Pertarungan Partai Populis dan Partai Konservatif di Belanda

    Di Belanda, paham populisme akhir – akhir ini menyebar dengan kuat. Hal ini dapat dilihat dari kandidat pemilihan umum yang ada di Belanda. Ada 2 kandidat kuat yang mendominasi peilihan umum ini, yaitu Geert Wilders dan Mark Rutte. Geert Wilders adalah sosok politisi keturunan Indonesia-Belanda yang memiliki kebencian terhadap pendatang dan Islam, walaupun Wilders sendiri adalah seorang pendatang pindahan dari Sukabumi saat ia kecil. Paham yang dianut oleh Geert Wilders merupakan sebuah bentuk populisme yang tergolong ekstrim. Paham populisme banyak ditentang di beberapa golongan masyarakat termasuk ibu Geert Wilders sendiri. Melalui Paul dalam wawancara dengan DailyMail, ibunya memberikan pernyataan bahwa ia tidak akan memilih anaknya sebagai presiden karena Geert mengkambinghitamkan muslim demi kepentingan politiknya.

   Berbeda dengan Geerts Wilders, PM Mark Rutte menganut demokrasi liberal yang mendukung perdagangan dan perekonomian yang bebas, sehingga membuat PM Mark Rutte menjadi pilihan yang lebih baik daripada Populisme Geert Wilders.

     Paham populisme merupakan sebuah paham yang riskan untuk dijelaskan karena tidak ada kata – kata yang dapat dengan tepat mendefinisikan paham populisme itu sendiri. Populisme secara garis besar adalah sebuah ideologi politik yang berpihak kepada hak-hak dan kepentingan orang banyak, dan pastinya tidak berpihak pada elit dan pemerintah. Populisme ini menekankan pemerintah untuk mensejahterakan rakyat. Akan tetapi, populisme yang digunakan Wilders ini ditentang oleh warga Belanda, termasuk diskriminasinya terhadap pendatang sehingga banyak yang memutuskan untuk tidak setuju dengan populisme versi Wilders ini.

    Pada tanggal 15 Maret 2017, pemilihan umum dilaksanakan di Belanda. Geert Wilders mengalami kekalahan di beberapa wilayah. Hal ini menjadikan Mark Rutte, politikus sederhana yang berasal dari partai konservatif unggul dan memenangkan lebih banyak kursi dibandingkan partai populis PVV yang mengusungkan Geert Wilders. Hasil Pemilu di Belanda memberikan kelegaan warga di negara – negara Eropa sekitarnya atas kalahnya partai populis dan memberikan harapan baru di pemilu – pemilu yang akan diadakan di negara Eropa lainnya. Karena hasil awal menunjukan partai PM Belanda (People’s Party for Freedom and Democracy), Mark Rutte, berhasil menang dengan memenangkan 31 kursi dari 150 kursi (BBC News, 2017). Partai PM Rutte ini akan berkoalisi dengan partai Kristen Demokrat (CDA), dan Demokrat 66 (D66) untuk memimpin Belanda.

     Para pemimpin Eropa seperti Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah menelpon PM Rutte dan mengucapkan selamat, begitu pula dengan Perdana Menteri Luksemburg Xavier Bettel, yang memberikan ucapan selamat lewat Twitter. Mantan Presiden Parlemen Uni Eropa, Martin Schulz, juga merasa lega karena partai Wilders tidak berhasil berkuasa. (BBC News, 2017)

 

Referensi :

BBC, 2017. Kelegaan di Eropa: Partai anti-Islam Kalah di Pemilu Belanda, dalam http://www.bbc.com/indonesia/dunia-39287933

Tamara Nesya