Penuhi panggilan Pelayananmu
( 2 Timotius 4 : 1-8)
Kehidupan Kristen dimulai dari kesadaran akan panggilan Tuhan karena Yesus mengatakan bukan kamu yang memilih Aku tetapi Aku yang memilih kamu. Berarti dari mulanya Allah memilih kita. Setelah Allah memilih kita, maka Allah menguduskan kita dan memanggil kita. Setelah kita dipanggil, maka Allah memperlengkapi hidup kita dengan memberikan kuasa, wibawa dan pengalaman-pengalaman rohani agar kita mampu bersaksi bagi Kristus.
Bagaimana kita menyadari dan menanggapi tugas panggilan itu?
- Kristus Yesus yang akan menjadi hakim (ay.1).
Pelayanan kita bukan untuk menyenangkan manusia, bukan untuk mencari muka. Banyak orang ketika dipuji, maka pelayanannya makin baik, tetapi ketika dia dikritik, pelayanannya makin mundur. Kalau kita menyadari bahwa Yesus yang menjadi hakim dalam pelayanan kita, maka pelayanan kita harus benar di hadapan Allah. Jadi yang menjadi hakim dalam pelayanan kita bukan manusia, bukan rekan sepelayanan kita, bukan keluarga kita melainkan Kristus sendiri yang menjadi hakim. Karena itu pikirkanlah dan kerjakanlah apa yang menyenangkan hati Tuhan.
- Senantiasa memberitakan Firman (ay.2).
Memberitakan Firman tidak identik dengan menjadi ‘pendeta’, ‘sintua’, ‘penginjil’, dll. Memberitakan firman adalah perkara yang mudah. Kita memberitakan Firman lewat nasihat-nasihat, tegoran, menyatakan apa yang salah, melawan ajaran yang sesat, lewat perilaku, sikap, prinsip hidup kita. Sehingga kita menjadi surat Kristus yang terbuka yang bisa dibaca oleh setiap orang di sekitar kita.
- Kuasailah diri dalam segala hal (ay.5).
Menguasai diri berarti sadar dalam segala hal, sabar menderita, tunaikan tugas pelayanan. Jangan memakai penderitaan sebagai alat untuk bersikap kasar kepada orang lain. Namun melalui penderitaan kita terus menunaikan tugas pelayanan.
- Kesiapan untuk berkorban (ay.6).
Dalam pelayanan banyak yang harus kita korbankan. Kadangkala bukan darah yang tertumpah tapi harga diri, sifat-sifat kedagingan kita yang harus kita tanggalkan. Tanpa pengorbanan dalam pelayanan tiada kemuliaan. Karena itu kita harus berani berkorban demi Kristus dalam pelayanan kita.
- Bertahan sampai akhir (ay.7-8).
Banyak orang yang semangat dalam awal pelayanannya, namun semakin lama semakin redup dan lenyap. Seorang pelayan harus memiliki semangat yang bertahan sampai akhirnya. Agar kita mampu bertahan hingga akhirnya maka kita harus membangun integritas diri kita. Inilah cerita terbesar tentang integritas. Ketika rasul Paulus berbicara tentang kematian, dia berbicara tentang reputasi yang diinginkannya. Paulus membuat 3 pernyataan yang luar biasa. Pertama: “Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik“ (“I fought a good fight”). Aku berjuang sebagai pejuang yang baik. Kita harus berjuang untuk setiap yang kita lakukan. Kita tidak boleh membiarkan diri kita dirusak oleh hal-hal yang kotor dan najis yang ingin menghancurkan kita. Kita harus berjuang untuk integritas kita. Kita harus berjuang untuk kejujuran kita. Kita harus berjuang untuk kesuksesan kita. Janganlah kita dikenal orang sebagai pejuang yang tidak baik/jahat. Bangun reputasimu sebagai pejuang yang baik. Kedua, “Aku telah mencapai garis akhir” (“I finished the task”). Aku berjuang sampai selesai. Bila kita diberikan tugas, kerjakan sampai tuntas, jangan setengah-setengah. Kerjakan sampai tuntas. Pernyataan ketiga, “Aku telah memelihara iman” (“I Kept the Faith”). Ini pernyataan penting, menjaga iman kita. Selalu jaga imanmu. Jaga imanmu dalam pergaulanmu, jaga imanmu pekerjaanmu, jaga imanmu di dalam keluargamu. Berdirilah pada nilai-nilai imanmu.
BAHAYA DALAM PELAYANAN PEMUDA GEREJA
Jika kita telah mengetahui apa arti pelayanan dan menyadari tugas panggilan itu, maka berhati-hatilah agar kita tidak jatuh dalam bahaya pelayanan pemuda Gereja. Saudara pernah dengar tidak yang namanya bahaya pelayanan pemuda Gereja. Apakah sebenarnya bahaya-bahaya dalam pelayanan kita itu?
- Tidak memiliki visi yang jelas. Salah satu kesalahan terbesar di pelayanan adalah: tidak tahu visi. Banyak yang tidak tahu visinya dan cuma mengalir aja. Apakah itu visi? (1) Visi adalah sesuatu yang ingin dicapai masa mendatang. Yang ingin dicapai itu adalah kualitas, jumlah, ukuran keberhasilan. (2) Visi merupakan sesuatu kesadaran luas tentang: di mana kita sekarang, kemana kita hendak pergi, gambaran pencapaian pelayanan di masa depan. (3) Visi merupakan gambaran mental dari: apa yang sudah lampau, apa yang sekarang (kurang baik), apa yang akan datang (lebih baik). (4) Visi mempunyai daya dorong untuk: membantu mewujud-nyatakan, mengatasi berbagai kesulitan, berbuat lebih baik. Contoh visi pemuda: “Menjadi mitra Kristus dalam pelayanan Gereja”
- Tidak memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Karena pemuda/i gereja adalah orang-orang yang sibuk kerja di kantor, kuliah dan lain sebagainya dan ditambah lagi tugas pelayanan di gereja, maka sering kali mereka jatuh dalam bahaya tidak memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Jangan heran, kalau tidak hati-hati, bisa-bisa pelayanan pemuda gereja itu kolaps. Keliatannya rohani banget, sibuk buat pekerjaan Tuhan, tapi sebenarnya dalamnya kosong, kering kerontang, karena tidak punya waktu buat duduk diam di kaki Tuhan. Pelayanannya cuma program belaka, cuma kejar target, cuma karena disuruh sama pengurus, strictly business… Tidak heran kalau rata-rata keluhan mereka di Senin pagi adalah “Kenapa ya gue kok rasanya capeeee banget waktu bangun pagi???” Itu karena mereka tidak punya “api” lagi di hati mereka. Api mereka sudah padam karena mereka tidak pernah menyalakan api bakaran di pagi hari, membakar korban persembahan bagi Tuhan secara teratur setiap pagi dengan cara saat teduh, berdoa, bernyanyi memuji menyembah Tuhan dengan tenang.
- Melayani karena “terpaksa”. Sebagai akibat dari main tarik sana-sini, banyak orang yang diserahi tugas atau jabatan pada tempat yang salah. Misalnya “terpaksa” jadi ketua cuma karena tidak ada orang lain lagi yang bersedia. Jika kita melayani karena “terpaksa” maka hati-hati jangan-jangan nanti juga Tuhan pun memberi berkat kepadamu karena “terpaksa” juga. Oleh karena itu layanilah Tuhan dan sesamamu dengan hati yang rela dan tulus iklas agar Tuhan memberimu kemampuan yang luar biasa.
- Intrik cinta. Yang namanya kegiatan atau pelayanan pemuda, pasti ada benih-benih cinta yang ditabur atau tertabur. Wajar sih, naman ya juga anak muda. Tidak salah kalau selama pelayanan itu ada yang jadian atau pacaran. Tapi tidak semua yang pacaran itu akan menikah. Pasti pasangan yang jadian sampai menikah persentasenya lebih sedikit dibanding yang pasangan yang putus. Mungkin karena memang tidak cocok, mungkin karena selingkuh, mungkin karena sakit hati, dll. Apapun alasannya, yang namanya putus cinta itu pasti sakit. Tidak jarang karena intrik cinta dalam pemuda gereja ini sering menjadi pemicu hancur dan rusaknya pelayanan di dalam organisasi pemuda. Apalagi jika yang menjadi pelaku itu adalah salah seorang dari pengurus KPP, masalahnya lebih rumit lagi. Karena itu, berhati-hatilah menjalin cinta di dalam pelayanan. Jangan karena cinta, pelayanan rusak. Tetapi karena cinta jadikanlah pelayananmu semakin baik dan maju.
PENUTUP
Bangunlah reputasi integritasmu mulai sekarang. Tujuan kita adalah melayani orang lain, bukanlah membebani orang lain. Biarlah di akhir nanti kita semua dapat berkata, “Aku sudah berjuang sebagai pejuang yang baik, Aku sudah menyelesaikan tugasku dan Aku sudah menjaga imanku.”
Sumber : http://gkpdepok.info/penuhilah-tugas-panggilan-pelayananmu-2-timotius-41-8/
Tambahan : Roma 12 : 6-8
12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Tuhan memberikan karunia untuk melayani. Jangan menolak karunia itu karena keegoisan, tetapi lakukanlah segala sesuatunya dari Tuhan untuk Tuhan.