Web 3.0? What Makes It Different?

Web 3.0? What Makes It Different?

Definisi Web 3.0

Web 3.0 dianggap sebagai internet generasi ketiga yang akan datang yang akan memungkinkan situs web dan aplikasi untuk memproses informasi dengan cara yang mirip dengan cara manusia yang cerdas melalui teknologi seperti pembelajaran mesin, teknologi data besar, buku besar terdesentralisasi, dan lainnya. Web 3.0 awalnya dikenal sebagai Web Semantik oleh Tim Berners-Lee, pencipta World Wide Web, dan bertujuan menjadi internet yang lebih mandiri, cerdas, dan terbuka. Web 3.0 dapat dianggap sebagai evolusi dari internet saat ini (Web 2.0) karena data akan saling terhubung dengan cara yang terdesentralisasi, bukan disimpan dalam repositori terpusat. Selain itu, pengguna dan mesin juga akan dapat berinteraksi dengan data dengan memahami informasi secara konseptual dan kontekstual. Untuk memungkinkan hal ini terjadi, dua fondasi utama Web 3.0 adalah web semantik dan kecerdasan buatan.

Evolusi Versi Web dari Masa ke Masa

Web 1.0

Internet pertama kali muncul sebagai proyek pemerintah AS bernama ARPANET pada tahun 1968, yang terdiri dari jaringan kecil yang menghubungkan instansi pemerintah dan universitas. Tim Berners-Lee, ilmuwan komputer, kemudian menciptakan konsep World Wide Web dengan tujuan menciptakan protokol yang memungkinkan pertukaran informasi di seluruh dunia, meskipun implementasi tersebut baru terjadi satu dekade kemudian. Web 1.0 merupakan era internet pertama yang terdiri dari informasi dan konten dari beberapa perusahaan yang dapat diakses oleh pengguna, namun interaksi yang mungkin dilakukan oleh pengguna terbatas dan hanya terbatas pada membaca dan mencari informasi. Meskipun demikian, Web 1.0 merupakan fondasi penting untuk era internet selanjutnya.

Web 2.0

Web 2.0 adalah era internet yang dicirikan oleh munculnya media sosial seperti Facebook dan Myspace, serta platform seperti Google, Napster, dan Youtube yang memungkinkan pengguna untuk membaca, berbagi, dan mencari informasi di internet. Era ini memfasilitasi interaksi read and write di mana pengguna dapat memberikan umpan balik dan menciptakan berbagai pekerjaan dan industri baru yang terkait dengan internet, seperti media digital, pasar digital, dan profesi influencer. Namun, Web 2.0 juga menimbulkan masalah baru seperti sentralisasi traffic pada beberapa perusahaan besar yang memiliki monopoli atas konten dan akses informasi di internet, serta kerentanan terhadap bocornya, pencurian, dan peretasan data pribadi. Selain itu, platform seperti Twitter, Facebook, dan Youtube memiliki hak prerogatif terhadap konten yang kita buat di situsnya dan seringkali melakukan monetisasi data pribadi pengguna tanpa persetujuan.

Web 3.0

Web 3.0 dianggap sebagai era internet yang akan datang yang didukung oleh teknologi seperti blockchain dan kriptografi. Bitcoin, yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008, merupakan contoh penerapan teknologi blockchain untuk sistem pembayaran terdesentralisasi. Smart contract, teknologi yang dikembangkan oleh Vitalik Buterin dan tim Ethereum, juga merupakan fondasi penting Web 3.0 karena memungkinkan terjadinya jaringan terdesentralisasi yang saling terhubung. Teknologi blockchain dan kriptografi mengubah interaksi antara pengguna dan platform penyedia jasa dengan cara mengamankan data dan dana pengguna dengan menggunakan algoritma dan program smart contract. Di era Web 3.0, pengguna tidak hanya bisa menjadi konsumen dan kreator di internet, tetapi juga bisa berpartisipasi dalam pengelolaannya, dan memiliki kepemilikan atas aset dari jaringan Web 3.0, sehingga terjadi interaksi read-write-own dan hubungan yang lebih setara antara pengguna dan platform.

Perbedaan Utama Tiga Generasi Internet

  1. Kepemilikan: Dalam era Web 3.0, semua orang yang berpartisipasi di platform memiliki kepemilikan atas aset, data, dan karya yang dimiliki di platform, yang dikontrol penuh oleh penciptanya berkat teknologi blockchain dan aset kripto terdesentralisasi.
  2. Keterbukaan: Aplikasi dan platform Web 3.0 memiliki bahasa pemrograman dan kode aplikasi yang terbuka untuk digunakan oleh siapa saja, serta tidak membatasi akses pengguna.
  3. Pembayaran: Aplikasi dan platform Web 3.0 memiliki bahasa pemrograman dan kode aplikasi yang terbuka untuk digunakan oleh siapa saja, serta tidak membatasi akses pengguna.
  4. Kontrol Data Pribadi: Era Web 3.0 tidak melakukan monetisasi terhadap data pribadi pengguna seperti yang terjadi pada era Web 2.0. Platform dan aplikasi tidak mengetahui atau menyimpan data personal pengguna.

Referensi

https://coinmarketcap.com/alexandria/id/article/what-is-web-3-0

https://pintu.co.id/academy/post/web3-adalah

Penulis : Alvon Danilo Sukardi