S. Ramanujan, Jenius yang Dipandang Sebelah Mata
Dunia matematika pastinya tidak selalu penuh dengan si para jenius yang selalu ditinggikan dalam pendidikan matematika. Albert Einstein, Pythagoras, dan banyak lagi tentunya menjadi orang-orang yang dipikirkan apabila tokoh jenius dalam matematika disebut-sebut. Namun, salah satu tokoh matematika yang sangat berpengaruh adalah Srinivasa Ramanujan.
Ramanujan merupakan tokoh matematika yang berasal dari Erode, Tamil Nadu, India. Ramanujan sudah menunjukan ketertarikannya terhadap matematika sejak kecil. Bahkan ketika Ramanujan masih di usia muda, Ia sudah bisa memecahkan berbagai masalah kompleks tanpa adanya pengajaran. Meskipun Ramanujan adalah seorang jenius dalam matematika, Ia mengabaikan mata pelajaran lain yang membuatnya gagal dalam akademis dan sulit untuk menemukan pekerjaan di kemudian hari.
Pada akhirnya, Ramanujan mendapatkan kesempatan melalui wawancara yang dilakukannya dengan pejabat pemerintah yakni Ramachandra Rao. Pada awalnya Rao ingin membantu Ramanujan dalam riset matematikanya karena terkesan dengan kemampuan Ramanujan. Namun, Ramanujan menolak dan pada akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai bagian dari administrasi untuk Madras Port Trust.
Sewaktu Ramanujan berada di Madras Port Trust, Ramanujan mengeluarkan pekerjaannya dalam jurnal “Journal of the Indian Mathematical Society”. Melalui jurnal inilah Ramanujan mulai mendapatkan rekognisi dari matematikawan Inggris bernama Godfrey H. Hardy, yang membuatnya mendapatkan beasiswa untuk belajar di Trinity College, Cambridge.
Pada saat Ramanujan pindah ke Inggris, pengetahuannya bisa menandingi matematikawan lainnya. Meskipun Ramanujan tidak begitu mengetahui mengenai perkembangan matematika pada saat modern, namun kemampuannya pada topik lainnya seperti pecahan kontinu, dan lain-lain tidak tertandingi oleh matematikawan manapun. Beberapa topik yang dikembangkan oleh Ramanujan meliputi deret riemann, deret hipergeometrik, integral eliptik, persamaan fungsional fungsi zeta, dan teori mengenai deret divergen. Teori mengenai deret divergen ditemukannya sendiri untuk mengetahui jumlah dari deret tersebut (penjumlahan Ramanujan). Dibelakang semua itu, Ramanujan juga tidak mengetahui beberapa fungsi dasar seperti fungsi periodik ganda, bentuk kuadrat, dan lain-lain yang membuatnya dianggap sebelah mata. Kemudian, ditambah lagi dengan rasisme di masa itu terhadap orang berkulit gelap, membuatnya mendapatkan perlakuan tidak baik dari orang-orang di sekitarnya.
Melalui beberapa makalah yang dibuatnya pada tahun 1918, Ramanujan kemudian terpilih untuk menjadi anggota Royal Society of London. Meskipun demikian, pada setahun sebelumnya, 1917, Ramanujan terjangkit penyakit tuberkulosis. Pada tahun 1919, Ramanujan kembali ke India dikarenakan kondisinya sudah membaik. Namun, Ia meninggal pada tahun berikutnya. Ramanujan meninggalkan beberapa buku catatan dan beberapa persamaan yang belum diverifikasi. Namun, penemuan-penemuan ini kemudian dibantu oleh Hardy untuk diterbitkan dan pada akhirnya menjadi salah satu penemuan matematika Ramanujan dan Hardy yang sangat berdampak untuk dunia matematika.
referensi :
https://historia.id/kultur/articles/kisah-matematikawan-yang-dipandang-sebelah-mata-P1o8M/page/4