Makanan Unik Tradisional Indonesia yang Jarang Diketahui dengan Manfaat Pentingnya Bagi Tubuh

Vinnca Natalia Christian (2301847594), Fida Usni Pratiwi (2301924265), Sharleen Calista (2440058952), Elisa Rosalia (2440076860)

  1. Tinutuan

Gambar 1. Tinutuan dari Manado Sulawesi Utara (Kompas.com)

Tinutuan atau bisa disebut dengan bubur manado merupakan makanan khas Indonesia dari Manado Sulawesi Utara. Tinutuan merupakan jenis makanan dengan menggunakan berbagai macam campuran sayuran. Bahan utama dalam pembuatan tinutuan yaitu beras, jagung, labu kuning, singkong, bayam, kangkung, kemangi dan daun gedi. Langkah pertama, yaitu rebus air hingga mendidih setelah itu cuci semua bahan-bahan hingga bersih agar tidak ada kotoran yang masuk ke dalam makanan. potong singkong hingga kecil-kecil. Setelah itu rebus labu kuning hingga lunak, lalu di haluskan. Untuk proses pembuatan bubur pertama-tama beras dicuci terlebih dahulu setelah dicuci masukan beras kedalam air yang telah mendidih lalu masukkan rempah seperti serai sambil diaduk agar tidak gosong. Selanjutnya masukkan jagung yang telah di iris-iris. Tunggu beras sampai berbentuk menjadi bubur. Jika beras sudah mulai berbentuk menjadi bubur masukkan singkong yang sudah potong-potong dan masukkan labu kuning yang sudah dihaluskan. Campurkan dengan garam secukupnya dan bawang putih. Langkah terakhir masukkan sayuran seperti bayam, kangkung, kemangi an daun gedi. Setelah semua sudah masak maka bubur siap dihidangkan. Sayuran yang digunakan dalam pembuatan tinutuan memiliki kandungan total antioksidan yang tinggi. Kandungan total antioksidan sayuran sangat bagus sekali untuk tubuh untuk melindungi sel dari kerusakan radikal bebas.  

2. Ampiang Dadiah

Gambar 2. Ampiang Dadiah dari Bukit Tinggi Sumatera Barat (Kompas.com)

Ampiang dadiah merupakan salah satu jenis makanan tradisional Indonesia yang berasal dari bukit tinggi, Sumatera Barat. Ampiang dadiah merupakan campuran dari dua jenis makanan yaitu ampiang dan dadiah. Ampiang, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan emping beras merupakan bahan pangan yang terbuat dari beras ketan yang telah ditumbuk hingga menjadi pipih sedangkan dadiah merupakan susu kerbau yang telah di fermentasi. Susu kerbau tersebut akan di fermentasi selama 2 -3 hari hingga bertekstur seperti puding. Sebelum susu di fermentasi, susu tersebut akan di saring terlebih dahulu, kemudian di pasteurisasi dengan suhu dan waktu yang telah ditentukan gunanya untuk membunuh mikroba yang tidak diinginkan. Kemudian susu tersebut di masukan ke dalam potongan bambu dan di bungkus dengan daun pisang serta diikat dengan karet gelang agar tertutup dengan rapat kemudian disimpan di tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung kemudian tunggu beberapa hari hingga susu menggumpal. Pada satu porsi ampiang dadiah biasanya berisi ampiang, dadiah, kelapa parut dan juga terdapat gula merah yang sudah cair. Gula merah tersebut akan di siram di atas seperti kuah. Ampiang dadiah ini akan lebih nikmat jika disantap saat dingin. Ampiang dadiah sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena ampiang dadiah mengandung dadiah yang dikenal dapat menjaga kesehatan sistem pencernaan, meningkatkan sistem imun, menurunkan kadar kolesterol, menjaga kesehatan jantung dan masih banyak lagi.

3. Botok Tawon

Gambar 3. Botok Tawon dari Banyuwangi Jawa Timur (Kompas.com)

Botok Tawon merupakan salah satu jenis makanan tradisional Indonesia yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Botok Tawon tergolong makanan yang cukup unik karena terbuat dari tawon yang masih ada di dalam sarangnya kemudian dicampurkan oleh bumbu-bumbu. Bumbu-bumbu yang digunakan dalam pembuatan Botok Tawon seperti bawang merah, bawang putih, kencur, cabai, tomat, belimbing wuluh, daun salam, lengkuas, dan santan. Biasanya setelah dicampur, Botok Tawon akan dibungkus dengan menggunakan daun pisang yang telah dibersihkan, kemudian dikukus sampai matang. Botok Tawon dikukus karena merupakan salah satu jenis pepes. Setelah selesai di proses biasanya Botok Tawon akan mengeluarkan kuah dengan sendirinya, sehingga hanya tinggal membuka bungkusan daun pisang dan dapat segera disantap atau dapat disantap dengan nasi serta lauk lainnya. Botok Tawon nyatanya memiliki manfaat seperti meningkatkan kekebalan tubuh karena adanya kandungan vitamin C di dalamnya, dapat menurunkan kolestrol, dan memperlancar peredaran darah. Selain karena manfaatnya yang baik untuk tubuh, Botok Tawon ternyata merupakan hidangan sacral masyarakat Banyuwangi. Biasanya Botok Tawon akan disajikan pada acara syukuran hingga acara pernikahan.

4. Mandai

Gambar 4. Mandai dari Kalimantan (Kompas.com) 

Mandai merupakan makanan tradisional khas Pulau Kalimantan yang sangat populer. Mandai adalah makanan fermentasi yang berbahan dasar kulit cempedak (Arthocarphus champeden) yang ditambahkan garam (Hidayat, Prabowo, Rahmadi, Marwati, & Emmawati, 2020). Dalam proses fermentasi mandai melibatkan bakteri asam laktat (BAL). Umumnya mandai dibuat secara tradisional dari dami atau kulit buah cempedak bagian dalam yang telah dibersihkan dan direndam dalam larutan garam. Mandai yang telah jadi, dicuci kemudian diberi bumbu dan dikonsumsi sebagai lauk teman nasi. Mandai memiliki rasa yang enak dan gurih dan tekstur yang menyerupai daging (Emmawati, Jenie, Nuraida, & Syah, 2015). Penambahan garam pada proses pebuatan mandai bertujuan selain untuk menambah cita rasa juga sebagai media pertumbuhan beberapa bakteri asam laktat (BAL) dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan pembusuk. Fermentasi mandai tersebut termasuk fermentasi spontan (Hidayat, Prabowo, Rahmadi, Marwati, & Emmawati, 2020). Dengan adanya proses fermentasi mandai ini merupakan salah satu upaya pemanfaatan limbah dari konsumsi buah cempedak. Umumnya mandai yang dibuat dengan baik akan bertahan hingga 1 tahun atau lebih. Lactobacillus plantarum dan Pediococcus pentosaceus merupakan bakteri yang terdapat didalam mandai. Kedua bakteri ini tergolong dalam  kelompok bakteri asam laktat (BAL). Bakteri Lactobacillus plantarum yang terdapat dalam mandai dapat dikarakterisasikan sebagai probiotik. Probiotik jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup akan memberikan kesehatan bagi manusia (Emmawati, Jenie, Nuraida, & Syah, 2015). 

REFERENSI: 

Emmawati, A., Jenie, B. S. L., Nuraida, L., & Syah, D. (2015). Karakterisasi Isolat Bakteri Asam Laktat dari Mandai yang Berpotensi Sebagai Probiotik. Jurnal Agritech35(2), 146-155.

Faridah, A., & Elida, E. (2018). Pengaruh Substitusi Jagung Manis Terhadap Kualitas Dadiah. Jurnal Pendidikan dan Keluarga, 9(2), 93.

Harmayani, E., Santoso, U., & Gardjito, M. (2019). Makanan Tradisional Indonesia Seri 1: Kelompok Makanan Fermentasi dan Makanan yang Populer di Masyarakat (Vol. 1). Yogyakarta: UGM PRESS

Hidayat, N., Prabowo, S., Rahmadi, A., Marwati., & Emmawati, A. (2020). Teknologi Fermentasi. Bogor: IPB Press.

Johanes, G., & Wijaya, P. (2020). Pengolahan daun gedi menjadi quiche dengan cita rasa Manado= Processing the daun gedi into quiche with Manado taste (Doctoral dissertation, Universitas Pelita Harapan).

Momuat, L., Fatimah, F., Wehantouw, F., & Mamondol, O. (2019). Total Antioksidan Dari Beberapa Jenis Sayuran Tinutuan Yang Ditanam Di Daerah Berbeda Ketinggian. CHEMISTRY PROGRESS4(1).

Momuat, L. I. (2019). Efek Pemanasan terhadap Total Antioksidan dari Beberapa Jenis Sayuran Tinutuan. Chemistry Progress3(2).

Suardina, I. N. (2013). Representasi Intuitif Etologi Lebah Madu: Penciptaan Karya Kriya Seni dengan Metode Multi-Kanal. MUDRA Jurnal Seni Budaya, 28(2): 185-195.

Surono, I. S. (2015). Indonesian dadih. Fermented milk and dairy products, Jurnal of Medical Science, 51(4),293