Memperingati Gerakan 30 September (G30S) oleh PKI
Gerakan 30 September, Sejarah dan Film Propaganda
Salah satu sejarah kelam yang telah terkubur, tetapi masih diangkat kembali di zaman milenial ini adalah kejadian Gerakan 30 September oleh PKI. Dari masa berakhirnya pemerintahan Presiden Soekarno hingga saat ini, G30S/PKI menjadi kejadian yang sangat menarik untuk dibicarakan, ditambah pada era Presiden Soeharto, kejadian ini diberikan penayangan berupa film propaganda, loh, teman-teman. Film ini juga sempat ditayangkan di beberapa stasiun TV Indonesia sehingga kita sebagai generasi baru di tanah air dapat menonton dan menjadikan film tersebut sebagai pembelajaran sejarah yang adegannya dapat dilihat secara nyata, menarik banget bukan?
Sejarah Gerakan 30 September oleh PKI
Hal menarik yang terjadi pada gerakan ini adalah mengenai 7 pahlawan yang dikubur ke dalam lubang buaya dengan kondisi sebagian orang masih dalam keadaan hidup. Saat 7 pahlawan tersebut sudah masuk ke dalam lubang buaya, para anggota PKI pun menembaki mereka hingga beberapa kali untuk memastikan para pahlawan tersebut sudah benar-benar meninggal.
Kejadian ini bermula ketika Letkol Untung yang merupakan anggota Cakrabirawa (Pasukan Pengawal Istana) memimpin sebuah partai komunis dan membina orang-orang yang loyal terhadap partai tersebut. Partai ini sempat melakukan kekerasan dan pembunuhan di sejumlah tempat ibadah saat masyarakat sedang beribadah, khususnya ketika sholat subuh. Mereka datang membawa parit dan tidak tanggung-tanggung datang dengan pasukan PKI serta membantai jamaah hingga tewas.
Dari sisi istana kepresidenan, mereka melihat ada kegiatan makar terhadap Presiden Pertama RI yang dilakukan oleh para Dewan Jenderal. Mereka mengincar perwira tinggi TNI Angkatan Darat RI, yaitu Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Suprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, Panglima TNI AH Nasution yang berhasil melarikan diri dan kehilangan anaknya, Ade Irma Nasution yang tewas tertembak, serta Lettu Pierre Andreas Tendean yang diculik dan tewas di tangan PKI.
Mereka dijemput paksa saat tengah malam dengan alibi keadaan negara yang sedang genting, mati ataupun hidup. Para jenderal yang tewas ditembak disaksikan oleh anggota keluarga mereka dan jasadnya tetap dibawa oleh pasukan Cakrabirawa ke lubang buaya, sedangkan bgi para jendral yang masih hidup, mereka disiksa terlebih dahulu oleh beberapa anggota PKI sebelum akhirnya semuanya dikubur secara bertumpuk ke dalam lubang buaya.
Setelah kejadian selesai, masyarakat meminta Presiden Soekarno untuk membubarkan PKI. Jumlah korban yang terbunuh adalah 500.000 hingga 1 juta anggota dan pendukung PKI di akhir tahun 1965, sisanya diasingkan di kamp konsentrasi.
Penanyangan Film
Kejadian ini diabadikan dalam bentuk film yang ditayangkan di beberapa stasiun TV setiap tanggal 30 September, sehingga untuk yang belum pernah menonton atau tertarik untuk menonton, teman-teman boleh cek di TV khususnya chanel TVRI pada tanggal tersebut.
Referensi:
Azanella, L. A. (2020, September 30). Peristiwa G30S/PKI: Kisah 7 Pahlawan Revolusi yang Jasadnya Dibuang di Sumur Lubang Buaya. Diakses dari Kompas.com: https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/30/072700265/peristiwa-g30s-pki–kisah-7-pahlawan-revolusi-yang-jasadnya-dibuang-di?page=all
Putri, V. M. (2019, September 29). Seputar G30S/PKI, Peristiwa Penting dalam Sejarah Indonesia. Diakses dari detikNews: https://news.detik.com/berita/d-4726786/seputar-g30spki-peristiwa-penting-dalam-sejarah-indonesia