[Juara III Lection 2.0] Satu Kemudi Lawan Stigma Covid-19. Oleh: Ulil Albab Alshidqi
Satu Kemudi Lawan Stigma Covid-19.
Oleh: Ulil Albab Alshidqi
Pembuka
Lebih dari setahun pandemi Covid-19 telah melanda dunia di mana jumlah kasus positif Covid-19 di dunia setiap harinya terus meningkat. Tercatat hingga Rabu, 27 Januari 2021 jumlahnya telah mencapai 100 juta kasus, di mana Indonesia menduduki peringkat kesembilan belas dengan menyumbang satu juta kasus diantaranya.1 Beberapa hari sebelum Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi, Direktur Jenderal World Health Organization, Tedros Adhanom, memperingatkan bahaya yang bahkan lebih mengintai dari Covid-19, ialah stigma terhadap penyakit Covid-19.2 Lantas, apa itu stigma? Mengapa stigma terhadap pasien Covid-19 bisa terjadi? Bagaimana bentuk stigma terhadap pasien Covid-19 ? Langkah apa saja yang diperlukan untuk menghilangkan stigma terhadap pasien Covid-19 ?
Isi
Sosiolog, Erving Goffman mendefinisikan stigma sebagai sesuatu yang melekat pada atribut yang mendeskreditkan pada seseorang, namun juga harus dilihat dalam konteks bahasa hubungan. Stigma membuat seseorang yang semula dianggap utuh dan normal kemudian menjadi sesuatu yang tercemar dan diabaikan.3 Kasus stigma terhadap pasien Covid-19 di Indonesia kali pertama terjadi pada pasien positif Covid-19 kasus pertama dan kedua di Depok. Bahkan, stigma tersebut turut andil dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Depok yang memberikan identitas alamat pasien secara gamblang kepada publik dan Polsek Sukmajaya yang memasang garis polisi di sekitar rumahnya, dan stigma ini kemudian menjalar ke masyarakat lain.4 Tidak hanya itu, kasus stigma terhadap Covid-19
Coronavirus Research Center, Johns Hopkins University, “Covid 19 Dashboard” diakses pada,Rabu, 27 Januari 2021, https://coronavirus.jhu.edu/map.html
Stephanie Kelly dan Se Young Lee,”Coronavirus spreading fast but stigma is more dangerous:WHO”, (https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/03/coronavirus-spreading- fast-but-stigma-is-more-dangerous-who.html, diakses pada Rabu, 27 Januari 2021). Tidak hanya itu, warga Wuhan mengalami stigma di berbagai daerah yang ada di Tiongkok karena dianggap penyebar virus. Lihat Bang Xiao” Wuhan Masih Berjuang Menghadapi Pandangan Buruk Soal Virus Corona, Saat Warga Berusaha Kembali ke Kehidupan Normal” (https://www.abc.net.au/indonesian/2020-12-18/setahun-setelah-kasus-covid-19-pertama-di- wuhan/12997220, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).
Goffman membagi stigma menjadi tiga bentuk yakni; stigma terhadap tubuh, stigma terhadap karakter individu, ketiga stigma terhadap ras, bangsa dan agama. Lihat Erving Goffmann, Stigma Notes on the Management of Spoiled Identity (Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc, 1963), hlm. 3-4
Mohammad Bernie” Saat Pemerintah Turut Andil dalam Stigmatisasi Pasien Covid- 19,”(https://tirto.id/saat-pemerintah-turut-andil-dalam-stigmatisasi-pasien-covid-19-eCRh,juga menimpa keluarga Covid-19 maupun penolakan pemakaman terhadap jenazah Covid- 19.5 Imbasnya stigma dapat membuat perasaan pasien Covid-19 merasa khawatir, sedih, takut, kecewa, hingga mati rasa.6Stigma tersebut sebagian besar disebabkan infodemik atau melimpahnya informasi yang diterima manusia baik yang benar maupun yang salah bercampur menjadi satu dan menyebar seperti epidemik.7 Bahkan, infodemik juga diperparah ketika berkelindan dengan
diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021). Agung Sandy Lesmana dan Muhammad Yasir, “Nangis Selama Isolasi Pasien 01 Corona Jangan Hakimi Kami Stigma Negatif!”(https://www.suara.com/news/2020/03/16/193618/nangis-selama-isolasi-pasien-01- corona-jangan-hakimi-kami-stigma-negatif, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).
Dari survei yang dilakukan Koalisi Warga Lapor Covid-19 terhadap 181 responden yang valid, 55 persen diantaranya pernah dijadikan buah bibir, 33 persen mengalami pengucilan, 25 persen dianggap pembawa virus, dan sepuluh persen lainnya mengalami perundungan media sosial. Lihat Ulil Albab Alshidqi, ”Survei ini Mengungkap Pasien Covid-
19 dan Keluarganya Terkena Stigma,” (https://serat.id/2020/08/28/survei-ini-megungkap- pasien-covid-19-dan-keluarganya-terkena-stigma/, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021). Selain itu dalam pemberitaan hariaan Kompas, sebuah survei yang dilakukan terhadap 1.172 perawat, 26 persen diantaranya menerima stigma tinggi dan 74 persen menerima stigma rendah. Bentuk sitgma terhadap perawat beragam mulai dari diusir tempat tinggal, dilarang naik kendaraan umum, pengucilan keluarga, dilarang menikahi mereka, ancaman diceraikan oleh suami atau istri. Lihat Anonim, “Stigma Memperburuk Penularan,” Harian Kompas, 12 Oktober 2020. Casman, Kurniawan, Eriyono Budi Wijoyo, Anung Ahadi Pradana, “Studi Literatur: Penolakan Jenazah Covid-19 di Indonesia,” Jurnal Kesehatan Manarang, Volume 6 Nomor Khusus, Oktober 2020, (http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m/article/view/283 diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021), hlm. 18-24. Lihat juga dampak stigma terhadap kesehatan pada Brenda Major, John F. Dovidio, Bruce G.Link and Sarah K. Callabrese, Stigma and Its Implication for Health: Introduction and Overview, in Brenda Major (etc) Editor, The Oxford Handbook of Stigma, Discrimination, and Health, (New York: Oxford, 2018), hlm. 1-41
Anonim,” Siaran Pers: Sebagian Besar Penyintas Covid-19 dan Keluarganya Mendapat Stigma”, (https://laporcovid19.org/hentikan-stigma-covid-19/, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Anonim, ”Words We’re Watching:’Infodemic’, (https://www.merriam- webster.com/words-at-play/words-were-watching-infodemic-meaning, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021). Mengenai infodemik lihat riset Aurelius Rofinus Lolong Teluma tentang Indeks Resiko Infodemik Indonesia (IRI) pada media sosial twitter dengan skor yang paling tinggi mencapai 0,77 pada 25 Januari 2020. Skor tinggi tersebut artinya sebanyak 770 pengguna twitter di Indonesia berpotensi informasi yang tidak layak dipercaya dari setiap
1.000 kicauan tentang Covid-19 setiap harinya. Lihat selengkapnya Aurelius Rofinus Lolong Teluma “Membaca Realitas Infodemi Covid-19 di Indonesia,” Jcommsci, Volume3, Special Issue, 2020, (https://jcomm.unram.ac.id/index.php/jcomm/article/view/91, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2020), hlm. 6-7. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menghitung
post-truth di mana keyakinan pribadi seseorang atau kelompok tertentu dianggap sebagai kebenaran. Post-truth inilah yang membuat seseorang terjebak dalam bilik gema8 yang telah diatur dalam algoritma media sosial dan membuat polarisasi kelompok pada setiap grup whatssapp masyarakat setempat.9 Dampaknya, sains yang diungkapkan oleh para pakar dalam kasus Covid-19 utamanya epidemolog, cenderung diabaikan dan mendekatkan mereka pada psedo-sains.10
Bukan perkara mudah untuk menghilangkan stigma tersebut, namun beberapa tindakan dapat diusahakan. Pertama, perlu digalakkannya budaya literasi digital pada setiap keluarga tentang informasi berkala Covid-19.11 Kedua, perlu dimaksimalkannya peran tokoh
jumlah hoax kesehatan yang beredar pada tahun 2020 berjumlah 519 dari 926 hoaks selama enam bulan. Lihat Komite Litbang Mafindo, “Executive Summary 15/2020: Pemetaan Hoaks Covid-19 Semester I 2020” (https://www.mafindo.or.id/2020/11/21/executive-summary-15- 2020-pemetaan-hoaks-covid-19-semester-i-2020/, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Arina Rohmatul Hidayah, “Persecution Act as Filter Bubble Effect: Digital Society and The Shift of Public Sphere,” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Voume 22 Issue 2 November 2018, (https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/33244, diakses pada Rabu, 27 Januari 2021), hlm. 115-117.
Yulida Medistiara, “Curhat Penyintas Covid-19 Hadapi Stigma dari Tetangga”,( https://news.detik.com/berita/d-5207168/curhat-penyintas-covid-19-hadapi-stigma-dari- tetangga diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021). Anonim, “Polisi Kembali Tetapkan 3 Tersangka Kasus Penolakan Jenazah Covid-19 di Banyumas,” (https://jateng.inews.id/berita/polisi-kembali-tetapkan-3-tersangka-kasus-penolakan-jenazah- covid-19-di-banyumas, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).
Pseudosains terkadang dilanggengkan oleh tokoh keagamaan dan keenganan pemerintah dalam membuat kebijakan berbasis sains atau komunikasi risiko berbasis sains. Misalnya, ketika di awal pemerintah mengangap remeh covid-19 dengan berseloroh bahwa Indonesia terbebas dari virus covid-19. Lihat Isal Mawardi, “ Ini Daftar 37 Pernyataaan Blunder Pemerintah Soal Corona Versi LP3ES”,(https://news.detik.com/berita/d- 4967416/ini-daftar-37-pernyataan-blunder-pemerintah-soal-corona-versi-lp3es, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021). Lihat juga Musa Maliki, “Covid-19, Agama, dan Sains,” Jurnal Maarif, Vo.15 No.1, Juni 2020, (http://jurnal- maarifinstitute.org/index.php/maarif/article/view/77, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021). Ashari Cahyo Edi dan Laila Kholid Alfirdaus dalam artikel “Pandemi, Sains dan Politik Kebijakan,” (http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-2/politik-nasional/1409-pandemi- sains-dan-politik-kebijakan, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021). Mengenai matinya kepakaran lihat lebih lengkap dalam Tom Nichols, Terjemahan. Kepustakaan Populer Gramedia, Matinya Kepakaran : Perlawanan terhadap Pengetahuan yang Telah Mapan dan Mudaratnya, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, Cetakan Ketiga, 2019)
Eti Sumiati dan Wijonarko, “Manfaat Literasi Digital Bagi Masyarkat dan Sektor Pendidikan Pada Saat Pandemi Covid-19”, Buletin Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Volume 3 Nomor 2, Tahun 2020, (https://journal.uii.ac.id/Buletin- Perpustakaan/article/view/17799 , diunduh pada Kamis, 27 Januari 2021).
masyarakat setempat, tokoh agama, ketua RT / RW untuk mengedukasi kepada warganya secara berkala tentang perkembangan Covid-19, maupun tindakan dukungan apabila warganya tengah menjalani isolasi mandiri.12 Langkah ketiga,bagi penyintas Covid-19 untuk selalu membuat jejaring agar bisa saling mendukung apabila stigma masih terjadi, jejaring tersebut juga berguna untuk penguatan psikologis agar penyintas tidak lagi merasa sendiri.13 Langkah lain dapat mengajak figur publikturut aktif berpartisipasi mengkampanyekan kepada masyarakat agar tidak memberikan stigma terhadap pasien Covid-19, seperti yang dilakukan oleh artis Ganinda Bimo.14 Sementara, bagi pemerintah perlu mengkoreksi kabar menyesatkan tentunya pendekatan secara persuasif amat perlu didahulukan.15 Selain itu, pemerintah seharusnya membuat aturan tegas tentang larangan pemberian stigma16 dan
Kuatnya kewenangan Ketua RT/RW terhadap warganya terlihat dalam riset yang dilakukan Sana Jaffrey terhadap 1.047 responden di Jabodetabek tentang pandangan mereka mengenai RT/RTW. Lihat Sana Jaffrey “The role of neighbourhood leaders in Indonesia’s Covid-19 response,” dalam https://www.newmandala.org/the-role-of-neighbourhood-leaders- in-indonesias-covid-19-response/, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021. Lihat hasil survei yang dilakukan Koalisi Warga Lapor Covid-19 di mana responden 70 persen merasa bahagia jika ditanyai kabar. Anonim, “Siaran Pers Hentikan Stigma Covid-19”, dalam https://laporcovid19.org/hentikan-stigma-covid-19/ diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021.
Seperti yang telah dibuat oleh para penyintas Covid-19 dengan nama “ Forum Jejaring Penyintas COVID-19”yang dapat diakses sceara daring melalui http://forum.laporcovid19.org. Forum tersebut juga menyediakan psikologis awal bagi penyintas Lihat. Anonim, “Siaran Pers: Penyintas Covid-19 Berdaya, (https://laporcovid19.org/2020/12/penyintas-covid-19-berdaya-peluncuran-forum-jejaring- penyintas-covid-19/ , diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Rintan Puspita Sari, ”Berkaca dari Andre Dian, Ganindra Bimo Jauhi Virus Corona Bukan Rasa Kemanusiaan”, (https://www.kompas.com/hype/read/2020/04/11/133337466/berkaca-dari-andrea-dian- ganindra-bimo-jauhi-virus-corona-bukan-rasa?page=all, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021). Figur publik memiliki dampak yang signifikan terhadap publik khususnya jika dimanfaatkan untuk kampanye kesehatan, misalnya pada hari kanker sedunia, hari kanker anak, hari kanker payudara, pencarian dengan kata kunci yang melibatkan artis pada mesin pencari google banyak dicari dan bertahan selama empat minggu. Lihat SA Setiawan, Hrdanti, MS, “Impact of Public Figure News and Cancer Awareness Day on Cancer Search Volume In Indonesia: a Google Trend Analysis,” Berita Kedokteran Masyarakat Volume 35 No.4 Tahun 2019, (https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/44925/25800, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021), hlm. 1.
Christiany Juditha “Perilaku Masyarakat Terkait Penyebaran Hoaks Covid-19”, diunduh pada Jurnal Pekommas, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2020, https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/pekommas/article/download/2050201/pdf, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021), hlm. 114
Larangan pemberian stigma dapat dilihat pada misalnya penerapan Raperda Covid- 19 di DKI Jakarta. Lihat Tria Sutrisna, ”Mengintip Isi Raperda Covid-19 DKI : Pelarangan Stigma Pasien hingga Pengaturan Transportasi Online”
menjamin adanya pembiayaan Covid-19 secara gratis,17 serta memberikan contoh yang baik kepada publik apabila terdapat pejabat publik yang terinfeksi Covid-19.18
Penutup
Atas dasar itulah maka diperlukan partisipasi baik masyarakat pada tingkat kecil yakni keluarga hingga tokoh masyarakat, tokoh agama, figur publik untuk bekerja sama dengan pemerintah menggalakkan secara masif dalam satu kemudi untuk melawan stigma Covid-19. Dengan melawan stigma maka sama saja dengan tindakan memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan mempermudah pelacakan Covid-19 dan meningkatkan angka kesembuhan Covid-19 di Indonesia.
(https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/04/07194491/mengintip-isi-raperda-covid- 19-dki-pelarangan-stigma-terhadap-pasien?page=all, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Memberikan jaminan pembiayaan secara gratis terhadap pasien Covid-19 serupa dengan menjauhkan kecemasan bagi orang yang memiliki gejala Covid-19 untuk tidak takut dilakukan pemeriksaan karena terkendala biaya. Kendati begitu, fakta di lapangan masih ditemui bahwa karena RS kehabisan ventilator, maka pasien terpaksa menyewa dengan ongkos pribadi yang bernilai jutaaan. Lihat. Ulil Albab Alshidqi, “Puluhan Pasien Covid-19 Tak Terlayani, Rumah Sakit, Empat Di Antaranya Meninggal”,( https://serat.id/2021/01/25/puluhan-pasien-covid-19-tak-terlayani-rumah-sakit-empat-di- antaranya-meninggal/, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021). Andrian Pratama Taher ”Wiku Sebut Penyebab Kasus Covid-19 Naik: Stigma Negatif Testing”, (https://tirto.id/wiku-sebut- penyebab-kasus-covid-19-naik-stigma-negatif-testing-f49e, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Gunawan Wibisono” Pakar: Bukan Contoh Baik, Airlangga Rahasiakan Pernah Kena Covid” (https://www.jawapos.com/nasional/19/01/2021/pakar-bukan-contoh-baik- airlangga-rahasiakan-pernah-kena-covid/, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Daftar Pustaka :
Buku dan Jurnal
Casman, Kurniawan, Eriyono Budi Wijoyo, Anung Ahadi Pradana, “Studi Literatur: Penolakan Jenazah Covid-19 di Indonesia,” Jurnal Kesehatan Manarang, Volume 6 Nomor Khusus, Oktober 2020, (http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m/article/view/283 diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).
Goffmann, Erving, Stigma Notes on the Management of Spoiled Identity (Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc, 1963).
Hidayah, Arina Rohmatul, “Persecution Act as Filter Bubble Effect: Digital Society and The Shift of Public Sphere,” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Voume 22 Issue 2 November 2018, (https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/33244, diakses pada Rabu, 27 Januari 2021),
Juditha, Christiany “Perilaku Masyarakat Terkait Penyebaran Hoaks Covid-19”, diunduh pada Jurnal Pekommas, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2020, https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/pekommas/article/download/2050201/pdf, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021),
Major, Brenda John F. Dovidio, Bruce G.Link and Sarah K. Callabrese, Stigma and Its Implication for Health: Introduction and Overview, in Brenda Major (etc) Editor, The Oxford Handbook of Stigma, Discrimination, and Health, (New York: Oxford, 2018).
Maliki, Musa, “Covid-19, Agama, dan Sains,” Jurnal Maarif, Vo.15 No.1, Juni 2020, (http://jurnal-maarifinstitute.org/index.php/maarif/article/view/77, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Nichols, Tom Terjemahan. Kepustakaan Populer Gramedia, Matinya Kepakaran : Perlawanan terhadap Pengetahuan yang Telah Mapan dan Mudaratnya, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, Cetakan Ketiga, 2019).
SA, Setiawan, Hardanti, MS, “Impact of Public Figure News and Cancer Awareness Day on Cancer Search Volume In Indonesia: a Google Trend Analysis,” Berita Kedokteran Masyarakat Volume 35 No.4 Tahun 2019, (https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/44925/25800, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021)
Sumiati, Eti dan Wijonarko, “Manfaat Literasi Digital Bagi Masyarkat dan Sektor Pendidikan Pada Saat Pandemi Covid-19”, Buletin Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Volume 3 Nomor 2, Tahun 2020, (https://journal.uii.ac.id/Buletin- Perpustakaan/article/view/17799 , diunduh pada Kamis, 27 Januari 2021).
Teluma, Aurelius Rofinus Lolong “Membaca Realitas Infodemi Covid-19 di Indonesia,” Jcommsci, Volume3, Special Issue, 2020, (https://jcomm.unram.ac.id/index.php/jcomm/article/view/91, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2020).
Koran, Berita Online dan Situs Online
Alshidqi, Ulil Albab, ”Survei ini Mengungkap Pasien Covid-19 dan Keluarganya Terkena Stigma,” (https://serat.id/2020/08/28/survei-ini-megungkap-pasien-covid-19-dan- keluarganya-terkena-stigma/, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).
,“Puluhan Pasien Covid-19 Tak Terlayani, Rumah Sakit, Empat Di Antaranya Meninggal”,( https://serat.id/2021/01/25/puluhan-pasien-covid-19-tak-terlayani-rumah- sakit-empat-di-antaranya-meninggal/, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Anonim, “Stigma Memperburuk Penularan,” Harian Kompas, 12 Oktober 2020.
,” Siaran Pers: Sebagian Besar Penyintas Covid-19 dan Keluarganya Mendapat Stigma”, (https://laporcovid19.org/hentikan-stigma-covid-19/, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
,“Polisi Kembali Tetapkan 3 Tersangka Kasus Penolakan Jenazah Covid-19 di Banyumas,” (https://jateng.inews.id/berita/polisi-kembali-tetapkan-3-tersangka-kasus- penolakan-jenazah-covid-19-di-banyumas, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).
,“Siaran Pers Hentikan Stigma Covid-19”, dalam https://laporcovid19.org/hentikan- stigma-covid-19/ diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021.
,“Siaran Pers: Penyintas Covid-19 Berdaya, (https://laporcovid19.org/2020/12/penyintas-covid-19-berdaya-peluncuran-forum- jejaring-penyintas-covid-19/ , diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
,”Words We’re Watching:’Infodemic’, (https://www.merriam-webster.com/words- at-play/words-were-watching-infodemic-meaning, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Bernie, Mohammad, ”Saat Pemerintah Turut Andil dalam Stigmatisasi Pasien Covid- 19,”(https://tirto.id/saat-pemerintah-turut-andil-dalam-stigmatisasi-pasien-covid-19- eCRh, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021)
Coronavirus Research Center, Johns Hopkins University, “Covid 19 Dashboard”, (diunduh pada,Rabu, 27 Januari 2021, https://coronavirus.jhu.edu/map.html)
Edi, Ashari Cahyo dan Laila Kholid Alfirdaus dalam artikel “Pandemi, Sains dan Politik Kebijakan,” (http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-2/politik-nasional/1409- pandemi-sains-dan-politik-kebijakan, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Jaffrey, Sana,“The role of neighbourhood leaders in Indonesia’s Covid-19 response,” (https://www.newmandala.org/the-role-of-neighbourhood-leaders-in-indonesias-covid- 19-response/, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).
Kelly, Stephanie dan Se Young Lee,”Coronavirus spreading fast but stigma is more dangerous:WHO”, (https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/03/coronavirus- spreading-fast-but-stigma-is-more-dangerous-who.html, diakses pada Rabu, 27 Januari 2021).
Komite Litbang Mafindo, “Executive Summary 15/2020: Pemetaan Hoaks Covid-19 Semester I 2020” (https://www.mafindo.or.id/2020/11/21/executive-summary-15-2020- pemetaan-hoaks-covid-19-semester-i-2020/, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Lesmana, Agung Sandy dan Muhammad Yasir, “Nangis Selama Isolasi Pasien 01 Corona Jangan Hakimi Kami Stigma Negatif!”(https://www.suara.com/news/2020/03/16/193618/nangis-selama-isolasi- pasien-01-corona-jangan-hakimi-kami-stigma-negatif, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).
Mawardi, Isal “ Ini Daftar 37 Pernyataaan Blunder Pemerintah Soal Corona Versi LP3ES”,(https://news.detik.com/berita/d-4967416/ini-daftar-37-pernyataan-blunder- pemerintah-soal-corona-versi-lp3es, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Medistiara, Yulida, “Curhat Penyintas Covid-19 Hadapi Stigma dari Tetangga”,( https://news.detik.com/berita/d-5207168/curhat-penyintas-covid-19-hadapi-stigma-
dari-tetangga diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).
Sari, Rintan Puspita, ”Berkaca dari Andre Dian, Ganindra Bimo Jauhi Virus Corona Bukan Rasa Kemanusiaan”,
(https://www.kompas.com/hype/read/2020/04/11/133337466/berkaca-dari-andrea-dian- ganindra-bimo-jauhi-virus-corona-bukan-rasa?page=all, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Sutrisna, Tria ”Mengintip Isi Raperda Covid-19 DKI : Pelarangan Stigma Pasien hingga Pengaturan Transportasi Online” (https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/04/07194491/mengintip-isi-raperda- covid-19-dki-pelarangan-stigma-terhadap-pasien?page=all, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Taher, Andrian Pratama, ”Wiku Sebut Penyebab Kasus Covid-19 Naik: Stigma Negatif Testing”, (https://tirto.id/wiku-sebut-penyebab-kasus-covid-19-naik-stigma-negatif- testing-f49e, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Wibisono, Gunawan, ”Pakar: Bukan Contoh Baik, Airlangga Rahasiakan Pernah Kena Covid” (https://www.jawapos.com/nasional/19/01/2021/pakar-bukan-contoh-baik- airlangga-rahasiakan-pernah-kena-covid/, diunduh pada Kamis, 28 Januari 2021).
Xiao, Bang,” Wuhan Masih Berjuang Menghadapi Pandangan Buruk Soal Virus Corona, Saat Warga Berusaha Kembali ke Kehidupan Normal” (https://www.abc.net.au/indonesian/2020-12-18/setahun-setelah-kasus-covid-19- pertama-di-wuhan/12997220, diunduh pada Rabu, 27 Januari 2021).