Cintai Bumi Dengan Melestarikan Satwa dan Puspa

Sumber: https://www.instagram.com/kementerianlhk/

 

Cintai Bumi Dengan Melestarikan Satwa dan Puspa

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional diperingati setiap tanggal 5 November, ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional oleh Presiden Soeharto. Peringatan ini bertujuan agar masyarakat dapat meningkatkan kepedulian, menumbuhkan dan mengingatkan akan pentingnya puspa dan satwa dalam kehidupan, serta sebagai upaya perlindungan dn pelestarian flora dan fauna Indonesia. Terlebih lagi Indonesia menjadi salah satu negara megabiodiversity di dunia. Peringatan ini penting karena dengan melestarikan puspa dan satwa, berarti kita menjaga keanekaragaman hayati. Puspa dan satwa merupakan modal penting bagi kebutuhan dasar manusia dan berperan menjadi salah satu penjaga keseimbangan ekosistem.

Peringatan HCPSN pada tahun 2022 bertemakan “Potensi Plasma Nutfah Puspa dan Satwa Indonesia bagi Pembangunan Ekonomi Nasional”. Tema ini diangkat dengan tujuan untuk mengingatkan kita bahwa pentingnya perlindungan plasma puspa dan satwa Indonesia sebagai aset dasar negara bagi pembangunan ekonomi nasional demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Selaras dengan tema, maskot dari peringatan HCPSN tahun 2022 adalah banteng (Bos javanicus) dan gaharu (Aquilaria filaria). Pemilihan kedua maskot tersebut diumumkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui akun instagram resmi @kementrianlhk. Kedua spesies ini dipilih karena saat ini memiliki nilai ekonomis yang potensial untuk dikembangkan. Produk utama dari gaharu adalah kayu yang ditebang dalam ukuran besar, potongan kecil, bubuk gaharu, serta resin yang digunakan dalam industri wangi-wangian.

Fakta menarik dari kedua maskot tersebut, yaitu:

  1. Meski sudah berstatus endangered, banteng di Kalimantan Tenga masih diburu.
  2. Tanduk banteng sering dikoleksi sebagai hadiah dari lomba berburu
  3. Bos javanicus adalah banteng endemik pulau Jawa. Di daerah lainnya, terdapat pula banteng dengan nama latin Bos javanicus lowi di Kalimantan dan Bos javanicus birmanicus yang berhasil beradaptasi dan menyebar di daratan Asia.
  4. Kayu gaharu sempat menggegerkan jagat maya usai dijual US$100.000 per kg atau sekitar Rp1,5 miliar.
  5. Agar tidak diserang infeksi jamur, pohon gaharu menghasilkan resin aromatik. Resin tersebut diinduksi stres disebut aloes yang lembab dan berwarna gelap.

Dikutip dari laman JDIH BPK RI, beberapa keputusan terkait puspa dan satwa yang dilindungi dalam Keppres No. 4 tahun 1993 sebagai berikut:

a). Tiga jenis satwa yang masing-masing mewakili satwa darat, air, dan udara, dinyatakan sebagai Satwa Nasional, dan selanjutnya dikukuhkan penyebutannya sebagai berikut:

  • Komodo (Varanus komodoensis), sebagai satwa nasional;
  • Ikan Siluk Merah (Sclerophages formosus), sebagai satwa pesona;
  • Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), sebagai satwa langka.

b). Tiga jenis bunga dinyatakan sebagai bunga Nasional, dan selanjutnya dikukuhkan penyebutannya sebagai berikut:

  • Melati (Jasminum sambac), sebagai puspa bangsa;
  • Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis), sebagai puspa pesona;
  • Padma Raksasa (Rafflesia arnoldi), sebagai puspa langka;

 

Sumber:

Detik Jateng. (2022, November 4). Detik.com. Retrieved from Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 5 November, Sejarah-Tema Tahun Ini: https://www.detik.com/jateng/berita/d-6387608/hari-cinta-puspa-dan-satwa-nasional-5-november-sejarah-tema-tahun-ini/2

Putsanra, D V. (2022, November 4). Tirto.id. Retrieved from Tema Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2022 pada 5 November): https://tirto.id/tema-hari-cinta-puspa-dan-satwa-nasional-2022-pada-5-november-gyfZ