Mencari Teman Luar Negeri Ternyata Tidak Sesusah Itu, Lho!

Ditulis oleh: Lavia Tamrin

Halo teman-teman se-Dhamma! Selama ini penulis mengikuti acara-acara organisasi, terutama acara seperti Temu Keakraban ataupun Welcoming Party, penulis kerap mendengar Master of Ceremony-nya mengutarakan frase “tak kenal maka tak sayang” sebagai pembukaan sesi perkenalan. Meskipun overused, namun kalimat ini ada benarnya. Mungkin kalian pernah enggan memulai percakapan dengan seseorang yang terlihat angkuh dan cuek. Tetapi, setelah makin kenal, kalian perlahan sadar bahwa orang yang sebelumnya angkuh dan cuek ini ternyata sangat fun dan klop dengan kalian.

Contoh di atas adalah contoh kecil “tak kenal maka tak sayang” dalam kehidupan sehari-hari. Namun, contoh tersebut juga dapat diterapkan dalam skala yang lebih luas, yaitu dalam skala global. Misalnya saja, stereotype yang beredar di Internet mengenai orang Russia menyatakan bahwa orang Russia itu seram-seram—mereka terlihat jarang tertawa dan bersenang-senang. Tetapi, apakah stereotype itu benar? Apakah memang orang Russia semuanya seperti itu? Kita, ‘kan, hanya melihat dari kulit luarnya saja?

Cogan (1998) mengemukakan delapan karakteristik warga negara abad ke-21 untuk berkompetensi secara global, dan salah satu karakteristik itu adalah: “The ability to understand, accept, appreciate, and tolerate cultural differences,” yang dalam bahasa Indonesia berarti kemampuan untuk memahami, menerima, mengapresiasi, dan mentoleransi perbedaan budaya. Nah, salah satu cara paling cepat untuk belajar menghargai perbedaan budaya adalah dengan mengenal dan menjalin hubungan dengan orang-orang dari budaya tersebut. “Tak kenal maka tak sayang,” bukan?

Meskipun sekarang sudah ada pesawat terbang yang menyingkat perjalanan lintas negara, namun tidak semua orang mampu dan mau berkenala ke negara lain secara willy-nilly. Untungnya, teknologi informasi saat ini tidak kalah majunya dengan teknologi transportasi. Kita dapat menggunakan aplikasi dalam smartphone untuk mencari teman-teman dari negara lain. Yuk, simak saja beberapa aplikasi tersebut di bawah ini:

  1. Slowly

Slowly adalah aplikasi jejaring geososial dengan fitur khas yang memungkinkan pengguna untuk bertukar “surat”. “Surat” di Slowly bekerja layaknya surat asli, yang berarti pesan akan diterima dalam jangka waktu yang ditentukan pada jarak antara pengirim dan penerima. Selain itu, pesan juga memerlukan perangko untuk dikirimkan. Dalam era globalisasi di mana pesan dikirim dan diterima secara instant, Slowly menyuguhkan gaya baru dalam melakukan percakapan.

  1. Bottled

Jika Slowly memungkinkan pengguna untuk mengirimkan “surat”, dengan Bottled, pengguna dapat menulis pesan dan memasukkannya dalam botol, kemudian mengirimkan botol tersebut ke lautan. Pengguna juga dapat menerima botol yang berisi pesan dari pengguna dari negara lain, lho! Jadi, seakan-akan pengguna sedang stranded dalam sebuah pulau antah-berantah.

  1. HelloTalk

HelloTalk bertujuan untuk menghubungkan pengguna dengan native speaker suatu bahasa yang pengguna ingin pelajari. Jadi, HelloTalk bukan aplikasi sosial biasa; aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang dapat mendukung pengguna untuk mempelajari bahasa baru. Di dunia global saat ini, kemampuan berbahasa tentu sangat penting!

 

Ternyata, tidak sedikit aplikasi yang dapat membantu kita mencari teman dari negara lain. Jadi, jangan ragu lagi, ya, teman-teman se-Dhamma, untuk mencari teman baru di luar negeri. Ini juga menjadi cara kita untuk mulai berwawasan global, lho!

 

Referensi:

Lavia Tamrin