TPP vs RCEP Pasca Pilpres Amerika Serikat

Credit: straitstimes.com

Pada pemilihan presiden AS ke-59 yang diselenggarakan pada hari Selasa, 3 November 2020 yang lalu, pasangan dari Demokrat yakni mantan wakil presiden Joe Biden dan senator AS dari California, Kamala Harris berhasil mengalahkan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dan wakil presiden Mike Pence. Pada akhirnya Joseph R. Biden Jr. terpilih sebagai presiden ke-46 AS pada 7 November setelah memenangkan Pennsylvania, yang menempatkan total suara Electoral College di atas 270 yang berarti jumlah tersebut sudah cukup untuk meraih kursi kepresidenan.

Walaupun demikian, pemilu Amerika Serikat belum sepenuhnya usai karena Donald Trump masih mencoba berbagai upaya legal untuk memenangkan pilpres, namun Biden hampir bisa dipastikan akan menjadi Presiden AS selanjutnya. Dengan bergantinya kepemimpinan AS yang jatuh ke tangan Biden, tentunya ini adalah hal yang menarik untuk dibahas mengenai bagaimana AS akan berprilaku di dunia internasional termasuk dalam menyikapi pakta perjanjian perdagangan mereka terhadap wilayah Asia-Pasifik yakni TPP.

Trans Pacific Partnership atau TPP merupakan pakta perdagangan bebas antara AS dan negara-negara ekonomi utama Asia-Pasifik kecuali Tiongkok, dimana Tiongkok secara tegas tidak dimasukkan. Dibawah kepemerintahan Obama, TPP dinegosiasikan dengan salah satu maksud dan tujuannya adalah untuk menjalin hubungan ekonomi AS di kawasan Pasifik dengan menurunkan bea tarif serta berbagai hambatan lainnya dalam aktivitas perdagangan. Hal ini dilihat sebagai bentuk penyeimbang kebangkitan Tiongkok yang menegaskan TPP akan membiarkan Amerika, dan bukan Tiongkok yang memimpin perdagangan global.

Akan tetapi, dibawah kepemimpinan presiden Donald Trump serta politik anti-perdagangan di AS membuat partisipasi Amerika di TPP berakhir pada tahun 2017 dengan alasan perjanjian ini hanya menguntungkan beberapa negara untuk dapat melakukan aktivitas perdagangan di AS dan mengancam produk lokal. Tanpa partisipasi AS sebagai negara dengan pengaruh terbesar dalam TPP menjadikan pakta perdagangan ini menjadi kurang signifikan karena Amerika memiliki pasar ekspor yang sangat besar. Hal ini menjadikan RCEP yang merupakan saingan dari TPP dan dipelopori oleh Tiongkok menjadi lebih mendominasi di wilayah Asia-Pasifik.

Credit: ASEAN

Regional Comprehensive Economic Partnership atau RCEP merupakan pakta perdagangan bebas antara ASEAN, Tiongkok, Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan. RCEP dipandang dapat menjadi dasar untuk liberalisasi perdagangan dan investasi lebih lanjut di dalam blok tersebut. Akan tetapi, banyak negara di kawasan ini yang juga khawatir untuk memperdalam hubungan ekonomi dengan Tiongkok yang memungkinkan barang dan investasi Tiongkok membanjiri negara mereka namun akses ke pasar Tiongkok tetap terbatas. Kemungkinan ini menjadi alasan India menarik diri dari RCEP pada 2019 karena takut akan dumping barang-barang manufaktur Tiongkok serta defisit perdagangan yang memburuk.

Meskipun kehilangan salah satu anggota terbesarnya, RCEP tetap berhasil merampungkan Perjanjian dagang yang telah ditandatangani oleh 15 negara Asia Pasifik dan ini merupakan perjanjian dagang terbesar di dunia dengan melibatkan beberapa negara besar di kawasan ini. Itulah sebabnya dominasi RCEP telah mendorong seruan bagi pemerintahan Biden untuk mempertimbangkan bergabung kembali dengan Kemitraan Trans-Pasifik. Amerika membutuhkan cara untuk dengan cepat menegaskan tempatnya di masa depan ekonomi Lingkar Pasifik.

Mengingat perkembangan terkini di kawasan ini, termasuk perjanjian RCEP yang baru, AS merasa perlu merebut kembali kepemimpinannya dalam aturan perdagangan dan investasi, sebelum Tiongkok menyusun ulang kesepakatan agar sesuai dengan persyaratannya sendiri. Biden diharapkan mampu memulihkan posisi kepemimpinan global Amerika dan mengisyaratkan perubahan dari kebijakan Donald Trump, yang meningkatkan ketegangan dengan Tiongkok dan menarik diri dari pakta multilateral. Pemerintahan Biden perlu menyampaikan pesan bahwa AS kembali bermain di kawasan Asia-Pasifik dan ingin membangun hubungan yang lebih baik dengan sekutunya melalui tindakan kooperatif. Namun, pemerintahan Biden harus menghadapi pertentangan internal di AS terlebih dahulu dan memerlukan perubahan atau penambahan pada kesepakatan yang ada untuk mengumpulkan dukungan politik untuk ratifikasi kongres.

Terlepas dari pentingnya Amerika Serikat untuk kembali menyaingi Tiongkok di kawasan Asia-Pasifik, namun tampaknya tidak mungkin AS akan kembali ke Kemitraan Trans-Pasifik dalam waktu dekat, seperti yang diharapkan oleh Jepang dan lainnya. Saat kampanye presiden, Biden tidak menyebut rencana untuk mengembalikan negaranya ke TPP karena ia ingin berinvestasi pada pekerja Amerika dan membuat mereka lebih kompetitif dan menekankan perlindungan industri dalam negeri. Terlebih lagi, hal seperti ni akan membutuhkan negosiasi yang cukup panjang.

Hal ini patut dinanti bagaimana Biden akan bersikap kedepannya dalam melakukan perjanjian multilateral di kawasan Asia-Pasifik, dimana apakah kesepakatan perdagangan Asia-Pasifik yang baru akan diberi judul ulang, seperti Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) menjadi USMCA, karena Nama TPP masih menimbulkan kenangan buruk di kalangan kritikus dan CPTPP juga tidak jauh lebih baik. Atau bahkan mugkin saja Biden akan mempertimbangkan untuk menandatangani RCEP?

 

 

Sumber :

Donnan, S. (2020). New Pacific Trade Deal Is Biden’s Road Back to the TPP. Bloomberg. Retrieved from https://www.bloomberg.com/news/newsletters/2020-11-17/supply-chains-latest-new-pacific-deal-is-biden-s-road-back-to-tpp

Jozuka, E. (2020). TPP vs RCEP? Trade deals explained. CNN. Retrieved from https://edition.cnn.com/2017/01/24/asia/tpp-rcep-nafta-explained/index.html

Lawder, D. (2020). Biden says U.S., allies need to set global trade rules to counter China’s influence. Reuters. Retrieved from https://www.reuters.com/article/us-usa-trade-biden/biden-says-u-s-allies-need-to-set-global-trade-rules-to-counter-chinas-influence-idUSKBN27X00U

Schott, J. J. (2020). Rebuild the Trans-Pacific Partnership back better. PIIE. Retrieved from https://www.piie.com/blogs/trade-and-investment-policy-watch/rebuild-trans-pacific-partnership-back-better

Sorongan, T. P. (2020). Perjanjian Dagang Terbesar Dunia Diteken, Tapi Tak Ada AS. CNBCIndonesia. Retrieved from https://www.cnbcindonesia.com/news/20201116164806-4-202209/perjanjian-dagang-terbesar-dunia-diteken-tapi-tak-ada-as

thejapantimes. (2020). Prospects dim for early U.S. return to TPP despite Biden win. Retrieved from https://www.japantimes.co.jp/news/2020/11/09/business/us-return-tpp-joe-biden/

 

 

Author: Made Wirawan | IRB News

Editor: Andini Jasmin H. G. | IRB News

 

 

Made Wirawan