BPioneer: Ketua AIESEC
Halo Blistener! Pernah nggak sih lo merasa kayak lingkungan lo tuh kurang luas dan variatif?? Sering kepikiran “gimana ya, rasanya punya temen dari luar negeri?” Kalau gue sih, sering banget! Apa lagi di situasi pandemi kaya gini, semuanya terasa serba penat dan kita nggak bisa jalan-jalan sebebas dulu. Nah, di Bpioneer kali ini, gue mau ngajak lo kenalan sama ketua AIESEC, salah satu UKM di Binus yang fokus utamanya adalah membangun leadership skill dan ketertarikan anak muda tentang global issues yang terjadi di sekitar kita. Buat yang penasaran sama pengalaman apa aja sih yang Kak Alinta udah dapetin sebagai ketua AIESEC, yuk langsung aja di scroll down ya!
B: Bvoice Radio
A: Alinta
B: Halo Kak Alintaa, pertama makasih banyak ya sudah meluangkan waktu untuk cerita-cerita bareng Bvoice. Untuk memulai, mungkin Kak Alinta bisa memperkenalkan diri dulu ke Blistener.
A: Iyaa makasih juga udah mau interview aku. Hai semua, aku Cindy Alinta. Mahasiswi semester 4 jurusan International Business Management dan sekarang menjabat sebagai ketua / LCP (President of the Local Committee) di AIESEC in Binus.
B: Boleh dong Kak Alinta cerita apa hal yang paling pertama membuat kakak tertarik sama AIESEC?
A: Awalnya dulu aku tuh emang cari pengalaman di luar kelas karena nggak mau kuliah-pulang doang, terus ngeliat AIESEC yang bisa keluar negeri dan jalan-jalan, sekaligus nyari temen bule hahaha.
B: Oalah iya-iya, terus apa sih yang mendorong Kak Alinta untuk jadi ketua?
A: Sebenarnya dulu aku ngejar jadi VPTM ( Vice President Talent Management) bukan ketua, tapi ada kejadian di salah satu conference-nya dimana aku salah daftar jadi LCP ( President of the Local Committee). Jadi sebenernya sih bisa dibilang berawal dari iseng, tapi karena sudah masuk dan calonnya cuma 5 aku memutuskan untuk jalanin aja.
B: Keren juga yaa kak tetap memilih untuk jalanin. Boleh nggak kak cerita sedikit proses jadi ketua itu gimana? Apakah prosesnya berat dan memakan waktu yang lama atau Kak Alinta merasa gampang-gampang aja?
A: Wah kalau boleh jujur berat banget sih buat aku dan lumayan rumit juga proses nya. Jadi, tahap pertama itu bikin intention letter untuk ngejelasin alasan kenapa aku mau menjabat sebagai ketua.
B: Oh iya, terus alesan Kak Alinta waktu itu apa?
A: Ya kalau alesan aku waktu itu sih karena aku ngerasa masih belom dapet learning yang aku cari di posisi aku sekarang, jadi pengen lebih mendalam aja. Selain itu aku juga cerita tentang divisi aku, yang menurut aku waktu itu masih underperforming banget dan aku berharap dari menjadi ketua bisa ikut ngebantu anak-anak divisi aku jadi lebih baik.
B: Okay, terus selain intention letter apa lagi kak proses nya ?
A: Selain itu aku disuruh nyusun bookleting, semacam analisis dari bottleneck AIESEC dan pertanyaan-pertanyaan personal yang aku punya tentang divisi. Terus waktu itu juga disuruh bikin proker case study dan ngumpulin recommendation letter dari Vice President, Team Leader, President Local Committee dari AIESEC luar Binus dan ini dikasih waktu dua minggu.
A: Ada juga sih beberapa hal kecil yang harus aku lakuin juga untuk prosesnya seperti melakukan tes kepribadian, bikin video campaign, dan interview sama orang-orang dari national team dan executive board AIESEC Binus baru deh bisa mengadakan election.
B: Wah susah juga ya kak proses nya, tapi kalau dari Kak Alinta sendiri pernah nggak merasa capek banget sampai ada niat untuk ga menuntaskan proses nya ?
A: Pasti, pasti ada sih momen kayak gitu. Aku inget banget di masa-masa pemilihan ketua ini sering nangis sendiri dan ya seringkali merasa mau give up. Apa lagi pas interview dengan executive board nya yang berjalan dari jam enam pagi sampai jam empat pagi lagi, pressure nya juga kena banget dari pihak-pihak atas. Tapi untungnya aku dapat banyak support dari temen-temen AIESEC in Binus maupun di kampus lain. Banyak belajar juga dari ketua dari tahun-tahun sebelum nya pas ngumpulin recommendation letter. Jadi ya walaupun sulit, aku nggak pernah merasa sendirian. Mungkin itu makanya walaupun ada perasaan putus asa, aku tetep bisa jalanin.
B: Iya bener banget kak, emang teman dan lingkungan banyak membantu ya kalau di situasi kayak gitu. Ga kebayang deh kalau harus ngelewatin sendirian. Nah, sekarang kan Kak Alinta sudah menjabat sebagai LCP ( President of Local Committee) boleh cerita sedikit nggak, jadi LCP itu ngapain aja? dan beda nya apa aja sama anggota AIESEC yang biasa ?
A: Beda banget sih jujur, sebagai LCP ( President of Local Committee) aku seringkali harus menjadi representatif Binus di berbagai conference, nasional maupun internasional. Pas pertama kali elected aja aku langsung ditugaskan untuk menjadi representatif Binus di conference se Asia-Pasifik dan sempet deg-degan banget saat di suruh sharing. Selain itu, sebagai LCP ( President of Local Committee) aku harus berhubungan langsung sama pihak Binus, jadi kalau ada apa-apa aku yang harus bertanggung jawab dan aku yang dicari duluan. Mungkin yang terakhir, sebagai ketua aku nggak ngerasa ada spesifik divisi yang tertuju buat aku. Jadinya aku sebagai individu harus bisa basic job desc dari semua divisi, makanya menghabiskan banyak waktu pas masa-masa pemilihan untuk mempelajari jobdesc setiap divisi.
B: Berhubung tugas dan kewajiban Kak Alinta sebagai ketua berubah cukup drastis dari pas masih anggota biasa, Ka Alinta pernah ga sih merasa kewalahan sama tuntutan atau tanggung jawab kakak sebagai ketua? kalau iya, gimana cara mengatasi nya?
A: Rasa kewalahan sih pasti pernah ada ya, contoh nya pas minggu-minggu UTS di saat bersamaan itu aku harus ngejalanin initiatives dan event baru dari AIESEC jadi sering merasa nggak tenang. Terus kalau untuk personal life aku, di awal-awal menjabat sering kurang tidur, kurang bersosialisasi. Kalau cara mengatasi nya sih kayaknya nggak ada cara yang tersusun banget sih karna aku bukan tipikal orang yang organizer atau planner. Tapi aku rasa yang sering membantu itu, membagi waktu aku di satu hari. Jadi biasanya dini hari untuk AIESEC, malam hari untuk kuliah dan aku selalu nyempetin jam untuk makan.
B: Oh jadi mungkin Ka alinta lebih ke tipe yang “go with the flow” tapi masih memperhatikan hal-hal yang diprioritaskan seperti pekerjaan dan kesehatan yaa.
A: Betul, menurut aku penting banget untuk tanam di diri aku sendiri kalau aku juga punya role lain di luar AIESEC.
B: Iya betul banget kak. Kalau aku lihat dari cerita Kak Alinta kayaknya udah banyak banget nih pengalaman yang kaka kumpulkan dari menjabat sebagai LCP ( President of Local Committee) tapi dari semua hal ini apa aja sih hal paling bermakna yang Ka Alinta telah pelajari selama menjabat?
A: Menurut aku sih hal yang paling bermakna dari menjabat sebagai LCP ( President of Local Committee) itu kedekatan atau bonding aku sama anak-anak lain atau Executive Board lain. Hampir setiap hari kita ngobrol bareng ngebahas AIESEC atau bercanda aja, dan aku sadar kalau engagement dalam suatu tim itu sangat penting. Selain itu mungkin skill komunikasi yang aku dapat. Soalnya, sebelum menjabat aku tuh sebenernya introvert dan susah banget untuk ngobrol. Tapi sekarang aku merasa jauh lebih gampang untuk ngomong ke orang lain, lebih percaya diri dan berani speak up.
B: Wah keren bangeet kak, pasti banyak yaa cerita-cerita seru dengan teman-teman di AIESEC dong. Tapi kalau dari Ka Alinta sendiri apa hal yang paling kaka enjoy dari menjabat sebagai LCP? ( President of Local Committee)
A: Selain temen-temen nya sih aku paling suka aspek networking di AIESEC karena luas banget. Aku bisa kenal sama LCP ( President of Local Committee) dari kampus lain atau dari luar negeri jadinya menambah wawasan dan kenalan yang macam-macam. Terus salah satu hal yang aku enjoybanget juga itu kalau lagi ada acara AIESEC yang formal dan aku harus membawa placard Binus sebagai representatifnya, ada rasa bangga tersendiri gitu hehe.
B: Okay mungkin untuk penutup dari aku, untuk kedepannya Ka Alinta punya nggak personal goalsyang ingin dicapai sebagai ketua AIESEC?
A: In the end of my term, I want to create a legacy. Karena berdasarkan, term taun lalu aku merasa sebagai anggota tuh nggak terlalu belajar banyak dan terasa stagnan aja. Program kerja nya juga nggak dimaksimalkan dan kita sebagai AIESEC in Binus punya compendium (semacam anggaran dasar rumah tangga) yang belum di-update dari 2010. Jadi sekarang di masa jabatan aku, aku pengen memperbarui compendium itu sekaligus mengembangkan AIESEC menjadi UKM di mana anggota / staff-nya bisa bener-bener merasa kayak mereka bisa belajar hal baru dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari experience mereka di AIESEC.
B: Aaminn, semoga semua harapan Kak Alinta di AIESEC terwujudkan yaa. Sukses terus untuk ka Alinta dan AIESEC kedepannya dan terimakasih banyak udah mau cerita dan ngobrol bareng Bvoice!
A: Iyaa sama-sama!
Nah, itu dia Blistener! Obrolan seru gue dan Kak Alinta seputar jabatan LCP ( President of the Local Committee) dan apa aja sih experience unik yang dia dapat setelah menjabat sebagai LCP dari AIESEC di Binus. Buat lo yang mau tau lebih lanjut seputar AIESEC, boleh banget langsung cek Instagram mereka di @aiesecinbinus dan buat lo yang nggak mau ketinggalan artikel-artikel seru lainnya juga bisa langsung klik aja di menu artikel ya, Blistener! Have a nice day!
For more information, don’t forget to follow our social media
Instagram : @bvoice_radio
Twitter : @bvoiceradio
Facebook : Bvoice Radio
Line@ : @bvoiceradio
Penulis : Ameina Dewi / BVoice Radio
Editor : Sekar Rahmaningrum Pramesti / BVoice Radio