Covid-19 Menaikkan Tren Investasi Masyarakat Indonesia

Invasi Covid-19 telah berlangsung  kurang lebih satu tahun. Indonesia  termasuk negara yang mengalami dampak  terparah akibat Covid-19 ini. Hampir  seluruh sektor terdampak terutama pada  ekonomi. Banyak sekali perusahaan yang  pendapatannya turun drastis bahkan  beberapa perusahaan harus gulung tikar  dan menyebabkan ribuan karyawan  kehilangan pekerjaannya. Terganggunya  aktivitas masyarakat berpengaruh pada  aktivitas perusahaan. Larangan untuk  berpergian dan berkerumun membuat  perusahaan tidak bisa melakukan  aktivitasnya dan berakibat pada turunnya  jumlah produksi. Pada perusahaan terbuka,  turunnya profit perusahaan pastilah  mengakibatkan jatuhnya harga saham  mereka. ini dapat dilihat langsung dari  laporan IHSG yang selalu menunjukan  sinyal merah dan penurunan grafik. Namun  ternyata, jatuhnya harga saham ini malah  menarik minat masyarakat untuk  berinvestasi.  Sebenarnya investasi bukanlah hal  yang mudah terlebih di masa pandemi,  likuiditasnya akan sangat tinggi dan  semakin sulit untuk diprediksi. Investasi  terutama pada sektor saham harus  berbekal pengetahuan yang kuat mengenai  tren pasar. Selain itu, kesiapan mental pada  investor juga penting sewaktu-waktu  mereka mengalami kerugian. Jika ditarik kesimpulan, investasi tentu bukan hal yang dapat sembarang dilakukan hanya karena  harga aset saham sedang murah.  Disamping itu, secara logika, masyarakat  umum yang minim pengetahuan tentang  investasi tidak seharusnya memasuki pasar  saham yang dikenal memiliki resiko tinggi. Namun apa yang membuat masyarakat  menjadi sangat antusias untuk  berinvestasi? Apakah mereka sebenarnya  telah membuat keputusan yang tepat?

Konsep sederhana di dunia investasi  adalah membeli aset Ketika harga murah  dan menjualnya Ketika harga naik. Ini  sangat mudah dipahami karena sama saja  seperti cara berdagang di pasar. Tetapi,  harga yang ditawarkan tidaklah stabil  seperti harga barang yang diperjualbelikan  di pasar. Sebuah aset saham misalnya,  dapat turun 10 persen hanya dalam waktu  tiga hari karena ada isu mengenai  perusahaan. Inilah yang belum banyak  dipahami masyarakat yang kini beramai ramai menggunakan uangnya untuk  membeli aset investasi. Terjadi fenomena  panic buying di mana mereka tergiur  karena harga aset sedang anjlok karena  pandemi tetapi tidak memperhatikan aspek  lain seperti likuiditas atau kualitas produk  aset yang mereka beli. Fenomena panic  buying ini didukung dengan kemudahan  akses masyarakat terhadap emiten-emiten  yang menawarkan aset investasi, karena  Sebagian besar sudah dapat dijangkau  dengan internet.  

Kendati demikian, apakah kita dapat  memukul rata bahwa tren investasi di masa  pandemi ini hanyalah hasil dari keburu buruan masyarakat yang tergiur akan harga  murah dengan harapan mendapat untung besar tanpa memperhatikan resiko? Tentu  saja tidak. Ada juga faktor kesadaran akan  tabungan jangka Panjang. Invasi Covid-19 ini sebenarnya membuktikan bahwa  investasi memiliki manfaat yang besar.  Ketika kita kehilangan pekerjaan karena pandemi, salah satu hal yang dapat  menolong kita untuk bertahan hidup  adalah aset dingin atau investasi. Orang orang yang memiliki investasi tidak akan  terlalu khawatir apabila terjadi kelongsoran  ekonomi secara tiba-tiba karena mereka  sudah menyimpan aset yang dapat  dicairkan sebagai penutup kebutuhan  sehari-hari. Sedangkan orang-orang yang  tidak memiliki investasi akan sangat  terpuruk karena tidak ada aset cadangan  Ketika mereka kehilangan sumber  pemasukan utama dan hal inilah yang  sebenarnya sedang banyak dialami  masyarakat Indonesia, yang umumnya  masih minim kesadaran tentang rencana  keuangan. Pandemi memberikan pelajaran  yang nyata kepada masyarakat untuk  segera menata ulang rencana keuangan  mereka terutama menyediakan dana  cadangan apabila hal yang tidak  memungkinkan terjadi.  Kesadaran akan pentingnya  berinvestasi juga kian didukung dengan  kemudahan akses informasi mengenai  investasi. Siapapun kini dapat mengakses  internet untuk belajar. Berbagai platform di  internet menyediakan berbagai informasi  mengenai investasi. Kita hanya tinggal  memilih ingin mempelajarinya lewat mana,  artikel, youtube, twitter, facebook, forum  reddit semuanya dapat memberikan  informasi mengenai investasi yang sangat  bermanfaat. Hal ini juga didukung dengan  munculnya para influencer keuangan yang mengajak para pengikutnya untuk  berinvestasi. Pengaruh influencer ini  memberikan dampak yang sangat besar.  Biasanya, masing-masing influencer  memiliki jenis investasi favorit mereka. Ada  yang membagikan kiat-kiat berinvestasi di  aset saham, ada yang mengenalkan  reksadana, ada pula yang mengenalkan  aset kripto. Dengan adanya para influencer ini, masyarakat menjadi terbantu atau  setidaknya memiliki gambaran tentang apa  itu investasi karena dahulu istilah investasi  terutama aset saham hanya melekat para  kalangan elit dengan modal berdigit.  Namun ternyata, aset investasi dapat  dimiliki dan disesuaikan dengan  kemampuan kita.  Keadaan lockdown yang  mengharuskan masyarakat tetpa berada di  rumah juga sebernarnya menjadi salah satu  faktor tren investasi. Masyarakat jadi lebih  memiliki banyak waktu luang untuk belajar,  mengamati, dan mempertimbangkan.  Karena investasi nyatanya cukup rumit, kita  perlu perhitungan dan pertimbangan yang  matang, survey dan benchmarking terhadap aset-aset juga tak kalah penting.  Beberapa hal diatas tentunya sulit  dilakukan jika kita adalah pekerja yang  sebagian besar waktunya dihabiskan untuk  bekerja. Namun kini, masyarakat lebih  dapat meluangkan waktu untuk melakukan  hal itu. Masyarakat kini juga tidak perlu susah payah pergi ke bank untuk menaruh  deposito ataupun pergi ke perusahaan  terbuka dan mengantri panjang demi  membeli lot saham. Semuanya kini dapat  dilakukan dengan gadget masing-masing.  Pemerintah dan swasta ternyata  sudah mengamati hal ini sebagai sebuah hal  yang positif. Beberapa emiten seperti  saham, pasar uang, reksadana, P2P lenidng,  dan bahkan yang kini sedang sangat naik  daun, yaitu kripto aset, membuat aplikasi  investasi yang dapat diakses dengan sangat  mudah di ponsel pintar masing-masing.  Selain itu, kebijakan pemerintah untuk  melonggarkan regulasi kepada perusahaan perusahaan terbuka, memulihkan aktivitas  bisnis yang tentunya berpengaruh pada  nilai saham. Pemerintah juga akhir-akhir ini  membantu sekuritas reksadana syariah  dengan memberikan bantuan modal agar  dapat bertumbuh dan menarik lebih  banyak masyarakat untuk berinvestasi.  Kebijakan pemerintah yang cenderung  mendukung ini membuat masyarakat tidak  ragu lagi untuk menanamkan uangnya pada  aset-aset investasi. Kontribusi antara  pemerintah dan swasta juga menghasilkan  kenaikan pertumbuhan harga aset yang  perlahan namun pasti. Meskipun demikian,  masyarakat tetap harus cermat dalam  mengambil keputusan agar meminimalisir  hal buruk yang tidak diharapkan terjadi.

Tren investasi di masa pandemi ini  ternyata dapat dipengaruhi beberapa  faktor. Ada yang bisa kita lihat sebagai faktor yang buruk, dan banyak juga faktor yang bagus. Perlu ditekankan, investasi  adalah bagian kecil dari perencanaan  keuangan. Memutuskan untuk terburu buru berinvestasi tanpa adanya  perencanaan yang matang hanya akan menjadi bumerang. Di masa pandemi yang  sarat akan keterbatasan ini, diwajibkan bagi  kita semua untuk lebih pandai mengatur  apa yang akan kita keluarkan, karena tak  jarang, kita yang berinvestasi malah  mengalami kerugian besar akibat  ketidakstabilan pasar karena buruknya  perekonomian akibat pandemi. Akan lebih  baik jika kita berkonsultasi kepada ahli perencanaan keuangan untuk membantu  kita memutuskan aset apa yang cocok kita  beli dan menyelaraskan dengan tujuan  keuangan jangka Panjang kita. Tiga pihak penting, yaitu pemerintah, swasta dan  masyarakat, harus sama-sama saling andil  untuk membuat keputusan yang tepat  untuk kestabilan yang berkelanjutan.


DAFTAR PUSTAKA  

Saraswati, H. (2020). Dampak pandemi covid-19 terhadap pasar saham di Indonesia. Jurnal riset  keuangan dan akuntansi dewantara. 3(1). 

http://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/JAD/issue/view/54 

Tambunan, D. (2020). Investasi saham di masa pandemi Covid-19. Jurnal sekretari dan  manajemen. 4(2). https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 

Natapura, C. (2009). Analisis Perilaku Investor Institusional dengan Pendekatan Analytical  Hierarchy Process (AHP). Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. 16(3). 

http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/%20viewFile/620/605 

Setyawati, A. (1996). Resiko investasi saham di pasar modal. Jurnal Hukum dan Pembangunan.  26(4). DOI: http://dx.doi.org/10.21143 

Catrina, E. Minat Milenial Berinvestasi Naik di Tengah Pandemi, Kok Bisa? Kompas.com, 19 juli  2021

 

Amelia Ibrahim
Divisi Public Relation Bekasi