KOMIK INDONESIA ERA 60-70an
KOMIK INDONESIA ERA 60-70an
Di zaman sekarang, komik merupakan salah satu pilihan hiburan bagi banyak orang terutama anak-anak dan remaja. Kita pasti mengenal dengan kata manga ( komik asal jepang ) atau manhwa ( komik asal korea ). Banyak sekali komik yang dibuat oleh seniman-seniman dari berbagai manca negara, bahkan Indonesia. Indonesia juga pernah melewati masa jayanya dalam industri komik terutama pada era tahun 60-70an. Di era tersebut, banyak sekali seniman-seniman Indonesia yang membuat komik yang dipenuhi oleh karakter-karakter yang unik dan cerita- cerita yang banyak diangkat dari dongeng rakyat. Yuk, kita simak bagaimana perkembangan industri per-komikan di Indonesia dan siapa saja yang telah berjasa dalam perkembangan komik indonesia.
Awal Perkembangan Komik Indonesia
Berdasarkan penelitian oleh Marcell Bonneff, perkembangan komik Indonesia diawali dengan kemunculan komik strip di koran-koran.Salah satunya adalah komik karya Kho Wan Gie yakni Put On. Put On merupakan komik strip yang dimuat di majalah mingguan Sin Po pada tahun 1931-1960. Komik ini terbit setiap hari Kamis dan berakhir bertepatan dengan tutupnya majalah Sin Po pada masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1942. Namun, komik ini muncul kembali di tahun 1947 di majalah Pantja Warna.
Seiring berjalannya waktu, gaya-gaya gambar komik Indonesia mulai dipengaruhi oleh gaya komik-komik Amerika, Eropa dan Tionghoa. Salah satu komik yang memiliki gaya yang terinspirasi dari komik barat adalah Putri Bintang karya John Lo di tahun 1954. Sosok tokoh Putri Bintang tersebut memang terinspirasi dari salah satu tokoh superhero yang ternama di Amerika, Wonder Woman. Akan tetapi, Putri Bintang memiliki teknik-teknik bela diri yang berciri khas lokal di dalam komiknya.
Era Kejayaan Komik Indonesia
Komik-komik di Indonesia mencapai kejayaannya di tahun 60 hingga 70an. Begitu banyak karakter-karakter komik yang di idamkan dan disukai oleh masyarakat pada jamannya seperti Gundala Putera Petir, Si Buta dari Gua Hantu, dan lain-lain.
Ada 3 tema komik yang terkenal pada masa itu, yaitu romantis, silat, dan superhero. Karakter-karakter superhero mendapatkan pengaruh dari komik Amerika, akan tetapi dipadukan dengan cerita dan nuansa lokal agar bisa dinikmati oleh masyarakat Nusantara.
Komikus-Komikus Indonesia Pada Era Jayanya
Tentunya kita tidak boleh melupakan para komikus-komikus Indonesia yang telah membuat komik-komik Indonesia menjadi begitu terkenal dan dicintai oleh banyak masyarakat Indonesia pada masanya. Berikut adalah beberapa komikus-komikus Indonesia yang terlibat dalam berkembangnya komik di Indonesia.
A. Kosasih
Sosok ini dikenal dengan julukan “Bapak Komik Indonesia. Beliau lahir di Bogor pada tahun 1919 dan memiliki latar belakang yang ningrat sehingga Ia mendapat kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya di Holland Indische School. Di masa mudanya, beliau hobi membaca literatur fiksi dan cerita Tarzan adalah cerita favoritnya. Kegemarannya inilah yang menjadi awal dari kesukaannya dalam dunia ilustrasi dan perjalanannya sebagai komikus
Komik perdana dari A.Kosasih adalah Sri Asih di tahun 1954, yang menjadi pelopor komik yang bertema wayang. Beliau juga mencapai kesuksesannya setelah membuat komik yang diadaptasi dari cerita Mahabharata dan Ramayana dan komik ini juga sempat di diterbitkan ulang oleh PT Elex Media Komputindo di tahun 90an.
Ganes TH
Beliau adalah pria asal Tangerang yang lahir pada tanggal 10 Juli 1935. Sebelum memasuki dunia komikus, Ia sempat tidak menyelesaikan kuliah akibat kendala keuangan. Ia bahkan sempat memenuhi kebutuhan finansialnya dengan menggambar tirai warung makan pedagang kaki lima. Ia mulai mempelajari teknik melukis ketika Ia menjadi asisten seorang pelukis keturunan Tionghoa bernama Lee Man Fong.
Karya Ganes yang ternama seperti Si Buta dari Gua Hantu menjadi nenek moyang dari komik silat. Komik tersebut sangatlah populer hingga sempat diadaptasi menjadi film layar lebar di tahun 1970. Nuansa-nuansa kearifan lokal yang terdapat pada komik-komiknya menunjukkan betapa Ganes mencintai Tanah Airnya. Karya Ganes lainnya yang tidak kalah populer adalah “Kalijodo”, “Serial Reo Manusia Serigala” dan “Djampang Jago Betawi”.
Jan Mintaraga
Beliau dikenal dengan karya komik-komiknya yang menampilkan tema cerita dan gaya gambar yang bernuansa kebarat-baratan. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 8 November 1942 dan menjalani pendidikannya di Akademi Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta dan Institut Teknologi Bandung. Jan juga sempat menimba ilmu dari komikus legendaris Indonesia R.A Kosasih secara langsung.
Komik perdana dari Jan Mitaraga adalah “Cinde Laras ( Arya Guna )” di tahun 1965 dan Jan sempat masuk ke dalam jajaran komikus dengan bayaran termahal di masa itu. Komik romannya yang paling populer adalah “Sebuah Noda Hitam” (1968) dan “Tiup Bersama Angin” (1967) yang terinspirasi dari lagu karya Bob Dylan. Selain berkarya dalam dunia komik, beliau juga merupakan seorang ilustrator dan pernah menerbitkan buku berjudul “Menggambar Tubuh Manusia”.
Bagaimana menurut kalian? Keren bukan? Ternyata Indonesia tidak kalah tanding dalam membuat komik-komik yang dipenuhi oleh karakter-karakter yang unik dan cerita-cerita yang seru. Tentunya, kita juga tidak boleh melupakan jasa para komikus-komikus Tanah Air yang telah membantu dalam perkembangan komik-komik Indonesia.
sumber :
- https://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.internationalhero.co.uk/p/putribin1.jpg&imgrefurl=http://www.internationalhero.co.uk/p/putri.htm&tbnid=RCeGkm7IVLb5yM&vet=1&docid=qKk_itD-GuZcOM&w=200&h=288&source=sh/x/im
- https://images.app.goo.gl/1moZcctUi9djmpHF8
- https://images.app.goo.gl/SYqkgdo1ifu8pe697
- https://images.app.goo.gl/aGnYGNvYL9WFhN7K6
- https://images.app.goo.gl/aNAMxmKyAEMBg6hX6
- https://tirto.id/komik-jan-mintaraga-mendobrak-rezim-moralisme-orba-cQif