Charlie Hebdo
Para penganut Agama Islam dunia sedang dikejutkan dengan pernyataan dari seorang kepala negara yaitu Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Macron menuai begitu banyak kecaman baik dari publik domestik Prancis dan kecaman dari dunia Internasional khususnya dari negara-negara Muslim di Timur Tengah, karena tidak mengeluarkan larangan mengenai hal tersebut.
Hal ini bermula dari sebuah majalah satir sayap kiri Charlie Hebdo yang membuat sebuah karikatur Nabi Muhammad. Dengan dalih kebebasan berekspresi dan jurnalistik, mereka dengan mudah mendapat banyak kecaman.
Majalah Charlie Hebdo memang sudah terkenal sebagai majalah mingguan Prancis yang berbau satir. Majalah yang berhaluan kiri ini sering mengeluarkan kritik terhadap hal-hal yang berhaluan kanan termasuk isu politik hingga agama. Topik-topik andalan mereka biasanya sangat provokatif dan menunjukan sikap anti agama yang sangat keras.
Majalah yang berdiri pada tahun 1970 ini bahkan sudah 3 kali mendapat serangan karena terbitannya yang menyinggung karena menggambarkan sosok Nabi Muhammad dalam bentuk karikatur dan kartun. Serangan pernah terjadi pada tahun 2011, 2015 dan yang terbaru pada tahun ini. Serangan yang paling mematikan adalah serangan kedua dimana 12 orang tewas termasuk salah satu petinggi majalah tersebut dan orang-orang penting yang dikenal sebagai kartunis terkemuka di perusahaan tersebut.
Majalah Charlie Hebdo juga sedang gencar melakukan perlawanan atas kecaman yang diterima dari negara-negara mayoritas Muslim di Timur Tengah. Salah satu usahanya adalah dengan membuat sebuah karikatur yang menggambarkan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Presiden Turki tersebut menjadi sasaran Charlie Hebdo karena menjadi salah satu pemimpin negara yang paling gencar melakukan perang kata diikuti negara-negara Muslim lainnya. Erdogan bahkan sempat mengeluarkan pernyataan untuk memboikot produk-produk asal Prancis.
Referensi: