RUPA RUPA: DIBUANG SAYANG

Rupa-Rupa 2018: Dibuang Sayang

Rupa-Rupa merupakan bentuk pelaksanaan program tahunan P2M (Pengabdian Pada Masyarakat) yang diselenggarakan oleh HIMDKV Binus University melalui kegiatan sosial berbasis seni & desain. Tahun ini, Rupa-Rupa mengangkat tema “Dibuang Sayang”. Nawwar Shafy sebagai ketua Rupa-Rupa tahun ini mengatakan bahwa dengan mengangkat tema tersebut, kegiatan kali ini hendak menyampaikan pesan bahwa sampah yang selama ini kita buang begitu saja ternyata memiliki begitu banyak fungsi jika kita tahu cara memanfaatkannya. Selain mengampanyekan kebersihan, kegiatan kali ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam bidang seni.

HIMDKV Alam Sutera berkesempatan untuk bekerjasama dengan komunitas sosial berbasis seni & desain, Social Designee, untuk menyelenggarakan pelatihan kerajinan tangan berbahan dasar sampah daur ulang pada anak – anak sekolah dasar di Desa Rawa Buaya, Medang, Gurubug 1 & Gurubug 2 selama bulan Mei – Juni 2018. Kegiatan dilakukan secara terstruktur dengan mengacu pada rundown yang telah dirancang secara bertahap untuk setiap pertemuan. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi kerajinan tangan seperti pembuatan boneka horta; boneka yang dapat digunakan sebagai media tanam, tempat pensil dari karton bekas, celengan dari botol bekas, pembatas buku, kartu ucapan, hiasan gantung, dan amplop/map untuk menyimpan karya-karya tersebut.

Di setiap pertemuan, peserta melakukan ice breaking dengan permainan-permainan kecil yang bertujuan agar peserta merasa nyaman dengan lingkungan barunya serta saling mengenal satu sama lain serta. Setelah ice breaking, kakak yang berperan sebagai MC akan menjelaskan materi utama yang akan di ajarkan kepada adik-adik di desa. Untuk boneka horta, bahan yang dibutuhkan ialah cup berbahan kertas, tanaman, atau bibit dan serbuk kayu yang ada di dalam kaos kaki tipis dibentuk bulat sebesar genggaman tangan. Kaos kaki tersebut akan dimasukkan kedalam cup kertas lalu setiap anak diberi alat warna untuk menghias cup nya masing-masing, mata plastik untuk ditempel ke kaos kaki agar menyerupai muka boneka, dan beberapa kain sebagai hiasan.

Selain itu, untuk tempat pensil, pembatas buku, kartu ucapan, dan amplop/map, kakak-kakak sudah menyiapkan bahan seperti kertas buffalo atau karton bekas, lem, alat menggambar dan untuk celengan, botol bekas menjadi bahan utama. Adik-adik diberi kebebasan untuk menghias tempat pensil sesuai dengan keinginan mereka sebagai pengasahan kreativitas. Hiasan yang dibuat rata-rata berupa karakter dan nama yang dibuat dengan tulisan hias.

Sementara, untuk hiasan gantung, telah disiapkan stick es krim, benang wol, dan origami. Sebelumnya kakak pengajar sudah mempelajari cara melipat origami menjadi bentuk hati, bangau, dan kupu-kupu. Saat mengajari adik-adik untuk melipat origami, ternyata ada beberapa dari mereka yang sudah lebih handal sehingga bentuk-bentuk yang nanti akan sebagai hiasan gantung ada bermacam-macam. Setelah itu, lipatan origami mereka tersebut digabungkan ke dua stik es krim yang sudah dibentuk menyilang dengan benang wol. Agar terlihat dinamis, panjang pendek benang wol dibedakan. Banyak dari adik-adik yang mempunyai cara sendiri untuk menghias stik-stik es krim mereka agar terlihat lebih unik. Besarnya antusiasme serta semangat adik-adik untuk mengikuti program ini menjadi harapan untuk ke depannya agar Rupa-Rupa selanjutnya juga penuh dengan ide-ide baru dan berjalan lancar.