Mengenali Manfaat dan Efek Samping Lebih Lanjut Mengenai Tanaman Spirulina Yang Menjadi Tren Makanan Di Masa Kini

 Mengenali Manfaat dan Efek Samping Lebih Lanjut Mengenai Tanaman Spirulina Yang Menjadi Tren Makanan Di Masa Kini

(Fiorent Valencia 2440026010)

Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, belakangan ini sering dimanfaatkan bahan baku yang berbeda untuk menambahkan nilai positif dalam kesehatan dan keamanan pangan. Salah satu pangan yang kini sedang menjadi tren adalah tanaman Spirulina. Tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai suplemen alami yang mengandung vitamin serta antioksidan yang baik bagi kesehatan tubuh. Secara fisik, spirulina memiliki penampilan seperti ganggang laut dengan warna hijau-kebiruan (cyanobacteria), berbentuk spiral, dan tanaman ini hidup di air laut serta air tawar. Salah satu jenis spirulina yang digunakan untuk diproduksi menjadi makanan, yaitu spirulina maxima (Arthrospira maxima) dan spirulina platensis (Arthrospira platensis). Proses pengolahan spirulina menjadi suplemen dilakukan dengan proses pemanenan kemudian tahap akhir adalah mengubahnya menjadi beberapa bentuk sesuai kebutuhan, seperti tablet, bubuk atau minuman yang dapat dikonsumsi (Kabinawa, 2006).

Terdapat kandungan nutrient dalam spirulina yang membuat tanaman ini menyehatkan untuk dikonsumsi. Umumnya, dalam 1 sendok spirulina dalam kemasan bubuk mengandung tinggi protein, lemak baik, karbohidrat, kalsium, magnesium, kalium, fosfor, vitamin C, vitamin A, vitamin B, kolin, folat, dan juga zat besi. Karena manfaatnya tersebut, spirulina berperan sebagai superfood yang memiliki nutrisi lengkap dan kadar protein yang cukup tinggi, sehingga berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh, menjaga kesehatan jantung dan mencegah stroke, serta mampu meredakan beberapa gejala alergi (Christwardana, Nur, dan Hadiyanto, 2013). Selain antioksidan, spirulina juga mengandung zat yang berperan sebagai antibakteri, antivirus, antiradang, antikanker, dan menjaga kadar gula darah lebih stabil, mencegah anemia, meningkatkan stamina, dan menjaga berat badan tetap ideal. Adanya kandungan antioksidan, mineral, dan vitamin membuat spirulina dapat menjaga daya tahan tubuh. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memerangi efek negatif dari radikal bebas sehingga mampu mendukung produksi antibodi, kinerja sel darah putih untuk melawan virus dan bakteri penyebab penyakit. Tanaman spirulina dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh sehingga mengurangi risiko penyumbatan lemak pada pembuluh darah dan mencegah penyakit jantung. Adanya zat antiradang dalam spirulina berguna dalam meredakan gejala alergi seperti gatal-gatal ataupun bentol-bentol (Pirenantyo dan Limantara, 2008).

Terlepas dari berbagai manfaat dari spirulina, namun juga terdapat efek samping yang ditimbulkan jika dikonsumsi secara berlebihan. Reaksi yang dapat ditimbulkan adalah diare, mual, dan kram perut. Hal ini dikarenakan tubuh menerima kelebihan protein, zat klorofil, dan zat besi. Serta dalam konsentrasi yang tinggi, zat mangan dalam spirulina dapat menyebabkan neurotoksisitas yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu, spirulina juga dapat terkontaminasi dengan racun, terutama jika habitat air tempat ganggang tumbuh terkontaminasi dengan cemaran logam berat atau bakteri lainnya. Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi sebaiknya produk spirulina diperiksa terlebih dahulu apakah sudah terdaftar di BPOM atau belum untuk menghindari terkontaminasi mikroorganisme berbahaya yang menyebabkan keracunan makanan. Dengan demikian, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter untuk memberikan dosis yang tepat setiap kali mengonsumsi suplemen spirulina sesuai dengan kebutuhan konsumen dalam mengobati penyakit tertentu (Christwardana, Nur, dan Hadiyanto, 2013).

Referensi:

Kabinawa, I. N. K. (2006). Spirulina; Ganggang Penggempur Aneka Penyakit. AgroMedia.

Christwardana, M., Nur, M. M. A., & Hadiyanto, H. (2013). Spirulina platensis: Potensinya sebagai bahan pangan fungsional. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan2(1).

Pirenantyo, P., & Limantara, L. (2008). Pigmen spirulina sebagai senyawa antikanker. Indonesian Journal of Cancer2(4).

Susanna, D., Zakianis, H. E., & Adi, H. K. (2007). Pemanfaatan Spirulina platensis sebagai suplemen protein sel tunggal (PST) mencit (Mus musculus). Makara Kesehatan11(1), 45.