BSD : Indonesia’s Silicon Valley?

 

Mendengar kata Silicon Valley, yang terlintas di benak kita akan merujuk pada pada sebuah wilayah di selatan San Francisco Bay Area, Amerika Serikat, kawasan ini terkenal karena banyaknya perusahaan teknologi besar yang berpusat disana. Silicon Valley kini menjadi target bagi perusahaan modal ventura dan investor, bahkan selama 2020 terdapat 38 perusahaan Fortune 500 yang berlokasi di Silicon Valley sehingga lokasi di daerah tersebut dihargai sekitar $253 miliar. Jadi dapat diartikan, Silicon Valley merupakan rumah dari banyaknya perusahaan di bidang teknologi untuk berinovasi. 

Tak hanya di Amerika, kini di Indonesia juga berencana untuk ‘membawa’ Silicon Valley. Pada 2019 Menkominfo Rudiantara mengatakan bahwa kawasan BSD city di Tangerang dapat menyaingi Silicon Valley di waktu mendatang. Perubahan BSD menjadi Silicon Valley di Indonesia ditandai dengan hadirnya Apple Developer yang dipercaya akan menghasilkan lulusan hebat dalam pengembangan sistem iOS. Bahkan kini di area tersebut juga menjadi tempat bagi sekolah IT terkemuka berdiri selain Apple Academy yaitu Techpolitan, Creative Nest, serta Purwadhika Startup dan Coding. Tak hanya sekolah IT, area tersebut juga sudah menjadi rumah bagi perusahaan teknologi terkemuka seperti Traveloka, Grab, dan Juniper.

Lebih lanjut, Sinar Mas Land yang juga merupakan pengembang dari BSD City berencana untuk membangun Digital Hub, yang menjadi bagian utama dari pengembangan integrated smart digital city dan sebagai kawasan komersial khusus bagi industri teknologi. Digital Hub dirancang untuk mendukung operasional dan aktivitas perusahaan teknologi digital mulai start up, company, technology leaders, hingga institusi pendidikan yang bergerak di bidang IT. 

Menurut Rudiantara Menteri Komunikasi dan Informatika tahun 2013-2019, dengan kehadiran perusahaan raksasa di kawasan BSD dapat membuka jalan bagi perusahaan teknologi di dunia untuk berinvestasi di Indonesia. Selain itu, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika pada kabinet Indonesia Maju, Johnny G. Plate, pembangunan Digital Hub sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan pemanfaat ruang digital dengan baik.

Area ini terletak di bagian Selatan Green Office Park, BSD City, dan dibangun diatas tanah seluas 25 hektar sejak 2016. Sinar Mas Land akan menggandeng NBBJ yaitu perusahaan konsultan arsitektur Amerika Serikat yang kerap kali dipercaya untuk membangun gedung perusahaan besar seperti Apple dan Google. Tahap pertama dari Digital Hub sendiri yaitu pembangunan 2 gedung bernama Knowledge Hub dengan luas 1,1 hektar. Rencananya area Digital Hub dapat menampung hingga 50 gedung perkantoran. Dengan harapan menjadikan daerah tersebut markas bagi startup dan juga perusahaan besar di Indonesia terutama yang bergerak di bidang teknologi. 

Sinar Mas juga berencana mengubah BSD City secara keseluruhan menjadi smart city dengan menggandeng G42 dan juga Mitbana. G42 adalah perusahaan asal Uni Emirat Arab yang bergerak di bidang Artificial Intelligence dan Cloud Computing. Nantinya, G42 dan Sinar Mas akan membangun layanan aplikasi dalam platform tersebut untuk beberapa aktivitas, seperti akses keluar masuk gedung, pendidikan, periklanan, kesehatan, pembayaran dan perdagangan. Sementara Mitbana yang merupakan perusahaan gabungan antara Mitsubishi dengan Subana Jurong bertugas untuk membangun sistem transportasi di BSD yang membuat BSD menjadi kota dengan fokus TOD (Transit Oriented Development) yang mana memudahkan mereka yang tinggal di daerah tersebut untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.  “Jadi, smart city itu bukan hanya pasang IT dan CCTV, tetapi mencakup beberapa aspek, sosial, ekonomi, dan environment”, tutur Irvan Yasni selaku CEO Technologi Business Sinar Mas Land.

Meskipun BSD saat ini merupakan kandidat utama dari Silicon Valley-nya Indonesia, menurut Menkominfo tidak menutup kemungkinan bahwa daerah lain dapat menjadi ‘Silicon Valley’ Indonesia di masa mendatang yang terletak di daerah seperti Sukabumi, Bandung, Bali, hingga Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA


  • Penulis: Anida Dewi Prahesti, Nicholas
  • Editor: Axcel Deon Davelin Syahputra