Tentang Menyelamatkan Diri

Ditulis oleh: Leaane Pingkan

Diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri. Oleh karena itu, kendalikan dirimu sendiri, seperti seseorang mengendalikan kuda tungganganya. (Dhammapada, Syair 380)

Dalam ajaran Buddha, penyebab kelahiran kembali dan penderitaan duniawi adalah kamma yang erat kaitannya dengan kamma-vipaka. Di mana kamma adalah tindakan yang dikehendaki lewat tubuh, ucapan, dan pikiran dan vipaka adalah akibat dari kamma itu sendiri. Akibatnya sendiri dapat dengan cepat masak atau nanti dalam kehidupan ini atau selanjutnya. Singkatnya, kita adalah pemilik dari segala kamma kita, kita menuai kamma yang kita tanam dari kehidupan ini dan kehidupan-kehidupan lalu kita. Kita terlahir dari kamma dan hidup didukung oleh kamma kita sendiri. Hal inilah yang menciptakan kondisi dan kualitas hidup yang berbeda pada tiap orang. Untuk penjelasan lengkapnya dapat kalian baca lewat link berikut: E-Book Hanya Kitalah yang Dapat Menolong DIri Kita Sendiri. E-book ini sangat penulis sarankan untuk para pembaca sebab dalam buku ini dijelaskan secara mendetail tentang kamma-vipaka.

Karena kamma kita inilah, tidak ada yang dapat menyelamatkan kita kecuali diri kita sendiri. Tidak selalu dan tidak semua mahluk hidup lain memiliki kemampuan dan keinginan untuk membantu kita di kala sulit. Kita sendiri jugalah yang harus bertanggung jawab dengan kamma kita. Bertumpu pada bimbingan Dhamma, kita sendiri harus selalu melangkah dalam hidup ini guna mencapai pembebasan duniawi mengandalkan usaha kita. Dengan kita menyelamatkan diri sendiri dahulu, kita baru dapat melepas diri dari penderitaan duniawi ini dan membantu mahluk hidup lainnya.

Terdapat analogi bagus dari Bhikkhu Cattaseno, dalam proses menyelamatkan diri sendiri tidak jauh berbeda dari proses menyembuhkan penyakit. Di mana kesembuhan kita bergantung pada ketekunan dan usaha kita sendiri, di mana kita harus mengikuti petunjuk yang diberikan dokter mengenai mengonsumsi obat yang diberikan dan pantangan medis. Kita tidak dapat sembuh dengan memuji-muji dokter atau meminta orang lain mengonsumsi obat yang diberikan pada kita.

Pada analogi ini Sang Buddha-lah yang menjadi dokter yang memberikan obat-obat terhadap penyakit batin seperti keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin beserta petunjuk, nasehat, dan aturan untuk mencapai pembebasan duniawi dan kita sebagai pasien, harus berjuang dengan tekun mengikuti petunjuknya untuk membebaskan diri.

Cara menyelamatkan diri sendiri juga cukup didasari oleh dua hal yang mudah dipahami namun sulit dilakukan: menghindari kejahatan dan berbuat kebajikan. Menghindari berbuat, berpikir, berucap jahat yang menciptakan kamma buruk dan melakukan kebajikan, menciptakan kamma baik.

Dengan melakukan dua hal ini, kita menghindari penderitaan yang tidak pantas dari kamma buruk dan mendapatkan berkah dari kamma baik. Hal-hal ini dapat kita lakukan lewat tindakan sederhana seperti mengikuti Sila, bervegetarian, berdana pada kaum Sangha, fang shen, dan masih banyak lainnya. Sudah sepatutnya kita berusaha keras dalam kehidupan ini, kesempatan untuk melakukan kamma baik dalam kehidupan sebagai manusia lebih benyak dibanding alam kehidupan lainnya. Apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita kini jugalah yang akan membantu dalam mengakhiri penderitaan dan tumimbal lahir

 

Referensi:

Leaane Pingkan