Dampak Pandemi Covid-19 di Indonesia Akankah Memunculkan Resesi?
Sumber: Kyrylo Shevtsov
Sudah 7 bulan lamanya sejak bulan Maret saat Covid-19 yang pertama kali melanda Indonesia bahkan melanda seluruh dunia yang cukup memberikan dampak yang sangat signifikan bagi kondisi di setiap Negara. Mulai dari sektor pemerintahan, pendidikan, dan sosial. Sektor yang sangat berdampak dari hal tersebut adalah sektor kesehatan yang semakin hari semakin menimbulkan korban positif covid, bahkan tak jarang banyak yang sudah kehilangan nyawa akibat terjangkit oleh virus ini.
Terlebih lagi di Indonesia yang telah merabah ke seluruh aspek pada sektor perekonomian sehingga membuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia menjadi sangat tidak stabil. Semenjak di keluarkan protokol Covid-19 oleh Kementrian Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 mengenai Panduan untuk mencegah dan mengendalikan virus Covid-19 baik Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi yang harus melakukan pembatasan sosial untuk menekan penyebaran virus Covid-19 ini.
Sehingga tak dipungkiri dampak adanya Covid-19 ini membuat Indonesia berada dalam kondisi yang terbilang sangat tidak stabil. Dikutip dari Liputan6.com, Pandemi Virus Covid-19 setidaknya memberi tiga dampak besar bagi perekonomian Indonesia. Yang membuat konsumsi rumah tangga atau daya beli jatuh sangat dalam. Padahal konsumsi 60% menopang ekonomi. Sebagaimana kita tahu, Indonesia lebih banyak sistem belanja domestik yang artinya masyarakat Indonesia lebih banyak melakukan jual beli dengan sesama masyarakat Indonesia saja daripada belanja di luar negeri.
Jika kembali pada masa perang dagang China dan Amerika yang saat itu cukup memberikan dampak yang besar bagi negara-negara yang menggantungkan ekonominya pada kedua Negara tersebut. Kondisi ekonomi di Indonesia saat itu masih aman-aman saja dan tidak berdampak sangat besar, ketika banyak Negara yang mengalami penurunan ekonomi karena adanya perubahan pada tarif pajak ekspor dan impor. Indonesia terlihat aman saja karena lebih banyak memakai anggaran dalam negeri dari pada luar negeri. Namun jika dibandingkan dengan situasi ekonomi Indonesia saat ini yang turun dratis akibat belanja dalam negerinya terganggu karena aturan yang mengharuskan seluruh masyarakat Indonesia untuk Stay Home / di rumah saja, tentu saja membuat komunikasi antar masyarakat menjadi sangat terbatas.
Selain itu, akibat pandemi virus Covid-19 ini menyebabkan peningkatan pengangguran di Indonesia mengalami kenaikan dratis. Karena banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat angka costumer yang turun drastis sehingga perusahaan diharuskan untuk mengurangi jumlah karyawan atau pemutusan hubungan Kerja (PHK). Dikutip dari Kompas.com, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa pun mengumumkan, tingkat pengangguran di Indonesia sendiri meningkat 3,7 juta orang akibat pandemi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga berada di kisaran 0% hingga minus 2%. Dikutip dari BBC.com, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada dikisaran -1,1% hingga positif 0,2%. Sehingga resiko akan terjadi penurunan lagi menjadi suatu yang sangat nyata, mengingat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diberlakukan kembali setelah kemarin sempat berada difase New Normal yang diharapkan bisa membuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia membaik tetapi malah terjadi sebaliknya dikarenakan terjadinya kenaikan jumlah masyarakat positif Covid-19 yang meningkat drastis. Tentu saja dibelakukannya kembali PSBB ini akan mengakibatkan ekonomi di Indonesia kembali menurun karena tingkat konsumsi masyarakat yang masih lemah, meskipun sudah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Sumber: ANTARA FOTO
Krisis ekonomi akibat Covid-19 ini pun dianggap lebih parah daripada krisis moneter yang terjadi ditahun 1998 yang saat itu perekonomian Indonesia anjlok sampai minus 13%, hal ini ditakutkan akan mengakibatkan resesi ekonomi karena adanya penurunan tajam dianggaran sektor rumah tangga sehingga mempengaruhi industri manufaktur dan sektor perdagangan yang semakin menurun.
Referensi
BBC.com. (26 Agustus 2020). Resesi ekonomi Indonesia jadi ‘risiko yang nyata’ – ekonomi diprediksi minus pada triwulan ketiga. Retieved From BBC.com: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53152994
Tirto.Id. (11 Agustus 2020). Bagaimana COVID-19 Mengubah Ekonomi Indonesia & ASEAN, Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/fWjv
Kompas.com. (28 Juli 2020). Akibat Covid-19, Jumlah Pengangguran RI Bertambah 3,7 Juta. Retrieved From Kompas.com: https://money.kompas.com/read/2020/07/28/144900726/akibat-covid-19-jumlah-pengangguran-ri-bertambah-3-7-juta
Liputan6.com. (30 Juni 2020). Sri Mulyani: Corona Beri 3 Dampak Besar ke Ekonomi Indonesia. Retrieved From Liputan6.com: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4292763/sri-mulyani-corona-beri-3-dampak-besar-ke-ekonomi-indonesia
Author: Berlian Anjung Sari | IRB News
Editor: Andini Jasmin H. G. | IRB News