BSLC Class 2025: ”Andy’s House: A World of Clay Adventure”
Dilaksanakan pada Rabu, 28 Mei 2025
BSLC Class 2025 dilaksanakan pada Rabu, 28 Mei 2025 di kampus BINUS Syahdan dengan menghadirkan lokakarya kreasi clay bertema “Andy’s House: A World of Clay Adventure”. Pada tahun ini kami menghadirkan sebuah pengalaman baru yang tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk beristirahat sejenak dari padatnya rutinitas akademik. Program ini terinspirasi dari karakter Andy dalam film Toy Story, seorang anak yang menjadikan ruang pribadinya sebagai dunia imajinatif tempat ia bisa bebas bermain, berkreasi, dan membangun petualangan. Melalui lokakarya pembuatan clay, peserta diajak untuk membangun versi kecil dari “dunia” mereka sendiri, memanfaatkan media sederhana namun penuh ekspresi sebagai sarana untuk menyalurkan perasaan, mengekspresikan ide, dan melepaskan tekanan yang kerap terpendam. Dengan suasana yang santai, setiap peserta diberi kebebasan untuk membuat apapun yang mereka inginkan, sesuai dengan kreativitas yang ingin mereka miliki.
Lebih dari sekadar sebuah kegiatan seni, Andy’s House juga dirancang sebagai wadah untuk membangun interaksi sosial yang positif dan suportif. Melalui momen-momen sederhana seperti berbagi cerita di balik karya, tertawa bersama saat mencoba teknik baru, hingga mendukung satu sama lain dalam proses kreatif, peserta mendapatkan pengalaman yang memperkuat koneksi emosional antar individu. Semua ini menjadi penting dalam konteks kesehatan mental mahasiswa yang sering kali terabaikan di tengah kesibukan akademik. Atas dasar itulah, Andy’s House: A World of Clay Adventure hadir sebagai wujud nyata kepedulian BSLC terhadap kesejahteraan mahasiswa, baik secara mental maupun sosial. Program ini diharapkan menjadi langkah awal yang sederhana namun berdampak dalam menciptakan atmosfer kampus yang lebih hangat, seimbang, dan inklusif, yaitu tempat di mana setiap mahasiswa bisa tumbuh, belajar, dan merasa didukung sepenuhnya.
Sesi Pembukaan
Kegiatan dimulai dengan doa pembuka sebagai bentuk harapan agar seluruh rangkaian acara dapat berjalan dengan lancar dan memberikan pengalaman yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi seluruh peserta. Sesi sambutan kemudian diawali oleh Ketua Umum BSLC 2025/2026 yang menyampaikan bahwa program Andy’s House merupakan bagian dari komitmen BSLC untuk tidak hanya mendampingi mahasiswa secara akademik, tetapi juga dalam aspek emosional dan sosial. Setelah itu, Project Manager memberikan gambaran umum tentang latar belakang program, termasuk bagaimana kegiatan ini hadir sebagai bentuk dukungan terhadap kesehatan mental mahasiswa, dengan pendekatan yang santai, kreatif, dan menyenangkan.
Sesi sambutan ditutup oleh perwakilan dari Magic Hands selaku fasilitator workshop. Dalam penyampaiannya, ia memperkenalkan peran mereka dalam mendampingi peserta selama sesi pembuatan clay, sekaligus memberikan gambaran mengenai alur kegiatan. Peserta diberikan kebebasan untuk berkreasi sesuai imajinasi dan ide masing-masing, tanpa batasan bentuk atau tema tertentu. Selain itu, fasilitator juga akan mengajarkan teknik dasar pembentukan clay, serta cara menggunakan alat-alat yang telah disediakan, seperti alat cetak, pemotong, dan kuas pewarna. Suasana yang dibangun selama sesi dirancang agar tetap santai dan terbuka, sehingga setiap peserta dapat merasa nyaman, bebas bereksplorasi, dan tidak ragu untuk bertanya atau meminta bantuan kapanpun dibutuhkan.
Sesi Membuat Clay
Setelah sesi pembukaan yang penuh semangat, acara berlanjut ke inti utama kegiatan: lokakarya pembuatan clay. Sesi dimulai dengan pengenalan dasar mengenai teknik pembuatan clay meliputi jenis-jenis bahan yang digunakan, cara membentuk tekstur, hingga teknik pewarnaan dan sentuhan akhir agar hasil karya tampak lebih hidup dan bermakna.
Seluruh alat dan bahan telah disediakan secara lengkap untuk mendukung eksplorasi peserta, mulai dari clay warna-warni, berbagai alat pembentuk, kuas, cat, hingga alas kerja yang nyaman. Tidak ada batasan bentuk ataupun tema yang ditentukan. Peserta diberi kebebasan penuh untuk menciptakan apa pun yang terlintas di benak mereka, mulai dari karakter imajinatif, miniatur benda favorit, hingga bentuk abstrak yang mencerminkan perasaan pribadi. Semua karya dihargai, karena yang terpenting bukanlah kesempurnaan bentuk, melainkan keberanian untuk menuangkan ekspresi secara jujur.
Suasana workshop dirancang agar tetap santai namun terarah, dengan bimbingan langsung dari fasilitator Magic Hands yang ramah dan suportif. Selain memberikan panduan teknis, mereka juga menciptakan atmosfer yang terbuka, sehingga setiap peserta merasa nyaman untuk bereksperimen dan percaya diri dalam prosesnya. Workshop ini bukan hanya soal belajar membuat clay, tetapi juga soal menemukan kembali kesenangan sederhana dalam berkarya.
Sesi Sharing: Cerita Kecil di Balik Karya
Setelah semua peserta menyelesaikan karya clay mereka, suasana ruangan perlahan berubah menjadi lebih santai dan penuh obrolan ringan. Di sela-sela meja yang sebelumnya dipenuhi konsentrasi dan eksperimen bentuk, kini terdengar tawa kecil, komentar spontan, dan cerita-cerita sederhana yang muncul dari tangan-tangan yang telah berkarya. Setiap peserta diajak untuk berbagi cerita tentang apa yang mereka buat, bukan dalam bentuk presentasi formal, tapi sebagai percakapan hangat antar teman. Ada yang membuat karakter lucu karena mengingatkan pada masa kecil, ada yang membentuk miniatur benda kesukaan, dan ada pula yang menciptakan bentuk abstrak sebagai cerminan suasana hati. Tidak ada jawaban benar atau salah, karena semua cerita sah untuk dibagikan.
Sesi Foto Bersama
Setelah melalui rangkaian aktivitas yang penuh tawa, fokus, dan percakapan hangat, seluruh peserta, panitia, dan fasilitator berkumpul dalam satu frame untuk sesi dokumentasi. Foto bersama ini bukan sekadar formalitas penutup, melainkan simbol bahwa setiap orang yang hadir adalah bagian dari proses yang saling menguatkan. Momen ini menjadi pengingat visual bahwa kegiatan sederhana pun bisa terasa berarti ketika dilalui bersama dalam suasana yang hangat dan suportif.
Sesi Penutup
Menjelang akhir kegiatan, seluruh peserta diajak untuk hening sejenak dalam doa penutup, sebuah momen untuk mengucap syukur atas kebersamaan yang terjalin dan pengalaman yang telah dibagikan sepanjang hari. Dengan berakhirnya Andy’s House: A World of Clay Adventure, setiap peserta membawa pulang lebih dari sekadar karya clay. Mereka juga membawa pulang pengalaman yang memberi ruang untuk bernapas di tengah rutinitas, waktu untuk berkarya, berbagi, dan terhubung dengan sesama. Dengan berkreasi, kita tidak hanya membentuk sesuatu dengan tangan, tetapi juga membentuk ketenangan dalam diri dan menemukan kembali hal-hal kecil yang memberi arti dan membuat kita merasa lebih utuh.