INDONESIA MENGADU NASIB KARENA MINYAK KELAPA SAWIT

IRB NEWS – Uni Eropa akan menetapkan sebuah resolusi pelanggaran impor minyak kelapa sawit dari Indonesia pada tahun 2021 mendatang. Meskipun Indonesia berperan sebagai salah satu produsen dan pengekspor minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Hal ini dapat dilihat, pada tahun 2014 dari sekitar 59,6 Juta ton minyak kelapa sawit, hanya 31,3 Juta ton atau setara 52% berasal dari produksi Indonesia.

Uni Eropa menjadi pengimpor terbesar minyak kelapa sawit di Indonesia, karena tercatat pada tahun 2016 terjadi peningkatan hingga 3% yaitu dari 4,2 Juta ton produksi minyak kelapa sawit menjadi 4,4 Juta ton. Hal ini dikarenakan kebutuhan minyak kelapa sawit semakin meningkat. Sehingga, jika resolusi itu dijalankan maka perekonomian dalam negeri Indonesia akan menurun. Bukan hanya itu saja, kehidupan masyarakat pun menjadi terancam. Bagaimana tidak, hampir 13 Juta masyarakat Indonesia mengadu nasib terhadap industri kelapa sawit ini.

                  Sumber: cnnindonesia.com

Deforestasi yang berlebihan menjadi salah satu faktor yang dipermasalahkan, sehingga menimbulkan munculnya resolusi ini.  Tercatat deforestasi yang diakibatkan oleh kelapa sawit ini hanya berpotensi 8% terhadap deforestasi dunia dari 16 Juta hektare di seluruh dunia. Sedangkan, kacang kedalai memiliki kisaran yang lebih besar dalam menyebabkan deforestasi yaitu sekitar 19%.

Tetapi yang masih dipertanyakan adalah kenapa minyak kelapa sawit Indonesia yang lebih dipermasalahkan. Menurut resolusi, pada tahun 2050 kebutuhan terhadap minyak kelapa sawit di Eropa adalah sebesar 2 kali lipat dari tahun 2017. Dengan jumlah yang dikatakan cukup besar ini tentu menjadi daya saing yang sangat besar, di sisi lain Uni Eropa juga tidak mau kalah, sehingga Uni Eropa juga memasarkan sumber minyak nabati di benuanya sendiri.

Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menginginkan pemerintah untuk melobi Uni Eropa, sehingga resolusi itu dapat dibatalkan. Rosan Perkasa Rooslani selaku ketua dari Kadin melakukan kerjasama dengan Malaysia untuk meyakinkan Uni Eropa, bahwa minyak kelapa sawit merupakan bahan yang paling tepat untuk biodiesel dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Sesuai dengan kutipan CNN, Rosan di Menara Kadin (6/3) lalu bahwa, “Saya juga bicara ke Uni Eropa, diperlukan lobi-lobi, Indonesia harus memaparkan bahwa industri kelapa sawit Indonesia sudah melakukan business practice yang sustainable.”

Kesejahteraan masyarakat yang juga akan terancam jika dijalankan resolusi ini, maka hal ini menjadi salah satu acuan yang dapat dipakai dalam negosiasi di perundingan kerjasama ekonomi komprehensif Indonesia–Uni Eropa (Indonesia–EU Comprehensive Economic Partnership Agreement).

 

REFERENSI

Artharini, I. (2016, Februari). Upaya memastikan bisnis kelapa sawit Indonesia ramah lingkungan.

Gumelar, G. (2017, Mei Selasa). Lawan Resolusi Sawit Uni Eropa, RI Susun Dokumen Deforestasi.

Gumelar, G. (2017, Mei Selasa). Resolusi Sawit Uni Eropa Disinyalir Karena Persaingan Dagang.

SAH. (2018, Maret Selasa). Pengusaha Minta Pemerintah Cegah Uni Eropa Larang Impor CPO.

https://akcdn.detik.net.id/visual/2017/04/28/66ae9c46-2410-49e0-885b-b9df31ca2ffe_169.jpg?w=650

 

Reporter         : Lisa Marcelina        | IRB NEWS

Editor             : Aliani Andrea          | IRB NEWS