Serius, Internet dapat Bikin Candu?

Pada zaman ini, internet merupakan sebuah media yang banyak digemari oleh semua kalangan umur mulai dari yang muda sampai tua, yang mana kondisi ini didominasi oleh mereka yang berumur remaja. Alasan mengapa remaja bisa mendominasi posisi ini karena kebiasaan mereka mencari informasi dan menemukan teman baru di sosial media yang menjadikan hal itu menjadi sebuah kegemaran. Terlebih lagi, umur remaja Indonesia pada beberapa tahun ini meningkat tinggi yang menjadikan angka pengguna internet di Indonesia meningkat drastis dari tahun ke tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa pengakses internet di Indonesia ada sebanyak 88,99 persen.

Terdapat banyak dampak positif serta negatif dari penggunaan internet ini. Dampak positif yang dirasakan adalah informasi yang tadinya terasa sangat jauh untuk digapai, sekarang informasi tersebut dapat kita raih hanya dengan waktu kurang dari 1 menit. Adanya internet juga tidak menjadikan jarak sebagai sebuah penghalang untuk kita memperbanyak teman baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun, banyak dari para remaja yang rentan terkena dampak negatif dari penggunaan internet yakni kecanduan atau dapat dikatakan sebagai ketergantungan pada gadget. Ketergantungan pada internet secara berlebihan atau yang dapat juga disebut sebagai internet addiction ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu, pemakaian yang lebih sering terhadap objek candu, tidak memperdulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya.

Kecanduan ini mengakibatkan waktu yang dilewati oleh para pelajar dan mahasiswa terbuang sia-sia setelah melakukan kegiatan pembelajaran, yang sebenarnya waktu tersebut dapat mereka gunakan untuk aktivitas produktif lainnya. Hal ini diakibatkan oleh mereka yang lupa akan waktu karena terlalu asyik berselancar di dunia internet, baik pada siang hari, malam hari bahkan sampai menjelang pagi. Berdasarkan Global Digital Report 2019 dari HootSuite dan We Are Social, Indonesia menduduki peringkat kelima di dunia dalam hal durasi penggunaan internet lho, dengan durasi waktu selama 8 jam 36 menit per hari untuk berselancar di dunia maya.

Internet addiction sendiri hampir sama dengan kecanduan obat-obatan, alkohol dan hal-hal serupa. Biasanya internet addiction ini berupa kecanduan pada jejaring sosial, game, email, pornografi, judi online, dan lain lainnya. Hal ini memang tidak tercantum pada Diagnostic and Statistical Manual (DSM), namun secara kondisi dapat dikatakan mirip atau dekat dengan seperti kondisi ketika kecanduan akibat dari judi. 

Mereka yang berlebihan dalam menggunakan internet dapat menyebabkan sebuah penarikan diri dari lingkungan sosial. Selain itu, kehidupannya pun turut berfokus hanya pada internet daripada kehidupan sehari-harinya seperti biasa. Kondisi ini akhirnya dapat mengakibatkan depresi akibat adanya sebuah isolasi sosial, dikarenakan kurangnya interaksi sosial secara langsung yang dilakukan antara dirinya dengan lingkungan sekitar. Depresi tidak mengenal usia, gangguan ini dapat dialami oleh semua kelompok usia serta dari semua lapisan masyarakat.

Maraknya penggunaan internet tentu dapat merugikan penggunanya sendiri, baik dari segi kesehatan atau fisik, serta menyebabkan perubahan yang tidak sesuai dengan kebudayaan dan nilai-nilai bangsa Indonesia. Internet yang semakin canggih dan jangkauan yang melebar luas dapat mempermudah terjadinya pelanggaran HAKI (hak cipta), meningkatkan kemalasan terhadap pembelajarannya karena kurang bijak dalam mengatur penggunaan internet, serta dapat memunculkan gaya hidup yang konsumtif, melihat sifat internet yang memudahkan perdagangan.  

Indonesia, sebuah negara kepulauan dan dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan dan keberagaman budaya. Kebudayaan inilah yang menjadi ciri khas suatu bangsa yang dapat membedakannya dari negara lain. Indonesia memiliki nilai-nilai bangsa yang telah tertanam sejak dahulu kala, seperti nilai toleransi yang tinggi, sikap tolong menolong, sikap peduli, sikap ramah dan santun. Dengan meningkatnya angka kecanduan penggunaan Internet juga mempengaruhi cara warga Indonesia dalam bersikap di dunia maya. Salah satu yang paling menonjol adalah terkikisnya nilai-nilai bangsa Indonesia, seperti sikap ramah dan santun. Menurut laporan studi tahunan Microsoft pada tahun 2020, mengungkapkan bahwa sikap kesopanan warga Indonesia di dunia maya berada di posisi terbawah se-Asia Tenggara. Selain itu pula, dengan maraknya Internet di Indonesia, dapat meningkatkan masuknya budaya asing lewat saluran-saluran informasi dan tentu jika kurang tersaring dengan benar dapat sedikit demi sedikit melenyapkan nilai – nilai budaya asli Indonesia.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap individu pengguna internet harus dapat mengontrol dirinya agar tidak tenggelam terlalu dalam di dunia internet. Lewat pembahasan ini, pengguna internet juga diharapkan mampu menggunakan internet sesuai dengan batas atau sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Mari kita, sebagai pengguna internet bersikap cerdas dengan memadukan aktivitas onlinenya dengan aktivitas di kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka

  • p, I. (2019, March 2). Warga Indonesia masuk 5 Besar Pecandu internet. Lokadata.ID. Retrieved from https://lokadata.id/artikel/warga-indonesia-masuk-5-besar-pecandu-internet.
  • Cynthia Magdalena Indra, Anita Elisabet Dundu , B. H. Ralph Kairupan. (n.d.). HUBUNGAN KECANDUAN INTERNET DENGAN DEPRESI PADA PELAJAR KELAS XI DI SMA NEGERI 9 BINSUS MANADO. Januari 2019; Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR).
  • Qomariyah, A.N, 2008 , Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
  • BPS: 88,99% Anak 5 Tahun Ke Atas Mengakses internet Untuk media sosial. Databoks. (n.d.). Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/24/bps-8899-anak-5-tahun-ke-atas-mengakses-internet-untuk-media-sosial.
  • Yuhana Ningtyas, S. D. (2012). HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA. Semarang; Educational Psychology Journal.

  • Penulis: Muhammad Irshandy Wirayudha, Debora
  • Editor: Vangelia Peace Palijama