Bukit Algoritma: The Real Sillicon Valley in Indonesia

Berbicara mengenai Silicon Valley, pastinya banyak orang sudah pernah mendengar nama Silicon Valley atau hal-hal yang merujuk ke arah tersebut. Silicon Valley sendiri merupakan pusat inovasi teknologi di suatu daerah yang bernama San Francisco Bay Area, California, Amerika Serikat dibangun pada tahun 1970. Bahkan dapat dipercaya bahwa Silicon Valley merupakan jantung perusahaan dan teknologi di dunia. Hingga saat ini, daerah tersebut menjadi tempat perusahaan teknologi berkumpul, berkembang, dan berinovasi. Daerah tersebut telah berhasil mencetak banyak sekali perusahaan teknologi besar yang dikenal dan digunakan oleh banyak orang dari berbagai penjuru negara seperti Apple, Google, Facebook, Cisco, IBM, dan lainnya.

Seiring berjalannya waktu, kini Indonesia sudah mulai melakukan pembangunan tempat Silicon Valley versi Indonesia itu sendiri yang digarap oleh perusahaan BUMN yang terdiri dari PT Amarta Karya (AMKA) dan PT Kiniku Bintang Raya pada tahun 2021 yang menjadi pusat teknologi industri tanah air di Kota Sukabumi, Jawa Barat yang diberi nama Bukit Algoritma. Bukit Algoritma akan memakan lahan sebesar 888 hektar di wilayah Kecamatan Cikidang dan Cibadak untuk membangun infrastruktur-infrastruktur yang akan memfasilitasi orang-orang Indonesia yang ingin melakukan riset, inovasi, pembangunan, dan kontribusi lainnya terhadap teknologi dengan harapan adanya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara Indonesia. Maka dari itu, akan ada banyak masyarakat yang berantusias dalam pembangunan Silicon Valley di Indonesia. 

Bukit Algoritma dibangun dengan tiga tahap yang terdiri dari tahap pertama yang membutuhkan tiga tahun untuk melakukan infrastruktur dasar, lima tahun setelahnya untuk melakukan tahap kedua, dan tiga tahun setelahnya akan dilakukan tahap yang terakhir dengan total biaya proyek diperkirakan akan menghabiskan sebesar 18 triliun pada tiga tahun pertama. Biaya tersebut tidak diambil dari APBN negara, melainkan diambil dari investor-investor dalam maupun luar negeri yang bersedia untuk menginvestasikan dananya untuk proyek Bukit Algoritma ini. Prioritas pembangunan wilayah ini adalah renovasi fisik pada gedung yang ada untuk menyediakan lebih banyak tempat untuk para inovator, perusahaan atau start-up, dan melakukan berbagai macam aktivitas bisnis atau riset dan pengembangan.

Setelah berdirinya Bukit Algoritma, daerah tersebut direncanakan menjadi pusat atau wadah untuk orang-orang Indonesia yang ingin memiliki kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pengusaha untuk membangun usaha atau startup di kawasan ini. Kawasan ini akan membuka lapangan pekerjaan baru dan mengundang banyak pandangan dari masyarakat seperti para ilmuwan yang sangat dibutuhkan di Bukit Algoritma untuk melakukan riset dan inovasi teknologi. Para pekerja yang siap mengembangkan teknologi tanah air juga menjadi salah satu yang dibutuhkan di Bukit Algoritma. Selain itu, para investor yang memiliki ketertarikan untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan-perusahaan teknologi di Bukit Algoritma juga sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan kualitas ekonomi 4.0, meningkatkan kualitas pendidikan bangsa, menjadi pusat riset untuk putra putri terbaik bangsa, dan dapat meningkatkan sektor pariwisata di kawasan Kota Sukabumi. 

Meski Bukit Algoritma masih dalam tahap pembangunan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sangat mengharapkan Bukit Algoritma ini bukanlah hanya sekedar gimmick saja karena untuk menjadikan suatu daerah menjadi Silicon Valley harus memenuhi syarat seperti integrasi antar-universitas, antar-industri, dan antar-lembaga finansial agar kawasan tersebut dapat dinilai sebagai kawasan industri riset dan teknologi yang siap membuahkan hasil yang akan memajukan bangsa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA


  • Penulis : Michelle Valencia Nurdi, William Thaddeus
  • Editor : Fisalma Maradita