Menelusuri Budaya Betawi: AIESEC in BINUS Ajak Peserta Internasional ke Setu Babakan

Jakarta, 26 Agustus 2025 – Dalam rangkaian kegiatan Global Classroom Summer Peak 2025, AIESEC in BINUS mengajak para Exchange Participant (EP) dan Local Volunteer (LV) untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya lokal melalui kunjungan edukatif ke Setu Babakan, kawasan budaya Betawi yang menjadi salah satu pusat pelestarian tradisi Jakarta.

Kegiatan ini merupakan bagian dari cultural trip yang dirancang untuk memperkaya pemahaman lintas budaya dan mempererat hubungan antara relawan internasional dan lokal di luar ruang kelas.

Budaya Betawi sebagai Jembatan Lintas Bangsa

Para peserta diajak mengeksplorasi berbagai aspek kebudayaan Betawi, mulai dari rumah adat, makanan tradisional, hingga pertunjukan kesenian. Salah satu momen paling berkesan adalah saat para EP turut serta menari bersama dalam sesi interaktif tarian Betawi, menciptakan suasana yang hidup dan penuh semangat.

Jovan, salah satu LV yang turut serta dalam kunjungan ini, mengungkapkan kesan mendalamnya.

“Perjalanan ke Setu Babakan benar-benar berbeda dari kegiatan sebelumnya. Ini bukan sekadar kunjungan biasa, tapi pengalaman membuka wawasan tentang bagaimana budaya Betawi dijaga dan diwariskan,” jelasnya.
“Yang paling berkesan adalah antusiasme para EP yang begitu tertarik dan semangat mempelajari setiap detail budaya Betawi, bahkan ikut menari dengan sukarela. Saya jadi sadar bahwa budaya lokal bisa menjadi jembatan hubungan antarbangsa.”

Melihat Jakarta Lewat Lensa Budaya

Bagi para EP, kunjungan ini menjadi salah satu titik penting dalam memahami kekayaan sejarah dan tradisi masyarakat Indonesia secara lebih mendalam. Kegiatan ini membawa mereka ke luar dari rutinitas program mengajar, dan masuk ke dalam konteks sosial budaya yang nyata.

Amine, peserta pertukaran dari luar negeri, menyampaikan pengalamannya dalam menjelajahi sisi lain Jakarta.

“Kunjungan ke Setu Babakan sangat berkesan karena memberikan pandangan langsung tentang tradisi Betawi dari rumah adat, makanan, hingga pertunjukan budaya. Rasanya seperti masuk ke museum hidup,” ungkapnya.
“Kegiatan ini memberi pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana sejarah dan budaya membentuk masyarakat saat ini. Saya sangat berterima kasih bisa mengalami langsung keanekaragaman budaya Indonesia.”

Kolaborasi yang Melampaui Bahasa

Interaksi yang terjalin selama kunjungan ini memperlihatkan bagaimana budaya dapat menjadi medium komunikasi universal yang melampaui batas bahasa. Keikutsertaan para EP dalam aktivitas budaya lokal mempererat ikatan emosional antar peserta, membangun empati, dan meningkatkan rasa saling menghargai terhadap perbedaan.

AIESEC in BINUS berharap kegiatan seperti ini dapat terus memperkuat nilai intercultural understanding di kalangan generasi muda, serta mendorong pelestarian budaya lokal melalui pendekatan kolaboratif yang melibatkan anak muda dari berbagai negara.

📌 Untuk informasi lebih lanjut tentang program Global Classroom dan kegiatan budaya AIESEC in BINUS, kunjungi Instagram resmi di @aiesecbinus.

Penulis: Angela Cantika Christy