Bagaimana Bentuk Asli dari Peta Sebenarnya?
sumber: tataruang.id
Semasa sekolah, terlebih saat masih duduk di bangku sekolah dasar, di hampir setiap kelas ada gambar peta yang besar yang menempel di dinding kelas. Peta tidak cuma kita lihat di sekolah, bahkan kita selalu melihat peta di mana-mana. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang pada Pasal 1 mengatakan Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Secara fungsinya peta membantu kita dalam mengentahui bentuk dan kenampakan alam, baik dalam bentuk bidang datar, digital, maupun bidang lainnya contohnya seperti Globe. Dari sini muncul satu pertanyaan, dari sekian banyak cara proyeksi peta, gambar peta mana yang paling akurat?
Nyatanya, peta yang ada di dinding kelas ketika kita masih di bangku sekolah dasar, peta yang ada di atlas, bahkan peta digital, tidak ada satu pun peta ini yang akurat. Hal ini disebabkan karena kita tidak bisa memproyeksikan 100% bentuk spiral atau bundar ke bentuk persegi, karena pada dasarnya bumi kita bulat. Secara bentuk dasar bumi yang asli tidak bisa diproyeksikan menjadi bentuk persegi. Ada beberapa aspek dari peta spiral yang akan diabaikan. Jadi, bentuk paling akurat sebenarnya berada pada Globe. Namun, hanya sekadar melihat peta harus membawa Globe tentunya akan sangat menyusahkan maka dari itu dibuatlah peta yang berada di bidang datar sehingga memudahkan beberapa orang melihat dan praktis untuk digunakan dan orang-orang yang bahkan tidak paham tentang peta bisa mengerti dengan mudah.
Lalu, mengapa proyeksi peta dalam bentuk datar dikatakan tidak akurat? Nyatanya dalam pemindahan bentuk bulat, dalam hal ini Globe atau bentuk bumi asli kita termasuk dalam bentuk 3 dimensi, sedangkan peta datar termasuk dalam bentuk 2 dimensi. Terjadi distorsi atau pemutarbalikan suatu fakta atau penyimpangan. Jadinya ada beberapa bentuk negara yang tidak sesuai dengan ukuran aslinya. Contohnya, pulau Greenland. Di dalam peta, Greenland memiliki luas yang sama dengan Benua Afrika. Namun, ketika ditelusuri lebih jauh lagi, luas Greenland berkisar 2,16 juta kilometer persegi, sedangkan Benua Afrika berkisar 30,37 juta kilometer persegi. Bahkan luas dari Greenland tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan luas Gurun Sahara yang berkisar 9,2 juta kilometer persegi yang membentang melewati 10 negara, Aljazair, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Nigeria, Sudan, dan Tunisia.
Lalu, mengapa proyeksi Greenland sama besar dengan Benua Afrika namun ukuran asli mereka jauh berbeda? Ini dikarenakan semakin jauh suatu objek dari garis khatulistiwa maka semakin besar juga ukuran proyeksinya. Maka dari itu ketika mengikuti proyeksi aslinya, gambaran peta yang berada di bidang datar akan lebih ‘gepeng’. Maka dari itu, bentuk proyeksi paling akurat sesuai dengan bumi kita yang asli yaitu Globe.
Referensi
- Debora. (2022). 7 Fakta Gurun Sahara di Afrika, Luasnya Hampir Setara Luas Benua Eropa. Retrieved from Orami: https://www.orami.co.id/magazine/gurun-sahara
- Kemenkeu. (2013). 8 Tahun 2013 PP. 1-2.
- Using the Mercator Map Projection. (2018). maphover.com.au
- Wikipedia.(n.d.). (2022). Greenland. Retrieved from Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Greenland