MENGENAL BUSANA ADAT KHAS YOGYAKARTA
Image: Acara tahunan Grebeg Mulud tahun ini dilaksanakan secara sederhana hanya diikuti pihak internal Keraton guna mengantisipasi penyebaran COVID-19
Source: https://statik.tempo.co/data/2020/10/29/id_977111/977111_720.jpg
Yogyakarta adalah salah satu kota yang penting dan historis di Indonesia. Di Yogyakarta, banyak sekali pengalaman bersejarah di Indonesia ada banyak di Yogyakarta. Seperti saat Indonesia dijajah oleh Belanda, banyak kerajaan di Indonesia dihancurkan dan adat-adat dari kerajaan itu dihapuskan. Dari semua kerajaan di Indonesia saat itu, keraton Yogyakarta tidak hapuskan oleh penjajah bahkan sampai membuat kontrak politik yang membuat sultan Yogyakarta untuk menjadi gubernur dari wilayah nya karena saat itu Pemerintahan Hindia Belanda mengakui asultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman untuk mengatur daerah nya sendiri. Tidak hanya di penjajahan Belanda, di zaman penjajahan Jepang juga membuat daerah Yogyakarta sebagai daerah istimewa atau Kooti dengan ketua nya Koo yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Jadi dengan banyak nya pengalaman yang bersejarah di Yogyakarta, dalam segi kebudayaan nya sangat di preservasi apalagi di bidang busana nya. Di busana Yogyakarta, banyak sekali busana tradisionalnya yang sangat ikonis sehingga dipakai oleh banyak orang luar Yogyakarta bahkan sampai banyak orang di Indonesia yang mengenal busana nya tetapi tidak terlalu tahu apa nama nya. Dengan banyak nya busana adat khas Yogyakarta, berikut busana adat khas Yogyakarta yang ikonis di Indonesia:
Image: Kebaya Beludru ala Dian sastro
Source: https://www.instagram.com/p/BwhRbpRhMYI/
- Kebaya Yogyakarta / Kebaya Beludru
Salah satu busana ikonis dari Yogyakarta adalah kebaya Beludru. Kebaya ini seperti kebaya lainnya tetapi dengan gaya ikonis khas Yogyakarta. Kebaya ini berbeda dari kebaya lainnya karena kebaya ini memakai kain beledru dan cenderung berwarna hitam. Tetapi bahan dari kain kebaya ini juga bisa digantikan dengan sutra, katun, dan lainnya. Kebaya ini juga menggunakan kain jarik, kain khas Yogyakarta. Kebaya Beludru juga biasanya dipasangkan dengan aksesoris – aksesoris yang cocok dengan kebaya nya, yaitu:
– Konde untuk tatanan rambut
– Sanggul merah, hijau, dan kuning yang melambangkan tri murti
– Sisir berbentuk gunung yang melambangkan keagungan Tuhan dan harapan terciptanya sebuah harapan
– Kalung tiga susun yang melambangkan tingkat kehidupan manusia (lahir,menikah, dan kematian)
– Gelang tanpa ujung pangkal yang melambangkan keabadian
Source: https://guratgarut.com/pakaian-adat-yogyakarta/
- Surjan
Salah satu busana ikonis nya lagi yaitu Surjan yang biasanya dipakai oleh kaum laki. Busana adat Yogyakarta ini biasanya digunakan di upacara adat Yogyakarta, seperti Grebeg. Surjan juga bisa dikenal dengan pakaian Takwa oleh masyarakat Yogyakarta. MotiF dari Surjan juga sangat beragam, tetapi surjan sering ditemukan dengan motif garis-garis membujur, kotak-kotak, dan beberapa hasil kombinasi antara garis vertikal dan garis horizontal lainnya.
Selain motif garis dan kotak, ada juga yang Namanya surjan ontrokusuma yang bermotif bunga. Surjan ontrokusuma biasanya terbuat dari kain sutra yang bermotif berbagai macam bunga. Surjan ini biasanya dipakai oleh bangsawan dan pejabat. Surjan biasanya ditemukan dengan warna yang lumayan gelap seperti coklat dan hitam yang dipadukan dengan kain jarik dan blangkon.
Image: kencongan yang pakai oleh seorang anak laki-laki
Source: https://budayanesia.com/wp-content/uploads/2020/05/Kencongan-800×800.jpg
- Kencongan
Kencongan adalah busana adat untuk anak laki-laki di Yogyakarta. Kencongan itu seperti surjan tetapi untuk anak laki-laki dengan warna yang dipakai biasanya lumayan terang. Biasanya kencongan memiliki aksesoris seperti selendang dan ikat pinggang / sabuk.
Image: Sabukwala Padintenan yang dipakai oleh sekelompok anak perempuan.
- Sabukwala Padintenan
Kalau kencongan adalah busana adat untuk anak laki-laki, sabukwala padintenan tiu untuk anak perempuan. Busana adat ini seperti kebaya lainnya tetapi untuk anak perempuan di Yogyakarta dan berupa kebaya katun yang dipasangkan dengan batik bermotif parang atau bulatan. Seperti kebaya beludru, sabukwala padintenan juga menggunakan aksesoris-aksesoris untuk melengkapi penampilannya. Aksesoris yang biasanya dipakai yaitu:
– Sanggul rambut
– Selendang
– Ikat pinggang atau sabuk yang memiliki bentuk kupu-kupu. Burung garuda, atau juga merak yang berwarna perak
– Kalung emas yang lengkap dengan liontin
– Gelang emas yang memiliki bentuk seperti ular
Image: pemakaian busana adat, ageng.
Source: https://www.yuksinau.id/wp-content/uploads/2020/04/Kesatrian-Ageng.jpg
- Ageng
Ageng adalah sebuah busanan yang biasanya dipakai oleh pejabat keraton. Dengan ciri khas nya terdiri dari jaas kalen yang berwarna hitam dan juga disertai motif keemas yang memiliki motif keris dan batik. Biasanya busana ini dilengkapi dengan topi yang memanjang ke atas setinggi 8 cm dan memiliki motif berwarna keemasan. Untuk melengkapi penampilan nya, sepatu yang berwarna emas juga dipakai untuk busana ageng.
Image: Kain jarik khas Yogyakarta
Source:https://grahabatik.com/motif-batik-jarik-jogja/66-kumpulan-motif-batik-jarik-jogja-terbaru-2020/
- Kain jarik
Kain jarik adalah kain batik dengan motif yang unik dan khas di pulau jawa. Kain jarik terkenal di jawa, khususnya di Yogyakarta dimana busana adat nya biasanya memakai kain jarik untuk melengkapi penampilan busana adatnya. Kain jarik sampai saat ini masih populer sampai bisa dibilang menjadi hal yg ikonis untuk memakai busana dengan kain jarik.
Image: Sri Sultan Hamengkubuwono X pada upacara midodareni
Source: https://www.satuharapan.com/uploads/pics/news_13_1382414186.jpg
- Blangkon
Blangkon adalah penutup kepala yang biasanya dikenal untuk di pakai di upacara adat jawa, khususnya daerah Solo dan Yogyakarta. Di Solo dan Yogyakarta blangkon memiliki gaya ciri khas sesuai dengan daerahnya. Di Solo, blangkon nya biasanya identik dengan kain batik yang sering digunakan. Warna batik yang biasanya digunakan itu adalah warna coklat, seperti batik Sogan. Perbedaan yang identik dari blangkon Solo juda dari bagian belakang blangkon nya yang datar dari pada blangkon Yogyakarta yang belakangnya yang menonjol.
Di Yogyakarta, blangkon memiliki banyak motif, yaitu:
– Motif modang memiliki makna kesaktian meredam angkara murka yaitu yang sebelum nya mengalahkan musuh dari luar harus terlebih dahulu mengalahkan musuh yang datang dari dalam diri.
– Motif kumitir melambangkan tidak mau berdiam diri dan selalu berusaha keras dalam kehidupan.
– Motif blumbangan yang berasal dari kata blumbang yang berarti kolam atau tempat yang penuh dengan air. Air itu di lambangkan sebagai sumber kehidupan
– Motif celeng kewengen yang melambangkan keberanian dan juga sifat jujur dan polos.
– Motif sido asih melambangkan harapan agar mendapatkan perhatian dari sesama dan saling mengasihi
– Motif jumputan memiliki arti yaitu memiliki beberapa unsur yang baik
– Motif wirasat memiliki arti yaitu harapan agar semua permohonan secara materi dikabulkan
– Motif truntum memiliki arti yaitu kehidupan manusia tidak lepas dari dua hal, gelap dan terang, bunga susah, kaya miskin, dan sebagainya.
Dengan budaya busana adat Yogyakarta yang bervariasi dengan adanya preservasi historis dalam budayanya membuat Yogyakarta sebagai kota yang bersejarah dan penuh dengan budaya-budaya ikonis, terutama di bidang busana adat nya yang dilestarikan dari dulu sampai sekarang.
Source:
–https://www.popbela.com/fashion/style-trends/hafidhza-putri-andiza/pakaian-adat-yogyakarta/5
– https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-yogyakarta/
– https://www.yuksinau.id/pakaian-adat/yogyakarta/#8_Jarik
–https://www.kompasiana.com/dewisundari/591bec387fafbdc01ebc102e/makna-blangkon-bagi-orang-jawa
–https://jabar.idntimes.com/life/inspiration/rully-bunga/pakaian-adat-yogyakarta-regional-jabar/5
– https://jogjaprov.go.id/profil/3-sejarah
–https://www.jogjaprov.go.id/berita/detail/8564-keraton-tampilkan-identitas-budaya-melalui-busana
–https://www.selasar.com/pakaian-adat/yogyakarta/#3_Pakaian_Untuk_Anak_Laki-laki_Busana_Kencongan