#StrongerInPink: Impact Circle 2025 Gaungkan Kesadaran Kanker Payudara di Kalangan Anak Muda

Jakarta, 11 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Breast Cancer Awareness Month, AIESEC in BINUS kembali menghadirkan kegiatan tahunan bertajuk Impact Circle 2025 dengan tema “Beyond Awareness; Uniting Against Breast Cancer.”
Acara ini diselenggarakan pada Sabtu, 11 Oktober 2025 secara webinar, dan berhasil menarik perhatian ratusan peserta muda dari berbagai universitas di Indonesia. Melalui rangkaian sesi inspiratif dan interaktif, Impact Circle 2025 bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran, empati, dan aksi nyata terhadap isu kanker payudara di kalangan anak muda.

Membuka Acara dengan Semangat Kepedulian

Kegiatan dimulai dengan sesi pembukaan yang dipandu oleh Master of Ceremony, diikuti oleh sambutan dari Vincent Claudius, Local Committee President of AIESEC in BINUS 25.26, serta Trirevina Amanda, Organizing Committee President of Impact Circle 2025.
Keduanya menyampaikan apresiasi terhadap seluruh pihak yang terlibat dan menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menumbuhkan kepedulian sosial di kalangan anak muda.

Mengenal Lebih Dalam Tentang Kanker Payudara

Memasuki sesi pertama, drg. Nina Hertiwi Putri hadir sebagai pembicara dengan topik “Understanding Breast Cancer Beyond the Basics.”
Dalam paparannya, drg. Nina menjelaskan pentingnya memahami faktor risiko, tanda-tanda awal, serta langkah-langkah pencegahan kanker payudara. Ia juga menekankan bahwa deteksi dini bisa meningkatkan peluang kesembuhan hingga 90%, sehingga kesadaran terhadap tubuh sendiri menjadi langkah penting.

“Kanker payudara bukan hanya penyakit untuk usia tertentu. Banyak kasus ditemukan pada perempuan muda karena kurangnya pengetahuan dan rasa takut untuk memeriksakan diri,” jelas drg. Nina.
“Mulailah dari hal kecil seperti rutin melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). It’s a small act that can make a big difference.”

Sesi ini memberikan wawasan baru bagi peserta, terutama mahasiswa yang sebelumnya belum memahami pentingnya peran mereka dalam upaya pencegahan dini.

Kisah Inspiratif dari Seorang Penyintas

Setelah sesi edukatif pertama, acara berlanjut ke sesi kedua yang dibawakan oleh Beatrix Magdalena, seorang penyintas Phyllodes Breast Tumor.
Dengan tema “Living Through It: A Story of Strength, Struggle, and Solidarity,” Beatrix berbagi perjalanan hidupnya dalam menghadapi penyakit dan proses pemulihan.

Dalam ceritanya, Beatrix menggambarkan perjuangan fisik dan emosional yang ia hadapi, mulai dari saat pertama kali menerima diagnosis hingga proses penyembuhan yang panjang. Namun, di balik kesulitannya, ia menemukan kekuatan baru dari dukungan orang-orang di sekitarnya.

“Awalnya saya takut, merasa sendiri, dan tidak tahu harus berbuat apa. Tapi saya belajar bahwa kekuatan sejati datang dari menerima diri sendiri dan berani meminta bantuan,” tutur Beatrix dengan suara penuh keyakinan.
“Solidaritas dari keluarga, teman, dan komunitas seperti inilah yang membuat saya bisa terus maju.”

Pesan yang disampaikan Beatrix tidak hanya menyentuh hati para peserta, tetapi juga memperkuat makna tema Beyond Awareness bahwa kesadaran harus diiringi dengan empati dan aksi nyata.

Interaksi, Kolaborasi, dan Ide Kreatif Peserta

Untuk menjaga semangat peserta, acara dilanjutkan dengan sesi ice breaking bertema “Pink Hunt!!”, di mana seluruh peserta diajak mencari benda berwarna pink di sekitar mereka dan menggambarkan karakter seandainya benda itu menjadi manusia.
Suasana pun menjadi lebih hangat, penuh tawa, dan interaktif, memperlihatkan semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas AIESEC.

Usai sesi tersebut, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil untuk mengikuti engagement activity berupa case study discussion.
Masing-masing kelompok menerima satu study case yang berisi situasi terkait kurangnya kesadaran akan kanker payudara di kalangan anak muda. Mereka diminta menjawab pertanyaan panduan dan merancang ide kampanye mini untuk meningkatkan awareness di lingkungan mahasiswa.

Selama diskusi berlangsung, peserta tampak aktif bertukar ide dan pengalaman. Hasil dari setiap kelompok kemudian dipresentasikan di akhir sesi, menampilkan beragam ide kreatif seperti kampanye sosial di media, video edukatif, hingga inisiatif kolaborasi dengan organisasi kampus.

“Kegiatan ini membuka wawasan banget. Kita jadi tahu bahwa edukasi bisa dilakukan dengan cara kreatif dan menyenangkan,” ungkap Virlie Mylikita, mahasiswi Binus University yang menjadi salah satu peserta.
“Selain menambah pengetahuan, aku juga merasa tergerak untuk ikut berkontribusi dalam menyebarkan pesan positif tentang kesehatan perempuan.”

Dari Awareness Menuju Aksi Nyata

Sesi terakhir acara ditutup dengan momen Social Campaign Time di mana peserta diajak berpartisipasi di media sosial dengan menggunakan Add Yours template di Instagram Story serta tag akun @mandayaroyalhospitalpuri dan @aiesecbinus dengan tagar #StrongerInPink.
Kegiatan ini menjadi simbol nyata kolaborasi antara kesadaran dan aksi, mengajak anak muda untuk menggunakan media digital sebagai sarana kampanye positif.

Acara ditutup dengan sesi Reward & Recognition yang memberikan apresiasi kepada peserta paling aktif dan kelompok dengan ide kampanye terbaik.
Suasana penutupan terasa penuh haru dan semangat, terlebih saat MC menyampaikan pesan akhir:

“Let’s continue to be #StrongerInPink and spread kindness wherever we go.”

Pesan Penutup dan Harapan

Angela Cantika Christy, Organizing Committee Vice President Program Delegates of Impact Circle 2025, menungkapkan harapannya agar acara ini dapat menjadi awal dari perubahan nyata.

“Impact Circle bukan hanya ruang belajar, tapi juga ruang empati. Kami ingin setiap peserta pulang dengan kesadaran baru bahwa kepedulian dan solidaritas bisa dimulai dari langkah kecil,” ujar Angela.

AIESEC in BINUS berharap semangat Beyond Awareness dapat terus menginspirasi generasi muda untuk peduli terhadap kesehatan diri dan orang lain. Melalui acara seperti Impact Circle, AIESEC membuktikan bahwa anak muda memiliki kekuatan besar untuk menciptakan perubahan dengan cara yang kreatif, inklusif, dan penuh kepedulian.