SEJARAH HAPKIDO
Artikel ini akan membahas tentang bagaimana seni bela diri Hapkido berhasil diakui di Indonesia, serta bagaimana aliran bela diri ini dapat diimplementasikan di berbagai lembaga pendidikan sebagai aktivitas ekstrakurikuler bagi generasi muda. Selain itu, artikel ini juga akan membahas tentang penyelenggaraan kompetisi Hapkido di Indonesia, kegunaan dan manfaatnya, serta dampak positif dari berkembangnya Hapkido di tanah air. Terakhir, artikel ini akan mengulas peluang baru yang dapat dihadirkan oleh olahraga Hapkido untuk masa depan Indonesia.
Hapkido merupakan suatu jenis beladiri yang asal usulnya dari negara Korea yang didirikan oleh Choi Yang Sul pada tahun 1951 usainya perang dunia II. Choi membuka dojang Korea Yu Kwan Sool Hapki dengan tujuan untuk mengajar dan melatih orang-orang dalam disiplin ini yang ia telah bentuk semasa kehidupannya saat di Jepang berlatih dengan pelatih jujitsu bernama Sokaku Takeda. Di Indonesia, Hapkido mulai dikenal dan resmi berdiri pada tahun 2014 oleh Master Vincentius Yoyok Suryadi sebagai pendirinya, tetapi olahraga ini baru mulai berkembang pesat pada tahun 2016. Dari saat itu Hapkido menjadi salah satu cabor baru yang dipertandingkan di PON XXI Aceh Sumut 2024 yang merupakan pertama kalinya Hapkido mulai dipertandingkan secara resmi di Indonesia.
Hapkido merupakan gabungan dari berbagai teknik tendangan dan pukulan agresif yang berasal dari aliran bela diri yang berbeda-beda, seperti teknik tendangan dan pukulan dari Tae Kyon digabung dengan gaya defensive Daito-ryu. Oleh karena itu terdapat berbagai teknik dasar yang perlu diketahui agar penggunaan Hapkido dapat menjadi optimal. Ppaegi samsu, yaitu teknik melepaskan diri dari kuncian lawan dengan cara mendekatkan diri dengan pusat kuncian, dengan begitu kekuatan lawan dapat digunakan untuk membantu meloloskan diri. Kawi Makki yang menggunakan kedua tangan seperti bentuk gunting untuk menghentikan serangan lawan yang dapat berupa pukulan atau tendangan kaki. Keokki sam su merupakan teknik yang sering kali dipakai di bagian akhir perlawanan karena penggunaanya untuk tujuan melumpuhkan lawan dengan cepat dengan cara memutar tangan lawan ke belakang dan menjepit tangan lawan dengan ketiak dan menggenggamnya dengan sekuat mungkin.
Dengan adanya Hapkido di Indonesia ragam bela diri menjadi lebih banyak dan membuka pilihan dan kesempatan baru bagi orang yang ingin belajar untuk meningkatkan kemampuan diri dalam self-defense. Selebihnya, dengan adanya organisasi Hapkido, atlet Indonesia berkesempatan mengikuti kejuaraan tingkat dunia, dan akhirnya membuka jalur prestasi baru di bidang olahraga bela diri.