Melihat Sekilas Pameran Yayoi Kusama di Singapura

Yayoi Kusama seniman yang menjadi ikon dari avant garde Jepang mengadakan pameran museum pertamanya di Asia Tenggara Pada tanggal 9 Juni hingga 3 September 2017. Galeri Nasional di Singapura menjadi lokasi yang dipilih oleh tim Yayoi Kusama. Life is the Heart of a Rainbow (Kehidupan adalah Jantung Sebuah Pelangi) merupakan tajuk pamerannya saat ini.

Sebanyak lebih dari 120 karya seni Yayoi selama tujuh dekade, dipamerkan di sana. Ada beberapa karya yang bahkan belum pernah dipamerkan sebelumnya, begitu pula karya-karya ikonisnya yang populer. Yayoi punya karakter kuat dalam karya-karyanya. Ia identik dengan warna-warni cerah, polkadot, labu, motif jaring, dan penggunaan cermin.

Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Infinity Mirror atau Infinity Room di mana ruangan ini berisikan cermin dengan beberapa objek saja, sehingga menciptakan efek ‘infinity’ atau tidak terbatas. Ruangan ini juga kerap disebut sebagai ruangan paling ‘Instagrammable’ di Los Angeles.

Akan teteapi seperti karya Yayoi yang lain, Infinity Mirror punya makna mendalam di baliknya. Karya ini membawa kontemplasi seseorang untuk masuk ke dalamnya, seperti merasakan lapangnya luar angkasa dengan lampu-lampu bak bintang di sekelilingnya.

Yayoi memang tidak sembarangan menampilkan cermin, lampu maupun sekadar polkadot di karyanya. Titik-titik itu menandakan bagian dari semesta, seperti planet atau atom atau bintang. Seringkali ia membuat ruang lapang sehingga penikmat karyanya seakan berada di luar angkasa.

Ia juga identik dengan penggunaan labu dengan warna kuning dan hitam. Banyak karya, mulai lukisan sampai instalasi yang bisa diintip melalui lubang dalam kotak kaca, dengan tema labu. Penggunaan labu berkaitan erat dengan latar belakang keluarganya yang memiliki kebun labu. Sejak kecil Yayoi suka menggambar labu di sekolah. Menurutnya, labu adalah lambang kebersahajaan dan keseimbangan spiritual yang nyata.

Karya lain yang menarik adalah Narcissus Garden, berupa bola-bola stainless steel yang ditebar acak di lantai maupun air. National Gallery menggunakan satu ruangan khusus untuk 1.500 bola itu. Dinamakan Narcissus Garden, karena ‘taman’ tersebut membuat penikmat karyanya dapat melihat refleksi diri.

Karya Yayoi juga melibatkan anak-anak. Bekerjasama dengan Children Biennale yang juga sedang digelar di Galeri Nasional Singapura, mereka menyediakan satu ruangan dengan perabot serba putih. Anak-anak yang berkunjung bisa menempelkan stiker polkadot warna-warni di antaranya.

Di awal kariernya, Yayoi sebenarnya memiliki keterbatasan dalam menggunakan warna untuk karyanya. Namun belakangan, seniman berusia 88 tahun itu lebih memberanikan diri untuk menggunakan warna ceria, seperti polkadot warna-warni pada lukisannya belakangan ini.

Untuk dapat menikmati karya Yayoi Kusama, penduduk lokal harus membayarkan 15 dolar Singapura sebagai tiket masuk ke Galeri Nasional Singapura. Sementara itu bagi warga asing harus membayar 25 dolar Singapura untuk dapat berinteraksi bersama sekaligus menikmati filosofi hidup karya Yayoi.

Image Source : https://www.artsy.net/artist/yayoi-kusama