Russia-Ukrainian Cyberwar

Dunia Digital merupakan elemen penting dalam peperangan apa pun. Informasi, propaganda, dan juga komunikasi merupakan aspek yang penting dimiliki sebuah negara dalam kondisi perang. Informasi dapat menjadi tombak dalam perang. Anggaplah jika ada kesalahan informasi mengenai pengeboman sebuah tempat perbelanjaan, maka mungkin saja satu belah pihak akan mencoba menjatuhkan pihak lainnya atas kehancuran tempat perbelanjaan tersebut. Misinformasi merupakan alat propaganda yang sangat penting untuk memancing emosi dan juga mengontrol emosi dari kedua pihak. Propaganda merupakan teknik lama yang sudah sering dipakai saat perang. Propaganda dapat membangun atau menghancurkan suatu negara yang sedang berperang. Komunikasi juga merupakan hal yang penting untuk dimiliki sebuah negara untuk keperluan mobilisasi segala sesuatu bahkan untuk rute aman keluar dari zona tembak, atau bahkan mobilisasi tentara untuk persiapan perang. Tanpa salah satu dari ketiga hal tersebut, perang bisa langsung jatuh ditangan musuh.

Rusia dan juga Ukraina sedang berperang. Perang tersebut memang sedang menjadi sorotan publik namun ada juga perang cyber yang kurang tersorot di mata publik. Perang Cyber atau Cyberwar tersebut menjadi salah satu perang panas yang juga terjadi dibalik layar. Cyberwar Rusia-Ukraina dimulai saat beberapa oknum Rusia mendapatkan dokumen dokumen penting Ukraina dan menyebarkannya di beberapa forum berbahasa Rusia seperti dilaporkan oleh Microsoft pada tahun 2021. Tidak hanya itu, mereka pun berhasil menginstal virus yang dapat menghapus data dalam komputer bahkan mematikan sebagian besar komputer aktif di Ukraina. Salah satu virus tersebut adalah NotPetya, sebuah virus yang dapat mematikan komputer yang terinfeksi.

Namun hal tersebut hanyalah permulaan perang yang sesungguhnya. Saat perang dimulai dan Rusia menginjakkan kakinya kembali di tanah Ukraina, para hacker Rusia bekerja sama dan berhasil memadamkan saluran internet di Ukraina bahkan sekitar Ukraina juga. Saat ini, Rusia dikabarkan sedang mempersiapkan virus yang dapat memutuskan bukan hanya komputer, tetapi seluruh listrik di Ukraina. Untuk riwayat penyerangan cyber terhadap Ukraina dapat dilihat melalui website ini https://www.csis.org/analysis/cyber-war-and-ukraine. Bahkan pada bulan Juni 2022, perang cyber ini masih saja berjalan dengan adanya phising yang berjalan di Ukraina.

Tentunya perang cyber ini tidak langsung membunuh manusia, tetapi membunuh secara perlahan. Sedikit demi sedikit masyarakat menjadi cemas dan selalu waspada akan serangan cyber dan juga virus yang bisa kapan saja menyerang perangkat digital yang dimilikinya. Perlahan-lahan kecemasan tersebut dapat menjadi ketidakpercayaan kepada pemerintahan ataupun menjadi kebencian terhadap sang penyerang. Indonesia harus siap untuk bisa menangkal segala upaya perang cyber yang mungkin akan terjadi saat adanya perang dengan skala yang lebih besar dan lebih dekat ke tanah air. Mari kita belajar bersama-sama agar dapat membantu negeri ini menjadi lebih aman dan tidak buta digital.

DAFTAR PUSTAKA


  • Penulis : Ethan Elnathan Mathias
  • Editor : Cecilia Valenda