha Ariwangsa | IRB News

Preity Uma