Ada Apa dengan Cina di ASEAN?
Cina merupakan salah satu negara dengan kekuatan utama ekonomi dunia dan telah melakukan kerjasama dengan ASEAN selama bertahun – tahun. Kerjasama yang dilakukan dalam berbagai bidang seperti kerjasama dalam bidang ekonomi, guna untuk meningkatkan hubungan perdagangan ASEAN dengan Cina. ASEAN-Cina Free Trade Agreement (ACFTA) merupakan perjanjian kerjasama ASEAN dengan Cina dalam perdagangan bebas. Perjanjian ini ditandatangai pada November 2002 yang diwujudkan pada tanggal 1 Januari 2010 dan mulai berlaku pada 1 Januari. Dan Kejasama ini telah membuahkan hasil dan telah berkembang pesat tiap tahunnya. (Asean)
Keberhasilan perjanjian dagang ini dibuktikan dengan meningkatnya ekspor Cina secara signifikan ke pasar ASEAN, terutama Indonesia sebagai anggota ASEAN karena strategi harga yang murah, meskikpun produk diekspor berkualitas rendah (Setiawan, 2012).
Dalam ACFTA negara-negara yang menjadi anggota perjanjian saling memberikan preferential treatment di tiga sektor, yaitu; sektor barang, jasa dan investasi. Hal ini bertujuan untuk memacu percepatan aliran barang, jasa dan investasi diantara negara-negara anggota ASEAN sehingga dapat terbentuk suatu kawasan perdagangan bebas (Kemenku, 2014). Dengan kerjasama ekonomi dibidang pertanian, perikanan, kehutanan, teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan sumber daya manusia, investasi, jasa, pariwisata, industry, UKM, lingkungan hidup, dan bidang lainnya yang terkait dengan kerjasama ekonomi. (Asean)
Menurut Swee-Hock kerjasama ini akan memberikan keuntungan ekonomi yang diperoleh, karena setiap tahunnya perdagangan antara Cina dan ASEAN tergolong berkembang dengan sangat cepat, dengan rata – rata tingkat pertumbuhan 20,8% sejak 1990 hingga 2003. Selain itu keuntungan juga didapat dalam bidang keamanan yang diawali pada Desember 1997 dengan kerjasama dalam transnasional non traditional security threats terutama dalam hal Drug Trafficking. (Hanggarini)
ACFTA merupakan program kerja masa depan ini juga untuk mencapai persamaan tujuan perdagangan dua arah dan investasi sebesar US $ 1 triliun dan US $ 150 miliar masing-masing pada tahun 2020. Dan sejak 2009, Cina terus menjadi mitra dagang terbesar ASEAN. Perdagangan dua arah ini mencapai Rp. 366.5 miliar pada tahun 2014, akuntansi 14.5% dari total perdagangan ASEAN. ASEAN menerima 8,9 miliar USD dalam investasi asing langsung (FDI) dalam arus masuk dari CINA, akuntansi 7,1% dari total arus masuk ke ASEAN pada tahun yang sama (Asean). Tarif rata – rata dari Cina untuk ASEAN pada periode 2015 – 2017 adalah 0,73% per tahun dan 0,56 per tahun pada tahun 2018. Tarif tetap Cina untuk beberapa item barang termasuk produk; kopi, teh, rempah – rempah, bensin, pupuk, plastik, kain pakaianm bahan tekstil, kulit, mesin, otomotif, dan mebel (Finance, 2015).
Perjanjian ASEAN-Cina Free Trade Agreement (ACFTA) pada periode 2016-2018, ribuan komoditas dari negara-negara anggota ACFTA akan menikmati pajak impor nol persen. Tetapi, dengan ekspor nol persen pada produk Cina ke Vietnam dan ASEAN ini telah meningkatkan kekhawatiran domestik akan penguasaan pasar. Hal ini memberikan tekanan pada produk dalam negeri khususnya produk pertanian karena banyak produk dari negara – negara membanjiri pasar Vietnam. Dengan menikmati pajak persen nol dan harga barang produk lebih murah daripada produk lokal Vietnam, seperti Thailand dan Cina dengan kesamaan hasil produksi. Menurut banyak ahli ekonomi menyatakan keprihatinan produk pertanian Vietnam akan terancam di pasar domestik jika pajak nol persen terus berlanjut. Produk Cina seperti kentang, bawang, kembang kol, jeruk mandarin, anggur, dan buah lainnya berada dalam persaingan sengit karena produk Vietnam sama dengan Cina, menurut wakil ketua asosiasi perkebunan Vo Mai. (bizhub, 2016)
Tetapi dalam mempertahankan pangsa pasar, ketua asosiasi pertanian Lai Xuan Mon mengatakan yang terpenting adalah bagaimana mengubah tantangan menjadi peluang yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk untuk memenangkan kompetisi di pasar domestik. Dengan memberikan informasi pada petani dan konsumen tentang pasar dan kualitas produk, seperti menurut ahli ekonomi Pham Chi Lan. (bizhub, 2016)
Referensi
Asean. (n.d.). ASEAN – China Free Trade Agreements. Retrieved April 5, 2017, from asean.org: http://asean.org/?static_post=asean-china-free-trade-area-2
Asean. (n.d.). Overview of ASEAN-China Dialogue Relations. Retrieved April 5, 2017, from asean.org: http://asean.org/?static_post=overview-asean-china-dialogue-relations
bizhub. (2016, November 15). ACFTA brings opportunities, challenges to farms. Retrieved April 10, 2017, from bizhub.vn: http://bizhub.vn/news/acfta-brings-opportunities-challenges-to-farms_282326.html
Finance, T. M. (2015, Febuari 12). The ASEAN – China Free Trade Area (ACFTA). Retrieved April 7, 2017, from mof.gov.vn: http://www.mof.gov.vn/webcenter/portal/mof/r/lvtc/htqt/hnhttc/ftas/acfta/acftagtc/acftagtc_chitiet?showFooter=false&showHeader=false&dDocName=MOF147953&_afrLoop=1655448410367179#!%40%40%3F_afrLoop%3D1655448410367179%26dDocName%3DMOF147953%26showFooter%3Df
Hanggarini, P. (n.d.). Interaksi Cina dengan ASEAN: Antara Kepentingan Nasional vs Identitas Bersama. Pengajar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Paramadina.
Kemenku. (2014, Febuari 6). ASEAN – CINA FTA. Retrieved April 5, 2017, from kemenkeu.go.id: http://www.kemenkeu.go.id/Kajian/asean-china-fta-dampaknya-terhadap-ekspor-indonesia-dan-cina
Setiawan, S. (2012, Mei 4). ASEAN-CHINA FTA: DAMPAKNYA TERHADAP EKSPOR INDONESIA DAN CINA1. Retrieved April 7, 2017, from kemenkeu.go.id: http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pkrb_01.%20ASEAN-CHINA%20FTA%20Dampak%20Ekspor.pdf