Makna Simbolik Bangunan Gereja Katolik
Sekitar tahun 1950 an, tata letak Gereja Katolik menyerupai teologi pengorbanan Kristus di kayu Salib. Maka itu, sepanjang sejarah gambar sketsa interior gereja katolik menyerupai bentuk Salib karena gereja dibuat sebagai tempat dikurbankannya Misa Kudus.
Pintu masuk utama di Gereja Katolik biasanya menghadap ke arah Barat. Kemudian ujung lainnya yakni Sangtuari Gereja tersebut diletakkan ke arah Timur. Sangtuari merupakan bagian depan Gereja yang biasanya berbentuk melingkar yang memuat altar, kursi imam ( sedilia ), dan ornamen-ornamen lainnya. Dahulu kala, Misa Kudus dirayakan dengan mengikuti ritus yang mewajibkan Imam menghadap ke arah yang sama dengan arah hadap umat. Maka itu, Imam dan umat bersama- sama menghadap ke Timur ( ad orientem ). Barat merupakan arah terbenamnya Matahari, sementara Timur adalah arah terbitnya Matahari. Tata letak gereja didesain yang mencerminkan Perjalanan Kristus ketika masih di dunia. Tiga pembagian ruang sirkulasi yang membagikan “zoning” umat menyerupai bentuk T yang memiliki dua arti, yakni “Jalan Keselamatan” perjalanan umat menuju Kerajaan Allah dan “Persatuan Umat”.
Bagian luar Gereja diibaratkan sebagai “dunia luar” yang penuh dengan godaan dan dosal. Kemudian kita memasuki Gereja untuk dibaptis dan menjadi anggota dari Gereja tersebut. Selesainya kita dibaptis, kita menghampiri jajaran kursi umat yang dinamakan navis dalam Bahasa Latin yang berarti kapal, melambangkan suatu perjalanan. Itulah mengapa jajaran kursi umat sebagai bagian paling panjang di Gereja Katolik. Ketika seorang katolik mengakhiri perjalanannya, tubuhnya akan diletakkan ke dalam suatu peti yang akan diletakkan di depan altar yakni di antara Sangtuari dan kursi umat. Sangtuari melambangkan Surga dan kursi umat melambangkan bumi, mencerminkan lambang “permohonan izin untuk masuk ke surga”. Makna Sangtuari sebagai Surga dan navis sebagai bumi menjadi alasan mengapa petugas-petugas liturgi harus berlutut untuk memberi hormat ketika naik atau turun dari Sangtuari. Makna surga dari Sangtuari tersebut juga dapat terlihat dari Sangtuari yang merupakan bagian dari gereja yang paling terang.
Bangunan Gereja Katolik tidak hanya dibuat menyerupai Salib, tetapi juga menyerupai Kristus yang di Salib. KepalaNya terletak di Sangtuari yang melingkar. Maka itu, banyak gereja-gereja kuno yang sangtuarinya dibangun condong mengarah ke satu sisi,melambangkan kepala Kristus yang ketika di salib miring ke arah satu sisi.
Secara keseluruhan, interior-interior yang terdapat dalam Gereja Katolik berbentuk secara geometris dan simetris, karena hal tersebut melambangkan kesempurnaan dan keagungan Tuhan dalam menciptakan hubunganNya dengan umat-umatNya. Bentuk simetris tersebut juga memiliki arti ketenangan, kekokohan, diandalkan yang merupakan sifat- sifat perlindungan yang dicari oleh manusia. Selain itu, penonjolan struktur geometris pada plafon mengandung arti keagungan, kebesaran dan penghormatan kepada yang Maha Kuasa. Struktur plafon yang tersusun vertikal menggambarkan wujud bangunan Gereja sebagai rumah Allah.
REFRENCES :
https://jonathanhoseana.wordpress.com/2015/01/06/mengagumi-sisi-teologis-di-balik-desain-gereja-katolik/http://www.imankatolik.or.id/SIMBOLISME%20LITURGI%20EKARISTI%20DALAM%20GEREJA%20KATOLIK.html