Yuk Kenali Apa itu Anxiety Disoder dan Bagaimana Cara Mengobatinya!

Di antara kalian yang sedang membaca artikel ini pasti pernah merasa cemas atau takut ketika ingin memulai suatu kegiatan yang belum pernah dilakukan atau dicoba sebelumnya. Contohnya seperti melakukan presentasi atau pidato di depan banyak orang yang tidak dikenal, wawancara untuk melamar magang atau bekerja, bernyanyi di atas panggung, dan sebagainya. Perasaan takut yang muncul tersebut dapat dikatakan sebagai suatu hal yang normal untuk dialami setiap orang, namun apabila ketakutan itu terus terjadi hingga mengganggu seluruh aktivitas sehar-hari dalam kurun waktu yang lama, maka bisa saja kalian mengalami anxiety disorder yang akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.

Apa itu anxiety disorder?

Secara singkatnya, anxiety disorder adalah gangguan mental yang melibatkan suasana perasaan cemas, khawatir, takut, atau bahkan depresi secara berlebih terus-menerus selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Gejala awal dari anxiety disoder adalah perasaan gugup yang menyebabkan jantung berdetak sangat kencang disertai dengan tubuh dan pikiran yang menjadi sulit untuk mengendalikan emosi sehingga pada akhirnya timbul panic attack. Contoh gejala-gejalanya adalah gelisah hingga berkeringat, kelelahan atau lemas, sulit untuk berkonsentrasi, mudah marah, timbul rasa sakit atau nyeri pada tubuh, mual, kesemutan, dan terus merenung. Menurut informasi yang disampaikan oleh WHO, terdapat 301 juta orang yang memiliki anxiety disorder di dunia, dimana sebanyak 58 juta di antaranya merupakan anak-anak dan remaja.

Apa penyebab dari anxiety disorder?

Anxiety disorder dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dimulai dari yang umum yaitu faktor genetik yang diturunkan dari keluarga (ayah atau ibu), kondisi kesehatan yang tidak stabil pada organ jantung atau paru-paru, hingga lingkungan sekitar yang mendatangkan stress dan ketakutan. Contohnya seperti berada dalam lokasi pelecehan, lokasi yang ramai atau terlalu sempit, dan lokasi yang terjadi kekerasan atau kematian. Adapun faktor lain yang tidak disadari oleh orang-orang seperti penyalahgunaan obat-obatan dan terlalu banyak mengkonsumsi kafein, dimana salah satunya adalah kopi yang menyebabkan kerja jantung semakin cepat. Dari semua faktor tersebut, para peneliti memberikan kesimpulan bahwa penyebab anxiety disorder adalah dari otak yang mulai membentuk respon rasa takut, cemas, khawatir, atau gugup melalui memori dan ingatan mengenai objek atau suatu hal yang pernah dirasakan sebelumnya.

Bagaimana cara mengobati anxiety disorder?

  1. Cara yang pertama adalah kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog atau dokter spesialis jiwa untuk mengetahui lebih lanjut terkait gangguan mental ini. Dalam sesi konseling tersebut, akan ada tes psikologis seperti mengisi kuesioner yang berkaitan dengan kondisi mental, pemeriksaan fisik yaitu tes darah maupun urin, hingga tes kesehatan mental oleh dokter kejiwaan.
  2. Cara yang kedua adalah melakukan psikoterapi secara rutin ke psikolog berupa cognitive behavioral therapy (CBT) atau exposure therapy (ET). Untuk CBT, kamu akan melakukan terapi dengan mengenali dan mengendalikan pola pikir serta tindakan yang merujuk pada ketakutan secara berlebih. Untuk ET, kamu akan melakukan terapi dengan menjalankan serangkaian aktivitas yang disesuaikan dengan ketakutanmu agar nantinya bisa beradaptasi dan terbiasa berada dalam lingkungan tanpa adanya rasa khawatir atau takut.
  3. Cara yang ketiga adalah melakukan terapi pendukung alternatif seperti yoga, meditasi, dan berolahraga yang ringan sambil mendengarkan musik relaksasi untuk mengelola rasa stress serta memberikan rasa ketenangan dalam kehidupan sehari-harimu. Jauhi pula media sosial yang membuatmu semakin berpikir dan merasa takut.
  4. Cara yang keempat adalah mengkonsumsi obat yang telah direkomendasikan oleh dokter spesialis jiwa untuk mengobati gejala anxiety disorder. Salah satunya adalah golongan obat beta blocker yang bermanfaat untuk mengurangi debar jantung secara berlebih ketika kamu mengalami panic attack karena anxiety disorder. Namun, perlu diingat bahwa kamu hanya boleh mengkonsumsi obat sesuai resep dokter.

 

Sumber: