Dampak Pola Makan Buruk Terhadap Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Gambar 1. Suasana Makanan Bersama (Sumber: unsplash.com)

Pola makan yang sehat merupakan kunci utama untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah berbagai penyakit kronis. Menurut World Health Organization (WHO), pola makan yang tidak seimbang menjadi salah satu faktor risiko utama penyebab kematian di dunia. Sayangnya, banyak masyarakat yang masih terbiasa mengkonsumsi makanan cepat saji, tinggi gula, garam, serta lemak jenuh. Kebiasaan seperti melewatkan sarapan atau makan secara berlebihan saat malam hari pun semakin memperburuk kondisi kesehatan jangka panjang. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 95% masyarakat Indonesia belum memenuhi anjuran konsumsi buah dan sayur harian. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengedukasi pembaca mengenai dampak negatif dari pola makan yang buruk serta memberikan solusi praktis untuk membentuk kebiasaan makan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Jangan Abaikan! Ini Bahaya Pola Makan Buruk

Pola makan yang buruk memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan tubuh. Pola makan tidak teratur, seperti melewatkan waktu makan, konsumsi makanan cepat saji, dan asupan gula serta kafein berlebihan, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan gangguan pencernaan seperti sembelit dan diare. Selain itu, pola makan buruk sering kali menyebabkan kenaikan berat badan yang berujung pada obesitas, yang merupakan faktor risiko utama bagi penyakit kronis seperti kanker, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

Pola makan yang tidak seimbang juga dapat menyebabkan osteoporosis karena asupan kalsium dan vitamin D yang rendah, serta meningkatkan risiko kanker dan gangguan kesehatan lainnya. Dari sisi kesehatan mental, pola makan buruk bisa memicu stres, kecemasan, dan depresi karena ketidakseimbangan hormon dan kurangnya nutrisi penting untuk fungsi otak.

Dr. Joan Bottorff dari University of British Columbia-Okanagan mengatakan bahwa kebiasaan makan yang tidak sehat yang dimulai saat masih mahasiswa dapat menyebabkan obesitas dan penyakit pernapasan di masa depan. Selain itu, ia menekankan bahwa mahasiswa harus dididik tentang pola makan sehat di universitas agar mereka dapat membuat keputusan makanan yang lebih baik. Dr. Mirza dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat UGM menjelaskan bahwa pola makan yang tidak sehat tidak hanya mengganggu kesehatan seseorang tetapi juga mengurangi produktivitas kerja, terutama bagi pekerja kantoran yang obesitas, yang menyebabkan lebih banyak hari sakit dan absensi.

Perlu diingat bahwa pola makan yang tidak seimbang dan tidak sehat tidak hanya merusak kesehatan fisik melalui berbagai gangguan metabolik dan penyakit kronis, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan mental dan produktivitas. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengadopsi pola makan yang sehat dan seimbang.

Langkah-Langkah Menuju Gizi Lebih Baik

Menerapkan pola makan sehat tidak harus rumit. Kunci utamanya adalah mengikuti prinsip gizi seimbang, yaitu mengonsumsi berbagai jenis makanan dalam proporsi yang tepat. Tubuh membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi, protein untuk pertumbuhan dan perbaikan sel, lemak sehat (seperti dari alpukat, ikan, dan kacang-kacangan) untuk fungsi hormon dan penyerapan vitamin, serta vitamin dan mineral untuk menunjang berbagai fungsi tubuh. 

Tips sederhana untuk mulai makan lebih sehat antara lain mengurangi konsumsi makanan olahan tinggi gula, garam, dan lemak trans, serta memperbanyak asupan sayur dan buah setiap hari. WHO merekomendasikan minimal lima porsi buah dan sayuran per hari untuk menurunkan risiko penyakit kronis seperti jantung dan diabetes (WHO, 2020). Selain itu, pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum air putih yang cukup.

Membaca label pada kemasan makanan juga sangat penting untuk mengetahui kandungan nutrisi dan menghindari bahan aditif yang berbahaya. Praktik mindful eating, yaitu makan dengan penuh kesadaran dan tidak terburu-buru, juga terbukti membantu mengontrol nafsu makan dan meningkatkan kepuasan saat makan (Harvard Health Publishing, 2011). Gaya hidup sehat tidak hanya terbatas pada makanan. Aktivitas fisik teratur, tidur cukup 7–9 jam per malam, dan manajemen stres turut mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Dalam kesimpulan, pola makan sehat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Selain itu, pola makan yang tidak seimbang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik, mental, dan juga produktivitas. Solusi yang tepat adalah untuk memiliki gizi seimbang, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, membaca label makanan, serta menerapkan mindful eating. WHO merekomendasikan lima porsi buah dan sayur per hari. Selain itu, gaya hidup sehat juga dapat mendukung kesehatan dalam jangka yang panjang.

 

Daftar Pustaka

Kelompok 19 CP H&E - SNY I SMG 25'26