Tren Fashion Mulai Meningkatkan Permasalahan Sampah Kain

sumber:  www.parapuan.co

Fashion berasal dari bahasa Latin ‘factio’ yang memiliki arti yaitu ‘melakukan’ yang kemudian dalam bahasa inggris disederhanakan menjadi ‘fashion’. Fashion sendiri merupakan salah satu bagian penting dalam halnya penampilan atau gaya pasalnya ini dapat menjadi suatu ciri, identitas, dan kepribadian bagi penggunanya. Dengan begitu, fashion yang memang dibutuhkan dalam kehidupan keseharian sehingga menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat sekarang. 

Adapun itu terdapat berbagai fungsi serta manfaat yang diberikan dari fashion yaitu sebagai sarana komunikasi, menjadi sebuah identitas bagi individu, sebagai bentuk representasi diri, meningkatkan kepercayaan diri, serta menjadi sumber kesenangan. Tetapi, terdapat juga dampak buruk dari fashion yang menjadi gaya hidup, salah satunya ialah tren fast fashion yang menjadi permasalahan dalam peningkatan sampah kain.

Fast fashion sendiri merupakan sebuah tren dimana setiap model pakaian didistribusikan secara cepat dan bahan yang digunakan merupakan bahan yang tidak berkualitas sehingga dapat menghasilkan banyak sampah kain dari proses pembuatannya bahkan sesudah prosesnya. Pasalnya, Dikutip dari Fibre2Fashion, pada tahun 2020 saja, sekitar 18,6 juta ton limbah tekstil dibuang di tempat pembuangan akhir yang kemudian berakhir di laut. Rata-rata, konsumen juga membuang 60% pakaiannya hanya setahun setelah membeli. Apabila hal ini terus berlanjut, maka pada tahun 2050, limbah tekstil di seluruh dunia akan mencapai 300 juta ton, lebih banyak dari sampah plastik.

References: