Study2Challenge: Program Kerja BSLC yang Mendukung Kreativitas Anak Bangsa dalam Memajukan Pembangunan Indonesia

Tahun ini, BSLC kembali menggelar sebuah acara berskala nasional yang bernama Study2Challenge. Study2Challenge sendiri merupakan suatu program pelatihan yang terdiri dari dua bagian, yakni workshop dan lomba, dengan target peserta berupa mahasiswa. Kedua program yang diselenggarakan pada dua hari yang berbeda pula ini bisa dikatakan berjalan dengan lancar.

Program workshop yang dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2022 ini sukses membekali pesertanya dengan materi dan studi kasus yang dapat memperdalam pemahaman pesertanya akan SDG. Kesuksesan ini tidak terlepas dari peran Bapak Viringga Kusuma, selaku pembicara, yang berhasil membawakan materi dengan tema poin SDG ke-4, yaitu pendidikan dengan baik dan terperinci. Dalam pembawaan materinya, Bapak Viringga tidak hanya serta merta menonjolkan pembahasan pendidikan berkualitas secara mendalam, tetapi juga dikaitkan dengan poin SDG ke-9, yakni infrastruktur, industri, dan inovasu. Pak Viringga mengaskan bahwa poin ke-4 dan ke-9 SDG merupakan dua hal yang saling berhubungan.

Untuk menjamin bahwa para generasi penerus bangsa bisa mendapatkan pendidikan yang layak, maka dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang merata, bahkan mampu menjangkau daerah-daerah pelosok. Akan tetapi, agar bangsa ini terus bisa berinovasi dan membangun negeri dengan sistem yang lebih baik lagi, kita juga butuh tenaga kerja dengan ilmu dan inovasi dari mereka, yang mana hal ini bisa dilatih selama menjalani masa pendidikan. Maka dari itu, Pak Viringga menyatakan bahwa materi yang diangkat ini pada dasarnya memiliki keterkaitan yang erat dengan pendidikan.

Pembahasan materi tentang SDG tidak hanya berhenti di sesi pemaparan materi, tapi terus berlanjut hingga sesi tanya jawab. Berbekal rasa penasaran yang tinggi, beberapa peserta mengajukan pertanyaan yang kritis dan tentunya bisa mendorong kita semua untuk ikut penasaran dengan jawabannya. ‘Petualangan’ untuk mengekspolor lebih dalam mengenai SDG masih terus berlanjut hingga sesi studi kasus.

Di sesi studi kasus, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, yang mana setiap kelompok terdiri dari dua hingga tiga orang. Bersama-sama, mereka harus memecahkan soal studi kasus yang sudah diberikan oleh panitia. Mereka juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan buah pikiran mereka kepada Bapak Viringga. Dari presentasi tersebut, didapatkan tiga kelompok sebagai yang memiliki ide atau pemecahan masalah terbaik.

Beralih dari program workshop, Study2Challenge juga telah melaksanakan lomba dengan tema yang sama, yaitu SDG poin ke-9. Berbeda dengan workshop yang hanya dilaksanakan dalam sehari, lomba digelar mulai dari tanggal 26 Oktober 2022 (tahap registrasi) hingga tanggal 14 November 2022 kemarin (tahap Grand Final). Peserta yang telah lolos di babak semi-final melanjutkan perjuangannya ke babak grand final. Di babak grand final, mereka dituntut untuk mempresentasikan hasil pekerjaan dari kelompok mereka kepada juri, yaitu Ibu Fransiska Astri Kusumastuti dan Bapak Ricky Putra.

Peserta terlihat sangat antusias dalam memaparkan ide serta inovasi mereka. Adapun ide yang mereka presentasikan benar-benar inovatif dan kreatif. Kedepannya, jika apa yang mereka sampaikan ini terwujud, akan ada banyak penyandang disabilitas yang terbantu. Juri pun memuji ide mereka yang kreatif dan inovatif. Juri diberikan waktu sejenak untuk berdiskusi mengenai ide mana yang pantas dikatakan sebagai ide terbaik dari yang terbaik. Setelahnya, didapatkan hasil bahwa Kelompok 3 yang beranggotakan Muhammad Septian Maulana, Muhammad AlFarabi, beserta Rozak Uyub Fauzan yang berhak menjadi pemenangnya.

Ditulis oleh: Claudia Fernanda