Belajar Jadi Global Citizen: Kolaborasi Antarbudaya di AIESEC in BINUS
Dalam dunia yang semakin terhubung, kemampuan untuk memahami perspektif lintas budaya menjadi salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki generasi muda. Di AIESEC in BINUS, pengalaman lintas budaya bukan hanya teori, melainkan bagian nyata dari keseharian berorganisasi.
Sebagai bagian dari jaringan AIESEC internasional yang tersebar di lebih dari 100 negara, AIESEC in BINUS secara aktif terlibat dalam program pertukaran pemuda global. Melalui kedatangan para Exchange Participant (EP) dari berbagai negara, mahasiswa BINUS tidak hanya terlibat dalam aktivitas organisasi, tetapi juga berinteraksi langsung dengan budaya, nilai, dan cara pandang yang berbeda dari berbagai belahan dunia.
Pertemuan Lintas Budaya yang Nyata
Selama periode program, mahasiswa BINUS yang tergabung dalam AIESEC berperan sebagai buddy, fasilitator kegiatan, atau anggota tim proyek bersama para EP. Interaksi yang terjadi tidak terbatas pada ruang kerja, tetapi juga mencakup momen informal seperti perjalanan budaya (cultural trip), diskusi reflektif, dan keseharian yang dilalui bersama.
Dari situ, tercipta proses pembelajaran dua arah. Mahasiswa lokal memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, sekaligus mempelajari kebiasaan, sudut pandang, dan tantangan yang dihadapi oleh pemuda dari negara lain. Proses ini memperluas cara pandang, membangun empati, serta memperkuat kesadaran bahwa isu-isu global memerlukan kolaborasi lintas batas.
Menjadi Warga Dunia, Dimulai dari Kampus Sendiri
Konsep global citizen bukan lagi sebatas istilah. Di AIESEC, mahasiswa belajar bahwa menjadi warga dunia artinya memiliki rasa tanggung jawab terhadap isu global, tanpa kehilangan identitas lokal. Interaksi dengan EP membuka ruang untuk menyadari kesamaan dan perbedaan dalam memandang isu seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kesetaraan.
Dalam proses ini, mahasiswa juga melatih kemampuan komunikasi lintas budaya, toleransi terhadap perbedaan, serta kepekaan terhadap konteks sosial yang lebih luas. Bukan hal yang jarang ketika perbedaan bahasa, cara kerja, atau bahkan kebiasaan kecil menjadi bahan refleksi yang bermakna.
Transformasi Melalui Kolaborasi
Pengalaman ini tidak hanya membentuk keterampilan praktis, tapi juga membentuk karakter. Mahasiswa yang terlibat dalam proyek bersama EP biasanya menunjukkan peningkatan dalam hal fleksibilitas, adaptasi, serta kemampuan berpikir terbuka. Banyak dari mereka yang kemudian menyadari bahwa kepemimpinan global bukan tentang menguasai, melainkan tentang membangun koneksi dan menciptakan dampak secara kolektif.
AIESEC in BINUS memfasilitasi ruang tersebut secara berkelanjutan, tidak hanya dalam skala besar, tapi juga lewat interaksi-interaksi kecil yang berdampak besar: mendengarkan cerita, membantu beradaptasi, atau bahkan sekadar menemani di tengah budaya yang baru.
Lingkungan Belajar yang Inklusif dan Kolaboratif
Sebagai organisasi yang berbasis kampus, AIESEC in BINUS menjunjung tinggi inklusivitas. Tidak ada batasan jurusan, latar belakang, atau tingkat kemampuan bahasa. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan untuk belajar dan keterbukaan terhadap pengalaman baru. Dari situ, proses pembentukan identitas sebagai global citizen pun dimulai, dengan cara yang organik, sederhana, dan sangat relevan dengan tantangan dunia saat ini.