Spirit Doll for Healing Yay or Nay

Spirit Doll for Healing Yay or Nay

Hai teman-teman! Kita bertemu lagi di artikel Psikopedia pada bulan Februari! Semoga teman-teman dalam kondisi yang baik dan penuh semangat ya, terlebih pada bulan kasih sayang ini. Ngomong-ngomong tentang kasih sayang nih, beberapa waktu lalu kita sempat dihebohkan dengan maraknya public figure yang mengungkapkan bentuk cinta kasihnya pada boneka yang disebut sebagai spirit doll. Yuk kita kupas lebih dalam tentang fenomena ini!

Apa sih itu spirit doll?

Dilansir dari CNN Indonesia (2022), boneka arwah atau spirit doll dapat dipahami sebagai wujud pelengkap dari suatu ritual keagamaan yang dapat merepresentasikan tokoh suci dalam agama ataupun malaikat dan leluhur. Spirit doll juga sudah digunakan sejak zaman dahulu untuk melakukan kegiatan keagamaan dan pemujaan. Dewasa ini, spirit doll seolah muncul sebagai tren di masyarakat. Mereka menggunakan boneka tersebut sebagai media untuk healing atau penyembuhan batin dan kondisi mentalnya karena merasa dapat mengekspresikan diri dengan baik di depan boneka yang mereka adopsi tersebut.

Kenapa orang-orang mengadopsi spirit doll?

Secara psikologis, tren di masyarakat untuk mengadopsi spirit doll ini dapat dijelaskan berdasarkan beberapa sebab.

  • Defense Mechanism: Regression

Ketika seseorang dihadapkan dengan situasi tertentu yang memunculkan rasa cemas di dirinya, ia secara tidak sadar akan mengembangkan mekanisme pertahanan diri (King, 2020). Berhubungan dengan spirit doll, mekanisme pertahanan diri atau defense mechanism yang dimunculkan seseorang disebut sebagai regression. Pada saat dihadapkan dengan kondisi tertentu yang membuatnya merasa cemas atau tertekan, seseorang akan cenderung kembali ke masa perkembangan sebelumnya, yang pada kasus ini ia menjadikan boneka sebagai “teman” untuk diajak berinteraksi. 

  • Keinginan untuk Seragam

Mengadopsi spirit doll seolah telah menjadi tren yang perlu diikuti oleh semua orang. Namun, bagaimana ini bisa terjadi? Dalam psikologi, dikenal istilah konformitas, yang merujuk pada sikap seseorang untuk dapat sesuai dan seragam dengan kebanyak orang di masyarakat (American Psychological Association, n.d). Dengan semakin banyak orang yang mengadopsi spirit doll untuk kegiatan healing, terutama para public figure, dapat semakin memperbesar kemungkinan masyarakat untuk ikut-ikutan mengadopsi spirit doll supaya dapat mencapai keseragaman dengan orang lain.

  • Fear of Missing Out

Hampir mirip dengan kondisi keseragaman, alasan lain yang mungkin muncul adalah perasaan takut ketinggalan atau fear of missing out. Perasaan ini dapat memunculkan pemikiran bahwa bisa saja orang-orang yang mengadopsi spirit doll memiliki kehidupan yang lebih baik karena mereka dapat mewujudkan kegiatan healing dengan lebih baik pula. Hal tersebut mendorong seseorang merasa bahwa bisa saja ia kehilangan perasaan rileks atau tenang karena kegiatan healing yang ia lakukan bukan dengan mengadopsi spirit doll.

Jadi, apakah mengadopsi spirit doll ini adalah hal yang baik atau tidak? Jawabannya akan tergantung pada persepsi masing-masing individu. Apabila individu merasa bahwa dengan ia memiliki spirit doll untuk diajak berkomunikasi dapat membantunya melepas penat dan lebih menikmati kehidupannya, sah-sah saja untuk mengadopsinya. Namun, yang perlu diingat bahwa terdapat batasan yang perlu dibuat oleh individu mengenai perlakuannya terhadap spirit doll tersebut karena bagaimanapun juga seorang individu tetap perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan individu lain, bukan hanya dengan boneka.

Selain itu, terdapat beberapa tips lain yang dapat diterapkan oleh individu yang ingin healing selain dengan mengadopsi spirit doll.

1. Berolahraga

Teman-teman dapat menyalurkan waktu luang untuk healing dengan cara berolahraga. Olahraga yang dilakukan dapat beraneka ragam, mulai dari olahraga ringan seperti yoga dan kardio, hingga olahraga berat seperti zumba dan angkat beban. Dengan berolahraga, pikiran seseorang dapat menjadi lebih rileks dan pastinya memperoleh manfaat yang baik bagi kesehatan. 

2. Melakukan hobi

Mengisi waktu dengan melakukan hobi pastinya menjadi hal yang menyenangkan, terlebih dapat berguna juga untuk healing. Hobi ini dapat disesuaikan dengan preferensi individu, seperti melukis, memasak, membaca, dan sebagainya.

3. Travelling

Berjalan-jalan atau travelling juga dapat dijadikan salah satu opsi untuk merilekskan pikiran, terlebih ke tempat-tempat terbuka yang berhubungan dengan alam. Udara yang lebih segar akan membantu kita menjadi lebih tenang. Namun, karena masa pandemi masih berlangsung, tetap patuhi protokol kesehatan saat berjalan-jalan ya, teman-teman!

Bagaimana teman-teman? Sudah lebih tergambar ya mengenai fenomena yang baru-baru ini marak perkembangannya, terutama dari sisi psikologisnya nih. Pada intinya, teman-teman perlu selektif dan adaptif dalam memilih jenis healing yang dapat dilakukan, terutama dalam jangka panjang. Jangan hanya ikut-ikutan tren tanpa mengetahui lebih dalam mengenai sesuatu hal ya, teman-teman!

Referensi

American Psychological Association. (n.d.). Conformity. In APA dictionary of psychology. Retrieved January 23, 2022, from https://dictionary.apa.org/conformity 

King, L. A. (2020). The science of psychology: An appreciative view (5th ed.). McGraw-Hill Education.

N.n. (2022, January 3). Mengenal spirit doll, boneka arwah yang viral. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220103144439-277-741952/mengenal-spirit-doll-boneka-arwah-yang-viral 

Scott, E. (2021, April 25). How to deal with FOMO in your life. Very Well Mind. https://www.verywellmind.com/how-to-cope-with-fomo-4174664#:~:text=What%20Is%20FOMO%3F,envy%20and%20affects%20self%2Desteem

Elen Novianti