ONLINE DISINHIBITION EFFECT: KENAPA YA, BEBERAPA ORANG MENJADI BERBEDA SAAT DI DUNIA MAYA?

Halo, Psytroopers! Bagaimana kabar kalian? Semoga baik-baik saja, ya! Kita berjumpa lagi di artikel Psikopedia. Di artikel kali ini, kita akan membahas satu fenomena yang sangat menarik. Tapi sebelum itu, jawab pertanyaan ini dulu, ya! Kalian pernah nggak sih, melakukan suatu hal di dunia maya yang mungkin nggak akan kalian lakukan di dunia nyata? Atau kalian kenal dengan orang yang punya kepribadian ‘online’ yang bertolak belakang dengan kepribadiannya di dunia nyata? Nah, ternyata dalam dunia psikologi, fenomena ini ada namanya lho, yaitu online disinhibition effect. Mau tau lebih dalam tentang fenomena ini? Yuk, simak pembahasan lengkapnya.

Online disinhibition effect adalah kondisi dimana seseorang memiliki perilaku yang bertolak belakang di dunia maya dengan perilakunya saat berinteraksi secara langsung di dunia nyata (Suler, 2004). Hal ini disebabkan karena saat berada di dunia maya, seseorang merasa sangat bebas untuk mengekspresikan diri karena mereka menjadi anonim. Tidak ada orang yang mengetahui identitas pribadi mereka. (Wu et al., 2017).

Suler (2004) mengungkapkan bahwa terdapat 6 faktor yang melatarbelakangi terjadinya fenomena online disinhibition effect, yaitu:

1.     Dissociative anonymity

Seseorang merasa aman akan terungkapnya identitas asli diri mereka di dunia maya, sehingga mereka merasa memiliki kesempatan untuk menunjukkan perilaku yang berbeda dan memisahkan diri mereka di kehidupan nyata dengan diri mereka di dunia maya.

2.     Invisibility

Saat berada di dunia maya, tidak terjadi interaksi secara langsung antarindividu sehingga seseorang akan merasa bahwa ia invisible atau tidak terlihat oleh orang lain yang menjadi lawan bicaranya. Invisibilitas inilah yang membuat seseorang berani untuk melakukan hal-hal yang biasanya tidak mereka lakukan di dunia nyata.

3.     Asynchronity

Percakapan di dunia maya tidak selalu sinkron dalam waktu. Bisa jadi ada jeda beberapa menit atau jam untuk seseorang membalas percakapan. Hal inilah yang membuat seseorang dapat mengubah arah berpikirnya.

4.     Solipsistic introjection

Interaksi yang tidak terjadi secara nyata di dunia maya membuat seseorang mengimajinasikan bagaimana wujud lawan bicaranya menyampaikan pesan tersebut secara langsung.

5.     Dissociative imagination

Seseorang akan berimajinasi dirinya yang di dunia maya berbeda dengan dirinya yang berada di dunia nyata, sehingga norma yang diterapkan di dunia maya juga berbeda dengan yang diterapkan di dunia nyata.

6.     Minimization of status and authority

Saat berada di dunia maya, perbedaan akan ciri fisik, lingkungan, maupun status sosial seseorang menjadi minim atau bahkan tidak terlihat karena anonimitas yang ada. Oleh karena itu, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengekspresikan diri.

Lalu, seperti apa sih, contoh dari online disinhibition effect? Misalnya, ada seseorang yang di dunia nyata dikenal sebagai sosok yang sopan, santun, dan memiliki tutur kata yang lembut. Namun, ketika di dunia maya, ternyata ia sering melontarkan komentar-komentar kasar dan menyebarkan ujaran kebencian kepada orang lain. Dalam contoh ini, seseorang menjadi lebih agresif di dunia maya dibandingkan di dunia nyata.

Lantas, apakah online disinhibition effect hanya mengarah kepada agresifitas atau hal-hal negatif? Tentu saja tidak. Terdapat dua arah yang berlawanan dari online disinhibition effect, yakni benign disinhibition dan toxic disinhibition. Toxic disinhibition merupakan kondisi dimana seseorang menunjukkan perilaku agresif seperti melontarkan kalimat-kalimat kasar, menunjukkan perilaku kemarahan, dan menebarkan kebencian. Contoh kasus yang dijelaskan di atas termasuk ke dalam toxic disinhibition.

Berbeda dengan toxic disinhibition, benign disinhibition adalah keadaan dimana seseorang lebih terbuka untuk membagikan hal personal tentang dirinya, membagikan emosi yang sedang dirasakan, bahkan menunjukkan kebaikan serta kedermawanannya di dunia maya. Contohnya, ketika ada seseorang yang dikenal sebagai orang yang pemalu di dunia nyata, tetapi di dunia maya, ia lebih lancar dan lebih berani mengekspresikan dirinya melalui kata-kata di dunia maya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa online disinhibition effect adalah keadaan dimana seseorang merasa bahwa dirinya di dunia maya memiliki karakter yang berbeda dari karakter di dunia nyata, sehingga pada saat berada di dunia maya, ia merasa bebas menunjukkan perilaku yang biasanya tidak dilakukan di dunia nyata tanpa merasa cemas atau merasa bersalah.

Psytroopers, dunia maya telah memberikan kita ruang yang luas untuk dapat mengekspresikan diri secara bebas. Namun, tentunya kita harus tetap bijaksana dalam memilih dan menentukan bagaimana kita berperilaku. Semua perkataan dan perbuatan yang kita lakukan baik di dunia nyata maupun di dunia maya sepenuhnya adalah tanggung jawab kita. Oleh karena itu, mari ciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi siapapun untuk dapat mengekspresikan diri masing-masing di dunia maya. Demikianlah pembahasan tentang fenomena online disinhibition effect dalam dunia psikologi. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi

Averina, F. (2021, November 23). Online Disinhibition Effect: Diri “Online” Kita yang Bertolak Belakang. Kumparan. https://kumparan.com/florine-averina/online-disinhibition-effect-diri-online-kita-yang-bertolak-belakang-1wy9cPtFVov/full

Dean, J. (2023). Online disinhibition: Effect, causes, examples. PsyBlog. https://www.spring.org.uk/2023/03/online-disinhibition-effect.php

Suler, J. (2004). The online disinhibition effect. Cyberpsychology & Behavior, 7(3), 321–326. https://doi.org/10.1089/1094931041291295

Wu, S., Lin, T., & Shih, J. (2017). Examining the antecedents of online disinhibition. Information Technology & People, 30(1), 189–209. https://doi.org/10.1108/itp-07-2015-0167

Bonanza Octyokora