Steam dan Epic Games Diblokir, Para Gamers Indonesia Kehilangan Sumber Pencaharian

Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), membuat sebuah persyaratan baru yang diperkenalkan pada tahun 2020, terkait dengan undang-undang moderasi konten yang membatasi negara, berisikan bahwa perusahaan yang dianggap “Penyedia Sistem Elektronik Swasta” harus mendaftar ke database pemerintah untuk beroperasi di negara tersebut, atau menghadapi larangan nasional. Perusahaan yang bekerja di bidang komunikasi dan informatika tersebut diberikan waktu hingga 27 Juli 2022 untuk mematuhi peraturan baru tersebut. Alhasil banyak aplikasi maupun website internasional yang tidak memenuhi syarat tersebut. KOMINFO melakukan pemblokiran terhadap platform distribusi game Steam dan Epic Games pada hari Sabtu, 30 Juli 2022.  Pemblokiran ini dilakukan karena kedua platform tersebut belum melakukan pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik atau yang biasa dikenal sebagai PSE di Indonesia.

Pemblokiran ini menimbulkan berbagai protes dari berbagai pihak terutama para gamers di Indonesia yang tidak bisa menemukan informasi, mengunduh, serta melakukan pembelian game baru melalui platform tersebut. Nasib dari gamers di Indonesia pun menjadi sorotan media, di mana para gamers mulai menyuarakan aspirasi ketidakpercayaan mereka dan kebingungan mereka terhadap pencekalan yang mendadak ini. Netizen pun juga ikut menyuarakan kekhawatiran mereka akan nasib gamers di Indonesia saat ini, hingga menjadi trending topic di Twitter dengan mention akun Twitter dari KOMINFO, dan mendesak pemerintah untuk membatalkan peraturan tersebut yang dinilai sangat merugikan masyarakat Indonesia saat ini.

Larangan tersebut membuat pengguna di Indonesia terjebak tanpa kemampuan untuk memproses pembayaran atau bahkan memainkan game tertentu. Seperti yang ditunjukkan oleh Daniel Ahmad, seorang analis senior di Niko Partners, beberapa game dan layanan populer lainnya yang terkena larangan termasuk Origin, DOTA 2 , dan Counter-Strike.

Pengamat industri game Yabes Elia menuturkan, bagi developer lokal, pemblokiran ini akan membuat mereka lebih kesulitan untuk melakukan penjualan. Sebab, mereka harus memasang VPN di PC masing-masing yang di mana harus mengeluarkan biaya tambahan. Dengan adanya kasus pemblokiran berarti tidak akan ada penjualan lagi melalui aplikasi Steam. Terlebih, menurut Yabes, Steam merupakan platform game yang memiliki banyak pengguna sehingga menjadi sarana paling strategis untuk menjual game.

Ibarat saya di kota kecil, tapi jualan meja. Saya tetap akan jualan di marketplace (Tokopedia/Shopee), karena pembeli kebanyakan di sana. Meski Pemda bikin toko online baru, saya tetap akan jualan di toko yang paling rame-lah,” tuturnya menjelaskan. (31/7/2022)

Untuk itu, ketika terjadi pemblokiran, developer harus mampu memutar otak agar bisa menghindari hal tersebut terjadi. Namun, ketika developer lokal tetap tidak bisa menemukan cara untuk berjualan di Steam, mereka otomatis kalah atau tidak bisa berjualan dan kehilangan penghasilannya.

Kris Antoni, CEO dan founder Toge Production juga menyatakan, developer lokal menjadi semakin sulit untuk menggunakan tools atau menerbitkan game mereka melalui platform, seperti Steam, Epic Games Store, hingga Origin. Developer tidak dapat menggunakan Unreal Engine karena memerlukan login menggunakan akun Epic Games. Saat ini, telah banyak game developer Indonesia yang menggunakan Unreal Engine, contohnya DreadOut dan Para Kacuk (Troublemaker).

Bukan hanya berdampak pada developer lokal, gamers Indonesia yang hendak mendukung game developer dengan cara membeli game original di Steam pun menjadi terhalang. Hal ini memicu para gamers untuk kembali memilih menggunakan yang bajakan karena tidak dapat membeli game original. Akhirnya usaha dan kampanye yang selama ini dilakukan untuk pembelian game/software resmi dan original menjadi tercoreng dan gagal.

Di samping itu, terdapat kabar baik dari KOMINFO yang mengungkap telah berhasil melakukan korespondensi dengan Valve sebagai pemilik platform Steam terkait pemblokiran Steam, Dota 2, dan Counter-Strike tersebut. Saat ini, mereka sedang dalam proses persiapan dokumentasi untuk melengkapi proses pendaftaran PSE asing KOMINFO. Karena hal tersebut, para gamers Indonesia diharapkan dapat bersabar terlebih dahulu hingga akses Steam kembali dibuka seperti semula dan para game developer bisa kembali menjual produknya.

DAFTAR PUSTAKA


  • Penulis : Alyza Rahima Pramudya dan Chelsea Marchelle
  • Editor : Cecilia Valenda