I Love What I Do- Alvin Hariz

TESTIMONY FROM ALVIN HARIZ (GRAPHIC DESIGNER)
“I love what I do”
written by: Alvin Hariz


Sekilas Mengenai Passion saya di bidang design
Sejak awal masuk kuliah di jurusan DKV, saya merasa beruntung bisa milih bidang yang sesuai passion saya dari awal. Jadi pas jalanin dan ngerjain tugas-tugasnya semasa kuliah, saya lebih banyak semangat nya daripada ngeluhnya. Terlebih banyak nemuin temen-temen yang tipenya unik-unik yang jarang ditemuin di fakultas lain.

Pas jaman saya kuliah dulu (tahun 2005-2009), saya udah nyoba kerja freelance buat cari duit jajan tambahan + ngasah kemampuan design secara otodidak. Pas saya lulus kuliah dan mulai fase kerja, saya menetapkan untuk tetap kerja sebagai freelance graphic designer, alasannya jelas karena udah terlanjur jatuh cinta sama kerjaan yang udah saya jalanin ini, gak mau kerja & ngelamar di kantor orang lain,  dan satu lagi karena  saya paling gak kuat banget bermacet-macet ria di jalanan Jakarta.

Sekilas Mengenai Pekerjaan Design untuk Film Indonesia
Sekarang ini klien saya lebih banyak datang dari perfilman. Awalnya karena saya pada dasarnya adalah orang yang suka sekali menonton film, film bioskop genre apapun saya lahap. Dari horror, fantasy, thriller, superhero, action, drama, omnibus kalo ceritanya bagus yaa saya tonton. Terlebih saya juga menyadari bahwa Indonesia ini adalah salah satu Negara yang pasar perfilman nya sangat menjanjikan, Namun sayangnya penonton film lokal-nya masih tergolong sedikit.

Rekor Film Lokal Terlaris sampai saat ini yakni “Warkop DKI Reborn” yang memperoleh 6 juta penonton. Apabila Dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yg berjumlah 250 juta jiwa, rekor jumlah penonton itu masih tergolong sangatlah kecil.

Coba kita bandingkan dengan Korea Selatan yang penduduknya sekitar 50 juta jiwa, namun perolehan penonton bioskop untuk film “The Admiral: Roaring Currents” mencapai 17juta orang.

Saya berharap banget sih, Iklim Industri Perfilman lokal kita nantinya bisa sebaik Cina, Korea, ataupun India yang sangat besar dan berkembang Industri filmnya. Karena potensinya masih sangat besar. Kenapa saya berharap banget? Karena saya ngeliat film adalah bidang yang di dalamnya memuat berbagai aspek seni yg menjadi satu. Ada seni musik (scoring film), ada arsitektur/ interior ( dapat terlihat pada setting/ produksi sebuah film), desain grafis ( dapat terlihat pada opening credit tile, poster film, dsb), desain busana ( dapat terlihat pada tata kostum), dan masih banyak lagi aspek seni lainnya.

Salah satu faktor masih kecilnya jumlah penonton film layar lebar di Indonesia, menurut saya yakni strategi pemasaran dan juga serta konten/tema film yang diproduksi.

Nah,, Desain Grafis menurut saya berpeluang untuk memperbaiki Strategi Pemasaran tiap bidang usaha. Karena design erat kaitannya dengan pemasaran dan publikasi.

Dan pada awal tahun 2000-an itu saya melihat di bioskop banyak sekali poster film lokal yang dibuat ala kadarnya.

Karena saya bisanya itu cuma mendesain, jadi saya pikir gak ada salahnya buat nyoba terjun di bidang film . jadi saya mulai berniat bekerja sebagai poster designer. Balik lagi karena saya cinta sama 2 hal ini, yakni “Film” dan “Design”. Tanpa saya sadarin, banyak apresiasi datang pada saat saya ngerjain poster film ini. Mulai dari diundang ke beberapa acara sebagai speaker, dan juga diapresiasi lewat ajang penghargaan perfilman. Ini yang bikin saya semangat dan berusaha untuk semakin bekerja dengan baik lagi. heheeee

Suka Duka Kerja Freelance
Buat saya, jadi orang yang bisa punya kesempatan buat bekerja sesuai passion itu menyenangkan sekali. Ibarat nya jalanin hobi / seneng-seneng, tapi dapet duit. hahaaahaa. Cuma modal komputer/laptop, kursi, meja, internet, kita udah bisa menghasilkan uang. Enaknya lagi, kalau udah konsisten jalanin kerjaan ini, bukan kita yang harus mencari pekerjaan, tapi pekerjaan yang mencari kita.

Dengan bekerja secara freelance sebagai seorang desainer grafis sampe saat ini, saya selalu tertarik ketika mendapatkan klien baru. Buat saya, kita ini (desainer grafis) ibarat Problem Solver. Jadi tiap ketemu klien baru, saya kayak merasa tertantang untuk mendalami/mempelajari apa yang jadi permasalahan klien tersebut.

Menariknya lagi, dalam sebulan saya bisa menemukan klien yang usahanya bergerak di bidang yg berbeda-beda. Misalnya aja nih, hari senin saya meeting sama klien yg menjabat jadi produser sebuah PH (production House) yang request desain poster untuk Film Horor. topik bahasannya selama meeting horor-horor semua. Nah, hari selasanya saya bisa meeting sama klien beda lagi (sebut aja owner sebuah restoran), topik bahasannya selama meeting itu bisa ngomongin makanannn terussss., hahahaaa seruuu sih ,bisa ngebuka wawasan kita dari berbagai bidang yang kita hadapi. hahaaa

Tapi selain yang seru-seru, gak jarang juga nemuin klien-klien yang susah ketebak taste desain-nya seperti apa. yaa kalo udah begitu, saya nyoba sabar aja sambil tetep kasih servis yang terbaik.

Tapi pada intinya , buat tetep konsisten kerja di bidang desain ini resepnya cuma satu,  yakni sama seperti yang udah saya tulis buat judul testimoni ini, meminjam kata-kata dari Steve Jobs:“The only way to do great work is to love what you do” .

🙂 Cheers!!
Best Regards,
Alvin Hariz

Profil Singkat:

ALVIN HARIZ
Alvin Hariz specializes in creating Movie Poster Design, Digital Imaging, Branding Identity, and Marketing Tools.  He has had the privilege to work on projects with nation’s top filmmakers and creative executives to bring their vision to fruition. He strives to bring wonder to each campaign and deliver eye-catching visuals. Alvin had created numerous marketing tools designs for Indonesian Movie in various genres, namely Wiro Sableng (Action Fantasy – 2018), Love For Sale (Drama-2018), Tabula Rasa (Drama-2014), Banda The Dark Forgotten Trail (Documentary-2016), Petak Umpet Minako (Survival-Horror 2017), and many more. He was also involved in the creation of Branding & Logo Identity for Piala Maya Awards (2012-2016), 2016 Korean-Indonesia Cinema Global Networking, Lifelike Pictures, Wiro Sableng 212, and Jalur Rempah Nusantara.
(CALL: 081298778388)