Menemukan Makna Kepemimpinan Bersama AIESEC: Kisah Perjalanan Kayla Selena

Setiap orang memiliki titik balik dalam hidupnya, begitu pula dengan Kayla Selena, salah satu anggota Institutional Affairs AIESEC in BINUS. Perjalanannya bersama AIESEC menjadi bukti bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari langkah kecil dan keberanian untuk mencoba.

Saat duduk di bangku SMA, Kayla mengaku bukanlah sosok yang aktif dalam organisasi. Ia tidak tertarik mengikuti kompetisi maupun bergabung dalam OSIS dan lebih memilih untuk fokus bermain bersama teman-teman sambil tetap menjaga nilai akademiknya. Namun, setelah lulus SMA, muncul sebuah kesadaran bahwa dirinya ingin memberikan dampak, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat.

Menariknya, saat pertama kali mendengar nama AIESEC, Kayla justru mengira bahwa organisasi ini adalah klub matematika karena bunyinya mirip dengan “Isaac”. Bahkan, Ia sempat mendengar dari senior bahwa AIESEC adalah organisasi yang sibuk dan penuh tantangan. Namun, sebuah keputusan sederhana mengubah jalannya. Ia memutuskan untuk mengikuti temannya mengunjungi booth AIESEC di Student Organization Expo. Dari sanalah Ia mengenal lebih dalam tentang AIESEC dan menyadari bahwa inilah kesempatan untuk berkembang.

Melalui proses seleksi, Kayla sempat merasa pesimis dan yakin dirinya tidak akan lolos. Namun, Ia berhasil melewati tahap demi tahap hingga memasuki fase probasi. Di sinilah Ia mulai berinteraksi dengan orang-orang baru yang memiliki karakter dan kualitas yang membuatnya terinspirasi.

Kesempatan berikutnya datang saat para probie (sebutan bagi calon anggota AIESEC yang masih dalam masa percobaan) diajak menghadiri Indonesia Youth Leadership Conference (IYLC), yaitu konferensi kepemimpinan tahunan yang mempertemukan ratusan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia. Awalnya Kayla ragu untuk ikut, tetapi sebuah prinsip menguatkannya: “Lebih baik menyesal karena mencoba, daripada menyesal karena tidak mencoba sama sekali.”

Meski awalnya merasa kewalahan dengan banyaknya orang yang harus Ia temui, Kayla perlahan menemukan kekuatan dari cerita para anggota AIESEC lainnya. Dukungan probie lain dan semangat untuk keluar dari zona nyaman membuatnya mantap melanjutkan perjalanan ini.

Perjalanan Kayla tidak selalu mudah. Ketika menghadapi final project sebagai probie, Ia mengalami kehilangan besar karena ayahnya meninggal dunia. Rasa duka membuatnya hampir menyerah. Namun, beberapa hari sebelum batas pengumpulan, Ia memutuskan untuk bangkit. Meskipun sempat ragu akan hasilnya, Kayla memilih untuk mencoba hingga akhir.

Keputusan tersebut berbuah manis. Namanya tercantum dalam daftar resmi anggota AIESEC, sebuah momen yang menjadi kejutan sekaligus kebanggaan terbesar baginya.

Bergabung sebagai staf Institutional Affairs membuka banyak kesempatan baru. Kayla belajar menghadapi tantangan seperti mendekati institusi pemerintah, universitas, hingga melakukan sales meeting dengan mitra potensial. Semua hal baru tersebut awalnya terasa menakutkan, tetapi dukungan dari koordinator utama divisi, ketua tim dan rekan satu tim membuatnya merasa memiliki keluarga kedua.

Tidak berhenti di sana, Ia juga berani mendaftarkan diri sebagai panitia Partnership di iGV (Incoming Global Volunteer), yaitu program AIESEC yang berfokus mendatangkan relawan internasional ke Indonesia untuk melaksanakan proyek sosial berbasis Sustainable Development Goals (SDGs). Tugasnya kali ini berbeda, yakni menjalin kerja sama dengan perusahaan. Pengalaman ini membuatnya semakin berkembang, sekaligus memperluas jaringan. Dalam pelaksanaan iGV, Ia bahkan mendapat kesempatan berinteraksi dengan AIESECers internasional dan mengajar anak-anak, yang memberikan rasa kontribusi nyata bagi masyarakat.

Bagi Kayla, AIESEC bukan sekadar organisasi. Lebih dari itu, AIESEC adalah keluarga yang mendukung tanpa menghakimi dan selalu memberi ruang untuk belajar serta berkembang. Ia belajar bahwa setiap tugas baru, meski sulit, bisa Ia taklukkan dengan tekad dan dukungan orang-orang di sekitarnya.

“Apa yang paling membekas dari AIESEC adalah rasa kebersamaan. AIESEC menerima semuanya dengan apa adanya dan selalu ada saat dibutuhkan.” – Kayla Selena

Kisah Kayla adalah cerminan dari nilai yang selalu dipegang AIESEC: keberanian untuk mencoba, semangat untuk berkembang dan tekad untuk memberikan dampak positif.

Ia menutup kisahnya dengan pesan penuh makna:

“Jika kamu ragu untuk bergabung dengan AIESEC, cobalah dulu. Tidak ada yang bisa menebak masa depan. Yang terpenting adalah berusaha memberikan yang terbaik. Kalau satu pintu tertutup, selalu ada pintu lain yang terbuka.”

Untuk info lebih lanjut tentang program pengembangan diri dan pertukaran internasional, kunjungi Instagram resmi AIESEC in BINUS di @aiesecbinus.

Penulis: Angela Cantika Christy